Perjalanan dari Bandar Sri Begawan, Brunei menuju ke Kota Kinabalu, Malaysia bisa ditempuh dengan 2 cara, jalur laut dan jalur darat. Untuk perjalanan jalur laut bisa naik ferry dari pelabuhan Pekan Muara. Jangan tanya berapa harga dan bagaimana rasanya karena saya tidak memilih jalur ini. Saya memilih jalur darat dengan alasan, saya sudah terlalu sering naik kapal lintas kota, pulau dan provinsi di Indonesia. Jadi bus lintas negara ini pun menjadi moda transportasi pilihan saya menuju kota Sipitang, tempat Pakde (dari keluarga Ibu) saya bermukim. Sipitang adalah kota kecil pinggiran sungai yang berjarak 2 jam dari Kota Kinabalu.
Bus ini bisa dicegat di pinggiran sungai Brunei (Waterfront) yang dekat dengan terminal pada jam 8 pagi setiap hari. Harga tiket menuju ke Sipitang 35 dollar Brunei dengan seat 2-2 dan AC. Sedangkan tiket Brunei ke Kota Kinabalu seharga 45 dollar Brunei. Setelah menunggu hampir 15 menit bus ini pun muncul, dan saya orang pertama yang naik ke bus ini. Jangan khawatir dibohongi, bus ini punya tiket resmi yang dikeluarkan oleh kondektur bus saat bus akan segera berangkat.
Perjalanan menuju ke perbatasan Brunei - Malaysia memakan waktu sekitar 1 jam. Imigrasi checkpoint berada di daerah Kampong Limau Manis, Brunei atau biasa disebut sebagai Kuala Lurah checkpoint karena berada di jalan Kuala Lurah. Disini merupakan checkpoint 1 untuk keluar dari wilayah Brunei. Penumpang diharuskan keluar menuju loket imigrasi dengan paspor masing-masing. Sekitar 100 meter kemudian memasuki wilayah Sarawak, Malaysia yang berada di daerah Limbang. Imigrasi checkpoint Limbang ini bernama Tedungan Immigration Post. Ini imigrasi checkpoint ke 2 yang saya lewati. Nama jalannya? Masih jalan Kuala Lurah juga kok. :)
Dari Tedungan, bus kembali melanjutkan perjalanan menuju ke wilayah Pandaruan dengan lama perjalanan sekitar 1,5 jam. Disini kita menuju imigrasi checkpoint ke 3, Pandaruan Immigration Post. Lho kok? Bukannya saya sudah memasuki wilayah Malaysia? itu perbatasan mana lagi? Pas melihat paspor usai dicap, saya melihat cap keluar wilayah Malaysia. Meski bingung, saya tetap menerima paspor dengan senyuman manis ke petugas imigrasinya. Cowok cakep nan lucu euy.. hehehehe..
50 meter di depannya kemudian memasuki kembali imigrasi checkpoint untuk memasuki wilayah Brunei. Lho kok masuk Brunei lagi?? Beberapa saat berpikir, saya baru ingat kalau peta wilayah Brunei yang sekilas terlihat seperti huruf W itu sebenarnya berbentuk 2 huruf U yang nyaris berhimpitan, dengan wilayah Sarawak, Malaysia di antaranya. Jadi wajar saja kalau sekarang bus kembali memasuki wilayah Brunei lagi. Pos imigrasi Ujong Jalan atau Ujung Jalan ini adalah imigrasi checkpoint ke 4.
Setelah saya dan penumpang lainnya masuk kembali ke dalam bus, bus kembali melanjutkan perjalanan. Sekitar 2 jam lebih kemudian bus kembali memasuki wilayah perbatasan Brunei - Malaysia. Pos imigrasi ini berada di wilayah Temburong, Brunei. Karena berada di jalan Labu, maka pos imigrasinya pun bernama Labu Brunei Immigration and Customs Checkpoint. Ini adalah imigrasi checkpoint ke 5 hari ini dan 100 meter kemudian, memasuki imigrasi checkpoint ke 6, Mengkalap Immigration Post. Hmm.. karena sudah berada di wilayah Malaysia, saya memutuskan untuk tidur saja menuju perjalanan ke kota Sipitang. Toh, saya tidak akan menemui imigrasi checkpoint lagi kan?!
Oh ya?! Tentu saja tidak! Sekitar 2 jam lebih tertidur di bangku paling depan, saya terbangun mendengar teriakan kondektur bus "Paspor.. Paspor.. Paspor..". Sambil ngucek-ngucek mata, saya melihat keluar bus. Ternyata saya telah berada di imigrasi checkpoint Sarawak lagi. Lhaa.. kok?? Ngapain saya berada di pos imigrasi lagi?? Meski masih bingung, saya tetap keluar bus sambil membawa paspor dan ikut mengantri di loket imigrasi sambil berpikir keras, ini saya mau dibawa kemana sih? Saya melewati daerah apa ini? Apa mau balik lagi ke Brunei? Masa iya saya tidak dibawa ke tempat tujuan di kota Sipitang?
Usai paspor dikembalikan, saya melihat cap paspor tanda keluar dari wilayah Sarawak, Malaysia. Hah?? Kalau saya keluar wilayah Malaysia, nanti saya akan memasuki wilayah mana lagi nih?? Saya cuma bisa menatap paspor dengan cap dari Merapok Immigration Post, Sarawak sambil kembali duduk di dalam bus. Ini adalah imigrasi checkpoint ke 7 hari ini. *bengong sambil garuk-garuk kepala karena nyawa belum ngumpul sepenuhnya*
Beberapa saat kemudian pus bus memasuki imigrasi checkpoint ke 8 yaitu Sindumin Immigration Checkpoint. Pas di loket imigrasi inilah saya ditanya akan kemana dan pulang ke Indonesia kapan. Di 7 imigrasi checkpoint sebelumnya saya tidak ditanya apapun sama petugas imigrasinya. Saya pun menjawab "Saye nak ke Ulu Sipitang, jumpe keluarga dan akan pulang ke Indonesia dari KK (Kota Kinabalu) hari Sabtu". Setelah melihat paspor dan saya, petugas imigrasi pun memberikan cap masuk wilayah Sabah, Malaysia.
Heehh!!! Sabah dan Sarawak di Malaysia ini punya imigrasi yang berbeda?? Di Malaysia memang ada 13 negara bagian dan 3 wilayah persekutuan atau wilayah federal. Tapi masa sampai beda negara bagian saja butuh imigrasi yang berbeda? Berarti tiap negara bagian punya pemerintahan sendiri yang terpisah dari pemerintahan pusat begitu?? Ahh tak tau lah.. Yang pasti dalam satu hari 3 halaman paspor saya langsung terisi dengan 8 cap imigrasi dari 2 negara, Brunei dan Malaysia.
Uniknya lagi, pas saya akan pulang lewat KK, paspor saya tidak dicap keluar di bandara KK tapi cap keluar Malaysianya justru di bandara Kuala Lumpur. Lho kok? Kan Sabah dan Kuala Lumpur beda negara bagian? Saya sampai memastikan ke petugas imigrasi KK kalau benar saya akan mendapat cap keluar dari Malaysia saat transit di Kuala Lumpur. Kok saya tidak dapat cap keluar masuk di KK dan KL ya? *nagih buat banyak-banyakan cap di paspor* Hahahaha.. (EKW)
Bus ini bisa dicegat di pinggiran sungai Brunei (Waterfront) yang dekat dengan terminal pada jam 8 pagi setiap hari. Harga tiket menuju ke Sipitang 35 dollar Brunei dengan seat 2-2 dan AC. Sedangkan tiket Brunei ke Kota Kinabalu seharga 45 dollar Brunei. Setelah menunggu hampir 15 menit bus ini pun muncul, dan saya orang pertama yang naik ke bus ini. Jangan khawatir dibohongi, bus ini punya tiket resmi yang dikeluarkan oleh kondektur bus saat bus akan segera berangkat.
Perjalanan menuju ke perbatasan Brunei - Malaysia memakan waktu sekitar 1 jam. Imigrasi checkpoint berada di daerah Kampong Limau Manis, Brunei atau biasa disebut sebagai Kuala Lurah checkpoint karena berada di jalan Kuala Lurah. Disini merupakan checkpoint 1 untuk keluar dari wilayah Brunei. Penumpang diharuskan keluar menuju loket imigrasi dengan paspor masing-masing. Sekitar 100 meter kemudian memasuki wilayah Sarawak, Malaysia yang berada di daerah Limbang. Imigrasi checkpoint Limbang ini bernama Tedungan Immigration Post. Ini imigrasi checkpoint ke 2 yang saya lewati. Nama jalannya? Masih jalan Kuala Lurah juga kok. :)
Dari Tedungan, bus kembali melanjutkan perjalanan menuju ke wilayah Pandaruan dengan lama perjalanan sekitar 1,5 jam. Disini kita menuju imigrasi checkpoint ke 3, Pandaruan Immigration Post. Lho kok? Bukannya saya sudah memasuki wilayah Malaysia? itu perbatasan mana lagi? Pas melihat paspor usai dicap, saya melihat cap keluar wilayah Malaysia. Meski bingung, saya tetap menerima paspor dengan senyuman manis ke petugas imigrasinya. Cowok cakep nan lucu euy.. hehehehe..
50 meter di depannya kemudian memasuki kembali imigrasi checkpoint untuk memasuki wilayah Brunei. Lho kok masuk Brunei lagi?? Beberapa saat berpikir, saya baru ingat kalau peta wilayah Brunei yang sekilas terlihat seperti huruf W itu sebenarnya berbentuk 2 huruf U yang nyaris berhimpitan, dengan wilayah Sarawak, Malaysia di antaranya. Jadi wajar saja kalau sekarang bus kembali memasuki wilayah Brunei lagi. Pos imigrasi Ujong Jalan atau Ujung Jalan ini adalah imigrasi checkpoint ke 4.
Setelah saya dan penumpang lainnya masuk kembali ke dalam bus, bus kembali melanjutkan perjalanan. Sekitar 2 jam lebih kemudian bus kembali memasuki wilayah perbatasan Brunei - Malaysia. Pos imigrasi ini berada di wilayah Temburong, Brunei. Karena berada di jalan Labu, maka pos imigrasinya pun bernama Labu Brunei Immigration and Customs Checkpoint. Ini adalah imigrasi checkpoint ke 5 hari ini dan 100 meter kemudian, memasuki imigrasi checkpoint ke 6, Mengkalap Immigration Post. Hmm.. karena sudah berada di wilayah Malaysia, saya memutuskan untuk tidur saja menuju perjalanan ke kota Sipitang. Toh, saya tidak akan menemui imigrasi checkpoint lagi kan?!
Mengkalap Immigration Post, Sarawak. |
Usai paspor dikembalikan, saya melihat cap paspor tanda keluar dari wilayah Sarawak, Malaysia. Hah?? Kalau saya keluar wilayah Malaysia, nanti saya akan memasuki wilayah mana lagi nih?? Saya cuma bisa menatap paspor dengan cap dari Merapok Immigration Post, Sarawak sambil kembali duduk di dalam bus. Ini adalah imigrasi checkpoint ke 7 hari ini. *bengong sambil garuk-garuk kepala karena nyawa belum ngumpul sepenuhnya*
Beberapa saat kemudian pus bus memasuki imigrasi checkpoint ke 8 yaitu Sindumin Immigration Checkpoint. Pas di loket imigrasi inilah saya ditanya akan kemana dan pulang ke Indonesia kapan. Di 7 imigrasi checkpoint sebelumnya saya tidak ditanya apapun sama petugas imigrasinya. Saya pun menjawab "Saye nak ke Ulu Sipitang, jumpe keluarga dan akan pulang ke Indonesia dari KK (Kota Kinabalu) hari Sabtu". Setelah melihat paspor dan saya, petugas imigrasi pun memberikan cap masuk wilayah Sabah, Malaysia.
Heehh!!! Sabah dan Sarawak di Malaysia ini punya imigrasi yang berbeda?? Di Malaysia memang ada 13 negara bagian dan 3 wilayah persekutuan atau wilayah federal. Tapi masa sampai beda negara bagian saja butuh imigrasi yang berbeda? Berarti tiap negara bagian punya pemerintahan sendiri yang terpisah dari pemerintahan pusat begitu?? Ahh tak tau lah.. Yang pasti dalam satu hari 3 halaman paspor saya langsung terisi dengan 8 cap imigrasi dari 2 negara, Brunei dan Malaysia.
Uniknya lagi, pas saya akan pulang lewat KK, paspor saya tidak dicap keluar di bandara KK tapi cap keluar Malaysianya justru di bandara Kuala Lumpur. Lho kok? Kan Sabah dan Kuala Lumpur beda negara bagian? Saya sampai memastikan ke petugas imigrasi KK kalau benar saya akan mendapat cap keluar dari Malaysia saat transit di Kuala Lumpur. Kok saya tidak dapat cap keluar masuk di KK dan KL ya? *nagih buat banyak-banyakan cap di paspor* Hahahaha.. (EKW)
OH :O baru tahu kalau malaysia meski satu negar bisa berbeda - beda stempel imigrasinya gitu :|
ReplyDeleteiyaa.. saya juga baru tahu..
Deleteasik banget yak bisa ke malay - brunei :")
ReplyDeleteayooo dicobaaa... :))
Deletekok saya malah salah fokus ke bus itu yaaa.. duh cantik... :|
ReplyDeleteduhh saya cantik?? #salahfokus..
Delete:P
assalamualaikum wbt. untuk pengetahuan saudari, semasa malaya (semenanjung malaysia), sabah dan sarawak membentuk malaysia dahulu ada terkandung didalam perjanjian yang mana salah satunya sarawak dan sabah akan tentukan imigresen mereka sendiri. contohnya, saya dari selangor turut menggunakan passport untuk masuk ke sarawak. boleh saja guna kad pengenalan diri cuma nanti immigration akan beri cebisan pas lawatan untuk disimpan dan akan di periksa semasa keluar nanti. di sabah pun sama juga.
ReplyDeleteWaalaikum salam Wr. Wb.
Deleteternyata memang sudah lama ya sarawak dan sabah punya imigresen sendiri.. terima kasih atas infonya.. :)
Nambah pengetahuan nih. Belum pernah keluar negeri. Semoga segera merasakan juga T>T
ReplyDeletesemoga bisa jalan-jalan ke negara mana saja di dunia ini.
DeleteAmin!
wah, jadi mupeng ke sabah serawak. Di visa Malaysia ku juga ada aturan khusus bila ingin bepergian ke sabah serawak. Rupanya ini maksudnya ya...
ReplyDeleteiyaaa. saya juga baru tau soal perbedaan imigrasi sabah sarawak pas naik bus ini. Unik juga ya negeri tetangga.
DeleteSarawak adalah Wilayah Autonomi di Malaysia..Jika kamu dari Kuala Lumpur dan mau ke Sarawak, pasport harus distempel skali lagi. kayak HongKong dan China..
ReplyDeleteTerima kasih atas informasinya. saya pun baru tahu persoalan ini lepas traveling ke Sarawak dan sabah lalu.
Delete