Ini sudah pukul 22.00 WIT dan saya sudah terlelap ketika handphone di genggaman bergetar tanda sebuah panggilan masuk.
"Halo, mbak, om sudah di kota nih, kalau mau ikut ke temi ayo sudah"
Telepon singkat dari sepupu Bapak saya yang baru pulang dari Jayapura langsung membuat saya otomatis terbangun. Dalam waktu 5 menit pun langsung sigap memasukkan satu stel baju ke dalam tas dan dalam waktu 5 menit pun sebuah mobil hitam sampai di depan rumah di kilo 10, kota Sorong, Papua Barat.
Pukul 22.30 mobil pun begerak menembus dan membelah pekatnya jalanan di kabupaten Sorong menuju kota Teminabuan, kabupaten Sorong Selatan. Lantunan lagu dari Noah menemani sepanjang perjalanan. Sungguh, kalau boleh memilih lagu sendiri saya akan meminta lagunya Bon Jovi "It's My Life" untuk menemani perjalanan 3 jam menuju Teminabuan. Hehehe.
Sesekali kami menembus kabut di tengah hutan lebat sehingga laju kendaraan pun berkurang. Kicauan burung serangga malam sering terdemgar, kadang menjauh, kadang mendekat.
Hutan disini lebat. Pohon-pohon tingginya tertutup dengan semak belular yang merambat naik di batang dan tajuk tertingginya. Sesekali kami melintasi beberapa rumah dan jalanan rusak. Saat terlihat rumah itulah cahaya tambahan lain yang kami dapatkan selain lampu mobil kami.
85 persen jalanan Sorong - Teminabuan beraspal mulus. Hanya beberapa bagian saja yang sedikit rusak. Ada beberapa bagian juga yang sedang diperbaiki bahkan di cor. Namun ada sebagian pula yamg dibiarkan begitu saja.
Melintasi distrik Klasafet, kami melewati kampung kecil dengan beberapa puluh rumah. Lalu kembali kendaraan memasuki pekatnya hutan Papua Barat Daya. Sekitar pukul 02.10 WIT mobil pun memasuki wilayah kota Teminabuan yang senyap di pagi buta. Saatnya rebah memejamkan mata sejenak sebelum melihat kota kecil ini saat mentari bersinar dalam beberapa jam lagi. (EKW)
"Halo, mbak, om sudah di kota nih, kalau mau ikut ke temi ayo sudah"
Telepon singkat dari sepupu Bapak saya yang baru pulang dari Jayapura langsung membuat saya otomatis terbangun. Dalam waktu 5 menit pun langsung sigap memasukkan satu stel baju ke dalam tas dan dalam waktu 5 menit pun sebuah mobil hitam sampai di depan rumah di kilo 10, kota Sorong, Papua Barat.
Pukul 22.30 mobil pun begerak menembus dan membelah pekatnya jalanan di kabupaten Sorong menuju kota Teminabuan, kabupaten Sorong Selatan. Lantunan lagu dari Noah menemani sepanjang perjalanan. Sungguh, kalau boleh memilih lagu sendiri saya akan meminta lagunya Bon Jovi "It's My Life" untuk menemani perjalanan 3 jam menuju Teminabuan. Hehehe.
Sesekali kami menembus kabut di tengah hutan lebat sehingga laju kendaraan pun berkurang. Kicauan burung serangga malam sering terdemgar, kadang menjauh, kadang mendekat.
Hutan disini lebat. Pohon-pohon tingginya tertutup dengan semak belular yang merambat naik di batang dan tajuk tertingginya. Sesekali kami melintasi beberapa rumah dan jalanan rusak. Saat terlihat rumah itulah cahaya tambahan lain yang kami dapatkan selain lampu mobil kami.
85 persen jalanan Sorong - Teminabuan beraspal mulus. Hanya beberapa bagian saja yang sedikit rusak. Ada beberapa bagian juga yang sedang diperbaiki bahkan di cor. Namun ada sebagian pula yamg dibiarkan begitu saja.
Melintasi distrik Klasafet, kami melewati kampung kecil dengan beberapa puluh rumah. Lalu kembali kendaraan memasuki pekatnya hutan Papua Barat Daya. Sekitar pukul 02.10 WIT mobil pun memasuki wilayah kota Teminabuan yang senyap di pagi buta. Saatnya rebah memejamkan mata sejenak sebelum melihat kota kecil ini saat mentari bersinar dalam beberapa jam lagi. (EKW)
Membayangkan, pagi buta melintas di tengah hutan lebat di Papua. Pengalaman yang luar biasa
ReplyDeleteiyaaa.. rasanya antara ngeeri-ngeri sedap sama tajub dan excited bercampur jadi satu euy..
DeleteMemangnya mau kemana mba? tapi disana aman-aman aja kan? (:
ReplyDeletemau ke daerah Teminabuan mbak. tapi disana cukup aman kok.. :)
Deleteselamat menikmati papua mba!
ReplyDeleteterima kasih, mbak :)
DeleteJadi inget mama waktu dinas di Papua, tepatnya Biak, ceritanya seru dan beda dr Jawa😊
ReplyDeletesemua cerita di Papua itu seru-seru deh pokoknya..
Deleteketemu orang di jalan aja bisa jadi cerita.
hehehe
hati hati mba, sellau waspada dan hati hati saat berpergian :
ReplyDeleteKita memang harus selalu hati2 dan waspada selalu dimanapun kita berada.
DeleteTerimakasih 😊
Suasananya kok mirip di kampung saya, pepohonan besar dan minim cahaya. Berarti sorong tergolong daerah yang masih beruntung.
ReplyDeleteOh ya?
DeleteYahh namanya juga desa di tengah hutan ya, mas.. jd gelap gulita gitu. Tapi enak sih.. jadi lebmastenang dan damai terasa
Baru asik baca ceritanya, eh udah selesai wkwkwk. Kayaknya seru ya perjalanan tengah malam di tempat antah berantah. Btw itu maksudnya naik angkot atau bus mbak?
ReplyDeleteSebenarnya ini nulisnya pas lagi di mobil yang ngebut di jalanan berkelok-kelok di tengah hutan jadi rada-rada susah waktu itu nulisnya. Jadi endingnya sebenarnya gak ada pas nulisnya sih..
DeleteHehehehe
kalau belum familiar mah serem ya melintasi hutan papua barat malam2..
ReplyDelete-Traveler Paruh Waktu
saya juga kurang familiar sih sama hutan papua barat karena sudah 10 tahun gak pulang, namun karena bareng sama keluarga jadi tidak terlalu serem juga sih jadinya. hehehe
Delete