Meski bapak saya orang Jawa Tengah dan Ibu saya
campuran Sulawesi Tenggara dan Maluku, namun saya dibesarkan di tanah Papua
Barat. Dulu, tahun 1983 saat keluarga saya pertama kali pindah ke kota Sorong
untuk mengikuti bapak yang bertugas sebagai nahkoda kapal, provinsi di ujung
timur Indonesia ini hanya ada 1, yaitu provinsi Irian Jaya.
Begitu sampai di Temi, saya
berkesempatan menengok sejenak pasar lokal disana dan membeli beberapa bahan
makanan. Senyum lebar dan keramahan khas orang Papua mampu membuat perjalanan
yang melelahkan tadi malam menjadi lebih indah. Beberapa kali saya
mengarahkan kamera ke beberapa wajah-wajah ramah dan ceria di pasar tersebut.
"Ada danau bagus di Ayamaru" demikian
pesan singkat adik saya yang sedang berada di Ende, NTT. Usai makan siang, saya
pun ditemani dan diantarkan menuju ke danau tersebut. Perjalanan dari
Teminabuan ke Ayamaru memakan waktu sekitar 2-3 jam perjalanan darat. Dan
sesampainya di Ayamaru saya kembali melihat pembangunan bandara di Ayamaru yang
sudah hampir rampung. Sepertinya perjalanan Wonderful Indonesia di
pedalaman Papua Barat Daya di masa mendatang akan lebih mudah diakses dengan
berbagai pilihan moda transportasi.
Sekitar 1 jam saya dan keluarga berkeliling mencari danau tersebut di Ayamaru ini. Harap maklum, danau ini belum banyak diketahui orang luar. Hanya orang lokal yang pernah kesana yang hapal letaknya. Saya beruntung anggota keluarga di Temi pernah berkunjung ke danau ini beberapa tahun silam. Meski sedikit meraba-raba di antara rimbunnya hutan Papua Barat Daya, akhirnya kami pun sampai di danau yang dinamakan sesuai dengan lokasinya.
Inilah danau Framu, danau dengan air sebening kaca yang jernih di tengah pedalaman hutan Papua Barat Daya. Saking beningnya, di bawah terpaan sinar matahari warna danau ini memancarkan semburat biru toska yang cantik, kontras dengan hijaunya hutan disekelilingnya. Sebuah perahu kayu kecil tersandar di pinggirannya. Lukisan alam yang sempurna ini membuat saya betah berlama-lama berdecak kagum menatapnya.
Makanya pertengahan tahun 90-an saat
saya pindah untuk melanjutkan sekolah di Jawa Tengah, saya sering menyebut diri
sendiri sebagai anak Irian. Teman-teman pun menyebut saya sebagai ‘Cah Papua’
karena saat itu nama provinsi Irian Jaya berganti menjadi provinsi Papua. Lalu
pada tahun 1999, provinsi dengan pulau terbesar ini pun mekar menjadi 2
provinsi, yaitu Papua dengan Ibukota Jayapura dan Papua Barat dengan ibukota
Manokwari.
Pada tahun 2022, Papua pun mekar menjadi 6 provinsi, dimana provinsi Papua Barat kini dipecah menjadi 2 provinsi yaitu Papua Barat Daya dengan ibukota Sorong dan Papua Barat dengan ibukota Manokwari, lalu Papua Pegunungan dengan ibukota Jayawijaya, Papua Tengah dengan ibukota Nabire, Papua Selatan dengan ibukota Merauke, dan Papua dengan ibukota Jayapura.
Sejak pindah ke pulau Jawa, saya pun jarang
mengunjungi kembali kota Sorong, kota minyak Papua Barat Daya tempat saya dibesarkan
itu. Maklum, harga tiket baik pesawat maupun kapal cukup tinggi saat itu.
Terakhir saya pulang ke Sorong pada tahun 2008. Alhamdulillah, tahun lalu,
2017, saya mendapat rejeki sebuah tiket pesawat PP yang membuat saya
bisa menginjakkan kaki kembali di tanah Papua Barat Daya pada bulan Mei 2018. 10
tahun sudah saya tidak pulang.
Rasa haru membuncah di dada tatkala pesawat yang saya tumpangi mendarat dengan mulus di bandara Domine Eduard Osok. 10 tahun lalu, bandara ini punya rupa yang jauh berbeda. Tidak ada garbarata, tidak ada mesin pengangkut bagasi di dalam ruangan, bahkan tidak ada bangunan 2 lantai disini saat itu. Sedikit titik airmata menetes di sudut mata saat menghirup udara di kampung halaman saya ini dan melihat perubahannya.
Rumah saya tak jauh dari bandara, hanya 15 menit jalan kaki. Itu sebabnya saya menolak semua tawaran taksi dan ojek yang ingin mengantarkan saya. Saya ingin berjalan menyusuri kembali kota ini, seperti dulu saat pulang sekolah SD dan usai menikmati pemandangan pesawat landing dan take off dari bandara ini kala masih berupa padang rerumputan semata.
Beberapa hari di kota Sorong, saya berniat untuk melihat sudut lain Papua Barat Daya. Di Sorong, semua turis ingin melihat Wonderful Indonesia di kepulauan Raja Ampat. Saya bermaksud menembus pekatnya hutan Papua Barat Daya menuju sebuah danau yang menjadi sumber mata air bersih terbesar di kabupaten Ayamaru dan sekitarnya.
Baca Juga : Menembus Malam di Hutan Papua Barat
Perjalanan saya diawali dengan menuju ke
Teminabuan, kota kecil di kabupaten Sorong Selatan berjarak sejauh lebih dari
150 kilometer atau sekitar 3-4 jam perjalanan darat. Di Temi (demikian biasa
orang lokal menyebutnya) ternyata ada sebuah bandara kecil yang bisa didarati
pesawat kecil. Jika terburu-buru, maka opsi jalur udara ke Temi pun bisa
ditempuh.
Bandara Domine Eduard Osok, Sorong, Papua Barat |
Rasa haru membuncah di dada tatkala pesawat yang saya tumpangi mendarat dengan mulus di bandara Domine Eduard Osok. 10 tahun lalu, bandara ini punya rupa yang jauh berbeda. Tidak ada garbarata, tidak ada mesin pengangkut bagasi di dalam ruangan, bahkan tidak ada bangunan 2 lantai disini saat itu. Sedikit titik airmata menetes di sudut mata saat menghirup udara di kampung halaman saya ini dan melihat perubahannya.
Rumah saya tak jauh dari bandara, hanya 15 menit jalan kaki. Itu sebabnya saya menolak semua tawaran taksi dan ojek yang ingin mengantarkan saya. Saya ingin berjalan menyusuri kembali kota ini, seperti dulu saat pulang sekolah SD dan usai menikmati pemandangan pesawat landing dan take off dari bandara ini kala masih berupa padang rerumputan semata.
Beberapa hari di kota Sorong, saya berniat untuk melihat sudut lain Papua Barat Daya. Di Sorong, semua turis ingin melihat Wonderful Indonesia di kepulauan Raja Ampat. Saya bermaksud menembus pekatnya hutan Papua Barat Daya menuju sebuah danau yang menjadi sumber mata air bersih terbesar di kabupaten Ayamaru dan sekitarnya.
Baca Juga : Menembus Malam di Hutan Papua Barat
jalan darat Sorong - Teminabuan, Papua Barat |
Orang Papua di pasar Teminabuan |
Sekitar 1 jam saya dan keluarga berkeliling mencari danau tersebut di Ayamaru ini. Harap maklum, danau ini belum banyak diketahui orang luar. Hanya orang lokal yang pernah kesana yang hapal letaknya. Saya beruntung anggota keluarga di Temi pernah berkunjung ke danau ini beberapa tahun silam. Meski sedikit meraba-raba di antara rimbunnya hutan Papua Barat Daya, akhirnya kami pun sampai di danau yang dinamakan sesuai dengan lokasinya.
Inilah danau Framu, danau dengan air sebening kaca yang jernih di tengah pedalaman hutan Papua Barat Daya. Saking beningnya, di bawah terpaan sinar matahari warna danau ini memancarkan semburat biru toska yang cantik, kontras dengan hijaunya hutan disekelilingnya. Sebuah perahu kayu kecil tersandar di pinggirannya. Lukisan alam yang sempurna ini membuat saya betah berlama-lama berdecak kagum menatapnya.
Baca Juga : Ada Danau Bagus di Ayamaru
Ingin rasanya lebih lama berada disini untuk
menikmati keindahannya. Namun matahari di ufuk barat semakin tenggelam membuat
saya dan keluarga harus segera pergi meninggalkannya.
Danau Framu di Ayamaru |
Beberapa penduduk sedang beraktifitas di sekitar danau Framu di Ayamaru |
Menikmati #WonderfulIndonesia
dari pedalaman Papua Barat Daya, jadi momen di tahun 2018 yang tidak akan
terlupakan. Masih banyak tempat-tempat indah yang tersembunyi dibalik
rerimbunan hutan Papua Barat Daya dan hutan lainnya di seluruh wilayah Indonesia. (EKW).
papua ini bener2 cocok deh sama kata-kata wonderful indonesia, karena banyak sekali tempat yang belum banyak di eksplor orang-orang juga, selain karena jauh dan memang tidak mudah untuk kesana yah,, kalau inget papua pasti kebayangnya langsung raja ampat
ReplyDeletePadahal Papua itu luas banget jadi masih banyak banget daerah yang bisa dieksplore di pedalamannya euy.
Deletemakanya kalau ada kesempatan untuk eksplore Papua dan Papua Barat lagi biasanya langsung saya ambil tuh. kapan lagi. hehehe
seger banget itu sayur-sayurannya mas
ReplyDeletesayuran disana memang segar-segar karena biasanya langsung dari kebon di rumah.
Deletebtw, saya cwe lho. itu yang jual sayuran juga emak-emak lho. hehehe
Kereeenn! Aku selalu takjub dgn energi Ibu2 di Papua ini
ReplyDeleteKindly visit my blog: bukanbocahbiasa(dot)com
ibu-ibu Papua itu bisa jalan berjam-jam dan berpuluh-puluh kilometer melintasi hutan demi menjualkan barang daganganya di pasar lho..
Deleteemak-emak luar biasa mereka itu
Salah satu tujuan wisata aku juga nih Papua dengan segala kelebihannya ya yang mendunia malah sekarang.
ReplyDeleteYukss main ke Papua dan Papua Barat. Masih banyak destinasi cantik yang tersembunyi disana
Deleteini mah bener-bener hidden paradise,, baru tau klo ada danau ini dari tulisan mbak endah..
ReplyDelete-Traveler Paruh Waktu
saya juga kalau tidak dikasih tau adik saya juga gak bakal tahu soal danau ini mas. hehehe
DeleteSetujuuu... Papua Barat memang cantik, semoga menjadi Provinsi konservasi pertama di dunia ya, agar keanekaragaman hayati nya terjaga. Kepengen banget bisa eksplor Papua Barat, khususnya daerah Kaymana. Semoga suatu hari nanti :)
ReplyDeleteKeanekaragaman hayati di Papua dan Papua Barat memang masih belum tersentuh. mudah-mudahan lestari selalu.
DeleteSaya juga belum banyak eksplor di Papua Barat nih. pengen main kesana lagi euy.
Ya Allaaaah indah bangeeeet. Kepingin bisa jalan-jalan keliling Indonesia tapi tiket domestik lebih mahal ketimbang tiket ke LN :( mudah-mudahan kubisa menjelajah nusantara dan jadi makin punya cara pandang yang luas dan bijak lewat perjalanan :)
ReplyDeleteTiket Indonesia Timur lebih mahal karena jaraknya memang juga lebih jauh mba. Sekali terbang bisa lebih dari 4 jam. sama kayak ke Jepang tuh. hehehe.
DeleteMbaaaa aku iri iihh kamu udah keliling indonesia kayaknya.
ReplyDeleteDanaunya indah banget. Aku cumau tau raja ampat (meski blm pernah kesana). Apa danau ini juga udh jd tempat wisata mba?
Saya juga belum pernah ke Raja Ampat euy. karena berat di ongkos. hahaha.
Deletebelum seluruh Indonesia kok, baru 25 provinsi lah.
danau itu sudah jadi wisata buat penduduk lokal sih, karena tersembunyi gitu.
aku belum pernah ke Papua. pengen banget ke sana kapan-kapan...
ReplyDeletemudah-mudahan bisa segera main-mai ke Papua dan Papua Barat ya. Amin!
DeleteWahhh jadi mengenal tempat baru dan wisata baru di nIndonesia ini, terima kasih atas informasi wisata ini
ReplyDeletesenang juga jika artikel ini berguna buat anda. Terima kasih :)
DeleteIndonesia benar benar indah!
ReplyDeleteIndahnya Indonesiaku.
DeletePapua juga indah ya tempatnya. Alam Indonesia memang keren
ReplyDeletemasih banyak tempat indah di Indonesia di pelosok-pelosok negeri.
Deleteeksplor Wonderful Indonesia mah gak akan ada habisnya ceu.
Cantiiiik banget Kak! Jadi pengen banget ke Papua dan explore tempat-tempat cantik ini. Duh, Indonesia emang juara banget deh.
ReplyDeleteYuks sekali-sekali main ke Papua. bikin tabungan khusus Papua biar bisa sekalian eksplor yang lama disana.
DeleteDuuh, kepingin banget aku ke Papua.. Baru sampai Maluku aja nih aku :(
ReplyDeleteku sudah lama tidak main ke Maluku malah.
Deleteyuks lah berdoa, semoga mbak Marga kesampean ke Papua, saya kesampean ke Maluku. Amin!
Entah kenapa kalo denger kata Papua bener2 Indonesia banget. Mungkin gak semua orang ya yg tau keindahan Indonesia bukan cuma Bali aja :)
ReplyDeletebetul. Indonesia bukan cuma Jawa dan Bali. Indonesia itu dari Sabang sampai Merauke.
DeleteAlam yang indah walaupun di pelosok.
ReplyDeleteBisa menjadi kunjungan wisatawan domestik dan asing
banyak wilayah di pelosok negeri yang indah dan tersembunyi.
Deletepunya banyak potensi wisata yang menarik untuk dikunjungi ya.
Aduh itu danaunya bagusnyaaaaaaa... pengen banget ih aku ke Papua, enakan ngajak teman-teman yang suka traveling nih
ReplyDeleteIya mbak. ke Papua memang enaknya ramai-ramai biar enak share costnya euy.
DeleteWih danaunya bening kristal.. emang danau-danau di Papua nih keren-keren.. belum lagi udang2nya yang katanya besar-besar, btw disini ada juga ikan/udangnya?
ReplyDeleteAlam Papua dan Papua Barat masih asri banget sih, jadi ya masih pada bening-bening begini deh. Disini juga ada udang dan ikan sih, paling banyak ikan, karena keliahatan kok gerombolan ikan di danau yang bening ini. Bahkan pas saya baru sampai ada beberapa orang yang sedang mancing tuh di danau ini.
DeletePapua itu impianku yang belum terkabul. Semoga segera. Aminn
ReplyDeleteSemoga disegerakan impiannya menjelajah Papua, Amin!!
DeletePapua Barat salah satu destinasi impianku yang belum tercapai ,, semoga saja tahun depan saya bisa kesana ya,,mohon doanya kak.
ReplyDeleteSemoga disegerakan impiannya menjelajah Papua Barat tahun depan. Amin!!
DeleteDanau nya cantik, sangat tepat masuk dalam wonderfull Indonesia, karena memang di Indonesia, setiap danaunya memiliki ciri khas
ReplyDeleteBetul banget mbak. saya saja sampai terpesona melihat danau ini dan sempat tidak mau pulang. hehehe
DeletePapua indah ya... moga satu saat bisa dateng ke sana
ReplyDeleteIya mbak. pulau yang satu ini memang indah sekali. Jauh-jauh main kesana pasti sangat berkesan lho. Semoga suatu saat bisa segera menyambangi Papua ya mbak. Amin!
Deletewaw ada danau tersembunyi. Jangan bilang ke banyak orang, ya, nanti jadi kurang terawat.
ReplyDeleteby the way, foto sayuran di pasar itu sepertinya dikelompokkan sepaket-sepaket. Maksudnya apa ya?
danaunya saking tersembunyinya plang namanya juga gak ada lho. hehehe.
Deletehanya orang lokal yang tahu.
FYI di pasar Papua memang sering dijual sepaket begitu, jadi hitungnya gak pakai timbangan. Timbangan rada susah soalnya di daerah. jadi takarannya biasanya satu mangkok apa satu genggam gitu deh.
dan orang-orang disana jarang yang beli sayuran satuan gitu deh, maunya dicampur-campur, macam sayur sop atau sayur asem gitu, tapi sekalian sama cabe tomat buat sambelan sekalian. gituuu..
Danaunya bening, natural. Kalau cuma duduk menghadap danau di bawah pohon besar gitu, bakal betah. Bener2 hidden paradise.
ReplyDeleteIya mbak. saya aja sempat gak mau pulang, mau ngecamp gitu disini. tapi gak bawa tenda. hehehe.
Delete