Ada
beberapa alasan mengapa saya lebih memilih Kota Kinabalu (KK) sebagai kota
pertama tujuan wisata ke Malaysia dibandingkan dengan kota lainnya.
1. Saya memiliki keluarga disana yang sangat ingin saya
kunjungi
2. Hiking ke gunung Kinabalu yang terkenal sebagai gunung
tertinggi se Asia Tenggara
3. Kinabalu adalah kota kecil sehingga kemungkinan biaya
hidup lebih murah (balik lagi ke urusan dompet.. hehehe..)
4. Kinabalu terletak di pinggir pantai sehingga objek wisata
yang ingin dilihat lebih variatif, dari tempat tertinggi hingga tempat
terendah.
Seusai mendaki gunung Kinabalu kemarin, pagi ini saya bangun dengan kaki masih terasa sakit. Jarak antara kamar dan kamar mandi yang cuma 5 meter, harus saya tempuh dalam waktu 5 menit, itu sudah paling cepat. Hahahaha…
Seusai mendaki gunung Kinabalu kemarin, pagi ini saya bangun dengan kaki masih terasa sakit. Jarak antara kamar dan kamar mandi yang cuma 5 meter, harus saya tempuh dalam waktu 5 menit, itu sudah paling cepat. Hahahaha…
Untungnya
saya mendapat bantuan pengobatan dari ibunya Fiona yang dengan sukarela
mengoleskan balsam dan menempelkan koyo di kedua lutut saya semalam sehingga
pagi ini rasa sakit sedikit berkurang dan saya bisa sedikit mengontrol kendali
lutut saya.
Hari
ini hari terakhir saya di KK. Meski dengan kaki yang masih terasa sakit, saya
tetap ingin berkeliling kota. Maklum sejak kedatangan saya 4 hari yang lalu,
saya sama sekali belum melihat KK. Saya terlalu sibuk mengunjungi saudara saya
di kota lain dan hiking ke gunung.
Salah satu sudut Kota Kinabalu |
Telepon Umum |
Setelah
makan kita pun menuju ke bandara, untuk check in bagasi. Setelah itu kita pun
segera menuju ke Universiti Malaysia Sabah. Lho mau apa saya disana? Weitss..
tenang, saya bukan mau mendaftar kuliah disana, namun teman saya ini
bekerja sebagai dosen freelance Bahasa
Inggris disana. Dia ada keperluan mengurus sesuatu disana. Setelah itu kita pun menuju ke museum Sabah. Kalian tahu lah kalau saya itu suka wisata museum, jadi mesti ke negeri orang, teteup dong museum wajib dikunjungi.
Biaya masuk ke museum Sabah cukup murah, cuma 2 RM. Namun sayangnya masuk ke museum ini artinya tidak boleh memotret. Sesaat sebelum masuk petugasnya sudah melihat saya menenteng kamera DSLR dan meminta saya untuk mematikan dan memasukkannya ke dalam tas kamera. Yahh.. sayang sekali isi di dalam museum berlantai 2 ini tidak bisa difoto.
Di sebelah kanan adalah loket tiket masuk dan toko souvenir Di sebelah kiri adalah pintu masuk museum |
Di dalam museum ini terdapat kerangka ikan paus, tepat di depan pintu masuk, di tengah-tengah ruangan. Di samping kanan gedung terdapat pajangan berisi kebudaayan Malaysia seperti baju daerah, kain tenun, dan berbagai macam keramik. Di bagian kiri gedung adalah bagian alam dari Malaysia, mulai dari hewan darat dan air, tumbuh-tumbuhan hingga replika goa dan hasil buminya ada disini.
Setelah dari museum Sabah, destinasi berikutnya adalah ke Gedung Yayasan Sabah a.k.a Menara Tun Mustapha, bangunan tertinggi di
KK.Gedung ini merupakan gedung perkantoran sekitar 30 lantai. Berdasarkan yang saya baca kita bisa naik ke lantai 15 karena ada restoran disana.
Menara Tun Mustapha |
Namun sayangnya pas
kita kesana ternyata restoran itu sudah tutup 2 tahun yang lalu! Teman saya
memang bilang sih kalau makanan di restoran itu terlalu biasa rasanya, bahkan
di sebuah situs website juga menyebutkan restoran ini harganya agak mahal untuk
rasa yang terlalu biasa. Ternyata review itu benar adanya. Hohoho…
Floating Mosque or Bandaraya Mesjid |
Setelah
itu kita menuju ke Floating Mosque atau mesjid terapung. Nama asli mesjid ini
adalah Mesjid Bandaraya. Mesjid ini mulai dibangun sejak 1989 dan selesai pada
tahun 1999. Sebenarnya mesjid ini tidak
benar-benar terapung, cuma dikelilingi dengan air laut yang sedang pasang. Disekitar
mesjid ini juga ada sepeda air untuk berkeliling di kolam sekitar mesjid. Namun
karena saya sedang terburu-buru, saya
tidak sempat melihat interior mesjid ini jadi cuma numpang foto saja deh.
State Mosque of Kota Kinabalu |
Setelah
ini kita menuju ke State Mosque atau Mesjid Raya Kota Kinabalu. Bangunan mesjid
ini cukup unik menurut saya, mirip istana aladin. Hehehe.. Mesjid ini dibangun
pada tahun 1970 dan selesai pada tahun 1974. Mesjid ini bisa menampung hingga 5000
orang. Pemerintah Malaysia (atau Kota Kinabalu yaa??) juga membangun balkon
tambahan untuk menampung jamaah wanita hingga 500 orang.
Seusai
menikmati arsitektur mesjid ini, saatnya menikmati pemandangan khas kota
Kinabalu yaitu pantai. Pantai paling terkenal di KK adalah Pantai Tanjung Aru. Di
sekitar pantai ini sudah banyak resort tapi masuk kesana bebas biaya alias
gratis kok. Kata teman saya, sunset disini bagus lho.. Arghh.. secara pesawat
saya berangkat jam 5 sore kan artinya tidak bisa lihat sunset donk.. sedihnya!
Tapi tak apa lah.. saya cukup menikmati suasana di pantai Tanjung Aru yang
sangat bersih. Saat itu pantainya pun sepi, jadi berasa pantai milik saya.
Hehehe..
Pantai Tanjung Aru |
Setelah
itu saya diajak Fiona melihat salah satu resort hotel paling terkenal di
kawasan Tanjung Aru ini. Namanya Shangri-la Tanjung Aru resort and spa. Disini
kita masuk kedalam lobby hotel dan berjalan
kesana-kemari sambil mengambil gambar. Lucunya, kita kan bukan tamu hotel ini,
tapi pegawai hotel itu cuek saja melihat kita mondar-mandir sambil memotret
disana-sini. Barangkali kita dikira tamu hotel ini kali ya. Hehehe..
Shangri-La Tanjung Aru Resort and Spa |
Setelah
dari sini, waktu sudah menunjukkan pukul 15.00 waktu setempat, waktunya menuju
ke bandara. Perjalanan ke KK cukup menyenangkan meski saya belum sempat melihat
KK lebih dalam dan detail. Saya masih penasaran dengan suku asli KK yaitu suku
Kadazandusun.
Sayangnya waktu saya di KK terlalu singkat sehingga saya belum
sempat mengunjugi pusat kebudayaan suku Kadazandusun. Lain kali saya
mengunjungi KK, maka saya pasti akan mempelajarinya. Hingga saat itu tiba,
selamat jalan dan sampai bertemu kembali. Saatnya pulang kembali ke Indonesia. :) (EKW)
Comments
Post a Comment