Pertama kali menginjakkan kaki di Sumatera Barat, saya tidak berpikir akan bisa kemana-mana karena ini merupakan dinas kantor yang (seperti biasa) waktunya mepet. Saat sedang dalam perjalanan dari Padang menuju ke Bukittinggi dan bermaksud mencari tempat makan siang, supir mobil rental menyarankan untuk makan di daerah Tanah Datar dengan alasan "Bisa sekalian refreshing karena pemandangannya bagus". Saya sih mengiyakan saja. Ikut kata akamsi (anak kampung sini) aja lah.. hehehe..
Beberapa saat sebelum sampai di rumah makan, saya melihat di kejauhan ada air terjun di antara pepohonan. Dan, ternyata rumah makan yang kita tuju cuma 100 meter dari air terjun tersebut. Ohh.. ini pemandangan bagusnya tohh.. *angkat dua jempol*. Itu air terjun Lembah Anai namanya.
Beberapa saat sebelum sampai di rumah makan, saya melihat di kejauhan ada air terjun di antara pepohonan. Dan, ternyata rumah makan yang kita tuju cuma 100 meter dari air terjun tersebut. Ohh.. ini pemandangan bagusnya tohh.. *angkat dua jempol*. Itu air terjun Lembah Anai namanya.
Air terjun ini terletak di kawasan cagar alam Lembah Anai, kecamatan Sepuluh Koto, kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat. Tingginya mencapai 60 meter. Airnya berasal dari aliran sungai Batang Anai di gunung Singgalang. Karena letaknya yang berada di tepi jalan yang menghubungkan Padang dan Bukittinggi, air terjun ini menjadi tempat singgah dan rekreasi bagi para pejalan.
Saat saya mengunjungi air terjun ini, daerah Sumatera Barat masih mengalami musim kemarau sehingga aliran airnya tidak terlalu besar. Saat musim penghujan, aliran air terjun ini bisa sangat besar bahkan bisa merubuhkan jembatan. Berdasarkan berita yang saya baca di beberapa media, awal bulan April tahun ini aliran air terjun ini meluap dan menimbulkan banjir serta mengakibatkan kemacetan parah di jalur Padang - Bukittinggi. Jadi, tidak disarankan mengunjungi atau melewati wilayah ini saat curah hujan tinggi.
Di samping air terjun, terdapat juga rel kereta api yang dibangun pada tahun 1891 untuk menghubungkan kota Padang dan Padang Panjang. Jalur kereta ini berhenti beroperasi pada tahun 2002. Perbedaan rel kereta di Sumatera dan di Jawa adalah adanya tambahan jalur besi di tengah-tengah rel kereta. Jalur besi tambahan itu artinya kereta memiliki tambahan alat mekanik untuk jalur yang menanjak. Ya! Karena kontur Sumatera yang berbukit-bukit, sebagian rel memiliki jalur yang menanjak. Saat ini PT Kereta Api Indonesia berencana akan merevitalisasi dan mengaktifkan kembali kereta lintas Sumatera. Wahh!! Jadi tidak sabar menunggu jalur kereta ini aktif kembali. Untuk saat ini, kita nikmati dulu pemandangan alam cantik di sekitar rel kereta ini. (EKW)
Baru dari fotomu ini mbak, aku lagi ngerti kalau relnya itu dipakai buat tempat njemur baju, tikar, dan... kasur???
ReplyDeleteHahahahaha.. emang lucu sih.. tapi jadi unik juga kan klo di foto..
DeleteLucu banget pada jemuran di jalur keretanya haha
ReplyDeletehehehehe.. pemandangan disini emang lucu sekaligus ngangenin..
Deletesaya sampe diteriakin sama Leader karena kelamaan nongkrong disitu..
:P