Main-main ke Sumatera Barat, terutama kota Bukittinggi rasanya kurang sempurna kalau tidak mencicipi nasi kapau. Namun mencari nasi kapau yang benar-benar enak, enak di lidah dan enak di kantong memang tidak mudah. "Saya pernah makan di nasi kapau Bukittingi dan pas bayar kena 'tembak' 60 ribu dong ndah. Mana rasanya biasa aja lagi. Hadeuhh" keluh seorang teman saat menceritakan pengalamannya di Bukittinggi. Makanya saat supir mengajak makan nasi kapau, saya bersikap 'antara mau dan tidak mau tapi terserah deh soalnya saya lapar' Wkwkwkwk..
Saya dan team pun di bawa ke pasar Ateuh atau pasar Atas. Warung nasi Kapau ini terletak di Los Lambung pasar Atas
(Ateuh), tak jauh dari landmark Jam Gadang, Bukittinggi. Di sana,
deretan penjual nasi Kapau berbagai los siap memanjakan perut Anda. Mesti sedikit jeli mencari posisi los Uni Lis karena posisinya yang berada di tengah-tengah.
Begitu memasuki los nai kapau Uni Lis, kita sudah disambut dengan barisan baskom berisi lauk-pauk beraneka ragam yang
berjumlah belasan tersusun rapi di meja bertingkat. Hidangan ini semakin
lengkap dengan senyumanUni Zar, generasi ketiga dari Uni Lis yang siap melayani pembeli
dengan centong kayu panjang miliknya.
Lalu apa bedanya sih nasi padang dan nasi kapau? Bedanya ada di penggunaan santan. Pada nasi padang hanya beberapa menu saja yang menggunakan santan, sedangkan nasi kapau hampir seluruh masakan termasuk sayur dimasak dengan santan. "Biar lebih sedap dan gurih" ujar supir.
Seporsi nasi kapau dengan sayur dan dendeng balado cabe ijo pun puas menguggah selera makan. "Uni, dendengnya nambah ya" ujarku sambil disambut ledekan teman yang berkata, "Ciee.. lapar apa doyan, ndah?!" "Dua-duanya" Balasku. Harganya? cukup Rp.25.000,- satu porsi. Enak di lidah enak di kantong kan. Tambuah ciek! (EKW)
Comments
Post a Comment