Seperti kebiasaan saya pada umunya, kalau diajakin ke sebuah tempat baru, terutama yang masih bisa dijangkau dengan durasi sehari semalam, jawaban iya sudah pasti akan segera meluncur dari mulut saya. Begitu pula saat diajakin ngetrip *sebenarnya buat belajar fotografi sih* oleh klub fotografi Backpacker Jakarta ke sebuah gunung di Bogor pun langsung disambar tanpa mikir. *jadi impulsif traveler nih lama-lama*. Kali ini tujuannya adalah Gunung Kapur Ciampea yang konon katanya jalur pendakiannya hampir sama dengan gunung Munara di daerah Rumpin. Dan secara kita akan mengejar sunrise, berangkat tengah malam pun dijabanin.
Perjalanan Jakarta - Bogor cuma memakan waktu 1 jam menuju ke arah jalan raya Cibungbulan. Gunung Kapur Ciampea ini ternyata sudah punya pos pendakian jadi semua harus mendaftar di basecamp. Retribusinya pun cukup murah, cuma Rp.5.000 per orang.
Perjalanan menuju puncak dari basecamp ternyata cuma butuh 30 menit saja, namun medannya cukup banyak tanjakan dan bebatuan. Sesampai di puncak, matahari pun hampir menamppakan diri. jadi leha-leha dulu sambil nyeduh kopi bisa kaliii... hehehehe.. *sarapan mana sarapan*. Teman-teman yang lainnya pun bersiap untuk melakukan sesi pemotretan.
Saat sedang asyik menikmati sarapan dan secangkir teh manis hangat sambil mengamati jalannya pemotretan, seorang teman tiba-tiba mengingatkan "tolong itu plastik logistik ditutup yang rapat dan masukin ke tas dong", pintanya. "kalau pagi begini monyet suka naik sampai kesini dan mengacak-acak nyari makan" jelasnya lebih lanjut. Mendengar kata monyet saya langsung panik. Seperti yang dulu pernah saya tuliskan saat berkunjung ke Pura Uluwatu di Bali, saya bukan penggemar binatang yang satu ini. Serius nih ada monyet disini??? Kok tidak ada yang bilang sih dari kemarin?? Hadeuh..!! *nangis sambil garuk-garuk tanah*
Selang beberapa saat kemudian itu para makhluk berbulu pun mulai berdatangan satu persatu. Saya panik, sekaligun penasaran karena ingin memotret binatang satu ini, terutama induk yang sedang membawa anaknya. Saya dan seorang teman pun berjalan mendekati kelompok monyet yang berada di dekat bebatuan gunung kapur ini. Namun, saya paham betul, binatang yang sedang membawa anaknya dan bergerombol sebaiknya tidak didekati, terutama kalau kita sedang sendirian. Bahaya!, bisa diserang dan dikeroyok. Beruntung lensa kamera saya semi tele, 18-135 mm, sehingga saya tidak perlu terlalu dekat untuk memotretnya. Beberapa bingkai berhasil saya dapatkan meskipun belum puas, namun safety diri dan peralatan pun lebih saya utamakan dan kembali bergabung dengan kelompok saya.
Pemotretan model pun mulai terganggu karena beberapa monyet mulai mememasuki kawasan puncak. Saya mulai panik dan langsung membereskan peralatan dan tas saya. Beberapa teman juga mulai membereskan peralatan dan ketua team pun memutuskan latihan fotografi modelling segera diakhiri. Kita pun segera packing dan memutuskan segera turun. Benar-benar ya tuh binatang bikin panik saja di puncak galau ini.
Dan saat turun ada ucapan seorang teman yang bikin penasaran sampai saat ini: "Ohh ternyata Endah tidak butuh bantuan toh.. sepertinya saya sudah salah sangka tentang kamu ya". Lahhh.. memangnya selama ini situ mikir apa tentang sosok saya ya?! *penasaran tapi malas nanya* *biarkan jadi misteri* hehehehehe. (EKW)
Perjalanan Jakarta - Bogor cuma memakan waktu 1 jam menuju ke arah jalan raya Cibungbulan. Gunung Kapur Ciampea ini ternyata sudah punya pos pendakian jadi semua harus mendaftar di basecamp. Retribusinya pun cukup murah, cuma Rp.5.000 per orang.
Perjalanan menuju puncak dari basecamp ternyata cuma butuh 30 menit saja, namun medannya cukup banyak tanjakan dan bebatuan. Sesampai di puncak, matahari pun hampir menamppakan diri. jadi leha-leha dulu sambil nyeduh kopi bisa kaliii... hehehehe.. *sarapan mana sarapan*. Teman-teman yang lainnya pun bersiap untuk melakukan sesi pemotretan.
Saat sedang asyik menikmati sarapan dan secangkir teh manis hangat sambil mengamati jalannya pemotretan, seorang teman tiba-tiba mengingatkan "tolong itu plastik logistik ditutup yang rapat dan masukin ke tas dong", pintanya. "kalau pagi begini monyet suka naik sampai kesini dan mengacak-acak nyari makan" jelasnya lebih lanjut. Mendengar kata monyet saya langsung panik. Seperti yang dulu pernah saya tuliskan saat berkunjung ke Pura Uluwatu di Bali, saya bukan penggemar binatang yang satu ini. Serius nih ada monyet disini??? Kok tidak ada yang bilang sih dari kemarin?? Hadeuh..!! *nangis sambil garuk-garuk tanah*
Selang beberapa saat kemudian itu para makhluk berbulu pun mulai berdatangan satu persatu. Saya panik, sekaligun penasaran karena ingin memotret binatang satu ini, terutama induk yang sedang membawa anaknya. Saya dan seorang teman pun berjalan mendekati kelompok monyet yang berada di dekat bebatuan gunung kapur ini. Namun, saya paham betul, binatang yang sedang membawa anaknya dan bergerombol sebaiknya tidak didekati, terutama kalau kita sedang sendirian. Bahaya!, bisa diserang dan dikeroyok. Beruntung lensa kamera saya semi tele, 18-135 mm, sehingga saya tidak perlu terlalu dekat untuk memotretnya. Beberapa bingkai berhasil saya dapatkan meskipun belum puas, namun safety diri dan peralatan pun lebih saya utamakan dan kembali bergabung dengan kelompok saya.
Pemotretan model pun mulai terganggu karena beberapa monyet mulai mememasuki kawasan puncak. Saya mulai panik dan langsung membereskan peralatan dan tas saya. Beberapa teman juga mulai membereskan peralatan dan ketua team pun memutuskan latihan fotografi modelling segera diakhiri. Kita pun segera packing dan memutuskan segera turun. Benar-benar ya tuh binatang bikin panik saja di puncak galau ini.
Dan saat turun ada ucapan seorang teman yang bikin penasaran sampai saat ini: "Ohh ternyata Endah tidak butuh bantuan toh.. sepertinya saya sudah salah sangka tentang kamu ya". Lahhh.. memangnya selama ini situ mikir apa tentang sosok saya ya?! *penasaran tapi malas nanya* *biarkan jadi misteri* hehehehehe. (EKW)
Comments
Post a Comment