Saat berjalan-jalan menggunakan bus GoKL di jalur ungu, saya tidak sengaja melihat salah satu gedung museum di Kuala Lumpur. Museum itu adalah Telekom Muzium, atau dalam bahasa Indonesia museum Telekomunikasi. Secara bus GoKL ini cuma berhenti di halte-halte tertentu dan saya tiba-tiba ingin melihat museum, saya baru turun dari bus setelah 2 halte dari museum tersebut. Tadinya sih mau lanjut naik bus di seberang jalan. Namun, berhubung cuaca agak mendung dan di pinggiran jalan banyak pohon, saya memutuskan untuk berjalan kaki kesana sambil melihat-lihat sisi jalanan di salah satu sudut kota Kuala Lumpur ini.
Sampai di depan museum, seperti biasa, saya celingak-celinguk mencari petugas keamanan atau petugas lainnya untuk memastikan apakah museum ini saat itu masih buka atau tidak. Namun, seperti museum pada umumnya di mana pun yang pernah saya masuki, museum 2 lantai ini juga tampak lengang, sunyi senyap sepi sendiri. Berhubung saya melihat di lantai 1 tidak ada pintu yang terbuka, saya segera beranjak ke lantai 2 dengan petunjuk panah Galeri yang terpampang di dinding.
Begitu di tangga teratas lantai 2, ada pintu terbuka lebar. Saat beranjak masuk sambil menyiapkan kamera, saya sempat tercekat dan kaget sambil berucap "Astagfirulloh hal adzim!!" saat ada perempuan berjilbab tiba-tiba berdiri dan tersenyum ke arah saya sambil berucap, "Tiket masuk". Untung tidak langsung teriak-teriak karena kaget. Hadeuhhh!! Mbak-mbak.. bikin kaget saja, untung saya tidak punya penyakit jantungan! Huft!
Ahh.. Ternyata galeri utama museum Telekomunikasi ini ada di lantai ke 2, dan seperti biasa, karena saya berjalan-jalan sendiri dan berusaha menggunakan logat melayu, saya mendapatkan tiket lokal seharga 6 ringgit. Yeayy!! Harga untuk turis internasional adalah 11 ringgit.
Masuk ke dalam galeri, dimulai dari display tentang cara berkomunikasi jaman dahulu yang dimulai dari ukiran di batu, artefak dan bahkan kentongan yang mungkin di beberapa desa masih digunakan hingga saat ini. Semakin ke dalam, teknologi komunikasi semakin berkembang dengan mulai dengan hadirnya telepon. Ini merupakan display favorit saya, display mesin telepon dari masa ke masa. Senang bisa melihat evolusi mesin komunikasi yang satu ini.
Di ruangan ini juga ada display video pendek tentang beberapa masa saat Malaysia masih dijajah oleh Inggris dan Jepang. Kita bisa melihatnya sambil duduk manis di sofa yang disediakan di museum.
Dari lantai ini saya beranjak ke lantai berikutnya lewat tangga melingkar menuju ke bagian atas. Di sini lebih mirip lounge atau ruang santai ketimbang museum. Ada beberapa tempat duduk, meja, dan LCD yang menandakan masa komunikasi yang modern saat ini. Atmosfer ruangan pun lebih cozy, bisa buat nongkrong nih sambil foto-foto disini. Dan disinilah saya bisa selfie *akhirnya* dengan kamera yang dipasangi timer dan diletakkan di atas meja. Hehehehe. *derita solo traveler, susah dapat foto diri di suatu tempat* (EKW)
Sampai di depan museum, seperti biasa, saya celingak-celinguk mencari petugas keamanan atau petugas lainnya untuk memastikan apakah museum ini saat itu masih buka atau tidak. Namun, seperti museum pada umumnya di mana pun yang pernah saya masuki, museum 2 lantai ini juga tampak lengang, sunyi senyap sepi sendiri. Berhubung saya melihat di lantai 1 tidak ada pintu yang terbuka, saya segera beranjak ke lantai 2 dengan petunjuk panah Galeri yang terpampang di dinding.
Begitu di tangga teratas lantai 2, ada pintu terbuka lebar. Saat beranjak masuk sambil menyiapkan kamera, saya sempat tercekat dan kaget sambil berucap "Astagfirulloh hal adzim!!" saat ada perempuan berjilbab tiba-tiba berdiri dan tersenyum ke arah saya sambil berucap, "Tiket masuk". Untung tidak langsung teriak-teriak karena kaget. Hadeuhhh!! Mbak-mbak.. bikin kaget saja, untung saya tidak punya penyakit jantungan! Huft!
Ahh.. Ternyata galeri utama museum Telekomunikasi ini ada di lantai ke 2, dan seperti biasa, karena saya berjalan-jalan sendiri dan berusaha menggunakan logat melayu, saya mendapatkan tiket lokal seharga 6 ringgit. Yeayy!! Harga untuk turis internasional adalah 11 ringgit.
Masuk ke dalam galeri, dimulai dari display tentang cara berkomunikasi jaman dahulu yang dimulai dari ukiran di batu, artefak dan bahkan kentongan yang mungkin di beberapa desa masih digunakan hingga saat ini. Semakin ke dalam, teknologi komunikasi semakin berkembang dengan mulai dengan hadirnya telepon. Ini merupakan display favorit saya, display mesin telepon dari masa ke masa. Senang bisa melihat evolusi mesin komunikasi yang satu ini.
Di ruangan ini juga ada display video pendek tentang beberapa masa saat Malaysia masih dijajah oleh Inggris dan Jepang. Kita bisa melihatnya sambil duduk manis di sofa yang disediakan di museum.
Dari lantai ini saya beranjak ke lantai berikutnya lewat tangga melingkar menuju ke bagian atas. Di sini lebih mirip lounge atau ruang santai ketimbang museum. Ada beberapa tempat duduk, meja, dan LCD yang menandakan masa komunikasi yang modern saat ini. Atmosfer ruangan pun lebih cozy, bisa buat nongkrong nih sambil foto-foto disini. Dan disinilah saya bisa selfie *akhirnya* dengan kamera yang dipasangi timer dan diletakkan di atas meja. Hehehehe. *derita solo traveler, susah dapat foto diri di suatu tempat* (EKW)
Wah, sy sendiri org Malaysia belum pernah jejak ke sini. Terima kasih ya, lepas ini saya mau pergi! :D
ReplyDeleteSama2.. semoga berguna info ini.. :)
Deletemba nya keren, udah jalan2 kemana2. salam kenal :)
ReplyDeletesalam kenal juga mba Ros :)
DeleteSering ke KL tapi cuma buat transit, jadi nggak pernah ke museum ini nih. Mudah-mudahan nanti suatu saat dapat kesempatan mengeksplor KL lebih lama. Btw, katanya di KL ada museum P. Ramle, pernah mampir ke sana nggak mbak?
ReplyDeletebelum sempat mas Imam, baru 1 museum ini yang saya jelajahi selama di KL
Deletemungkin lainkali ke KL saya bakal ke museum dan galeri seni lainnya.
Hehehehe seru banget keliatannya, saya termasuk jarang mampir ke museum kalau traveling...
Deletekalau saya memang suka museum, pertama kali menginjakkan kaki di suatu kota atau negara juga yang dicari museum, galeri seni atau peninggalan bersejarah gitu deh..
Deletehehehe..
Senengnya bisa traveling kayak gini, di Indonesia ada nggak ya yang kayak gini... hmmm???
ReplyDeletetraveling kayak gini itu maksudnya apa ya?
Deletekalau museum mah Indonesia juga banyak kok. :)
kayaknya kalo ke malaysia nih tempat harus dimasukan dalam list deh.. keren dalemnya *noted
ReplyDeleteKebetulan saya suka museum karena jarang ada yang mengunjungi.
DeleteCoba deh datang ke museum ini.
Musiumnya bagus ya mbak. Keliatan terawat dan bersih. Saya suka dengan tangganya, artistik :)
ReplyDeleteiya, museumnya bersih dan sepi,
Deletebuat leha-leha mah enak nih museum.
ada cafetarianya juga sih.
Waktu ke Kuala Lumpur gak jadi jaln-jalan. Karena, banyak hal yang dipertimbangkan. Ya, setidaknya gue jadi tau ada Muzeum keren seperti ini.
ReplyDeleteNanti, pas main ke Malaysia lagi, bolehdeh, mampir ke sini.
Salam kenal mbak Endah yg manggil saya Mbak. :D
hahahaha.. jadi malu saya karena salah sebut.
DeleteSalam kenal juga mas Heru. :)
pernha lihat dari luar saja kka tp gk masuk ke dalma
ReplyDeletewahh.. coba disempatkan masuk.. lumayan keren kok nih museum..
Delete