Liputan ke Bontang kali ini terus terang sempat bikin saya rada-rada spaneng. Dengan durasi video yang diminta sebanyak 45 menit dan 15 menit, saya cuma dikasih waktu 2 hari 1 malam untuk liputan. Bahkan hari terakhirnya cuma sampai jam 12 siang karena harus kembali ke Balikpapan untuk mengejar pesawat malam ke Jakarta. FYI. Bontang - Balikpapan sekitar 6-7 jam perjalanan. Namun, meski dengan manyun tingkat dewa, namun tugas tetap harus tetap dijalankan. *Singsingkan lengan baju*
Demi bisa mendapatkan gambar tanpa terganggu team leader yang rada rese saat itu, saya memutuskan untuk memisahkan diri dengan berjalan di belakang sambil sesekali berhenti untuk menyiapkan kamera. Begitu rombongan sudah agak menjauh, saya pun langsung belok dan mencari jalan yang lain. Nyasar juga biarin aja deh.
Di Bontang Kuala, saya menyempatkan diri untuk duduk nongkrong di sebuah warung, menyalakan kamera untuk gambar timelapse, memotret aktifitas warga sembari berbincang dengan pemilik warung. Suasana kampung yang mulai temaram menjelang pergantian hari sedikit membawa kesejukan di kepala yang abis ngebul seharian.
Sesekali terdengar percikan air saat sampan nelayan memasuki areal kampung dan mendayung secara perlahan. Beberapa obrolan dalam bahasa daerah terdengar dari beberapa rumah, disela-sela deru motor yang melintasi jalanan kampung yang terbuat dari papan dan juga deru sampan bermotor di kejauhan. Waktu serasa berjalan sangat lambat disini. Sayang, waktu saya disini sangat singkat sekali. Usai sang surya kembali ke peraduannya, saya pun beranjak meninggalkan Bontang Kuala, kampung di atas air yang syahdu. (EKW)
Hari pertama begitu sampai langsung berkeliling di kota Bontang demi stock shot gambar sebanyak-banyaknya. Menjelang sore, saya meminta untuk mengambil stock shot gambar di suatu tempat yang bagus untuk matahari terbenam. Saya pun dibawa ke daerah Bontang Kuala. Bontang Kuala adalah pemukiman masyarakat nelayan di kota Bontang yang terkenal sebagai kampung di atas air. Bontang Kuala juga menjadi awal berdirinya kota Bontang.
Demi bisa mendapatkan gambar tanpa terganggu team leader yang rada rese saat itu, saya memutuskan untuk memisahkan diri dengan berjalan di belakang sambil sesekali berhenti untuk menyiapkan kamera. Begitu rombongan sudah agak menjauh, saya pun langsung belok dan mencari jalan yang lain. Nyasar juga biarin aja deh.
Di Bontang Kuala, saya menyempatkan diri untuk duduk nongkrong di sebuah warung, menyalakan kamera untuk gambar timelapse, memotret aktifitas warga sembari berbincang dengan pemilik warung. Suasana kampung yang mulai temaram menjelang pergantian hari sedikit membawa kesejukan di kepala yang abis ngebul seharian.
Manja yaaa perkampungan nya. Aku bontang cuman lewat doanf ngak berhenti
ReplyDeletemanja sekali mas cum..
DeleteSitu kan cm numpang lewat Bontang karena mau ke Derawan kan..
sy mah cuma stuck aja di Bontang..
iya perjalanan ku ke berau sempet lewat sana
Deletekapan-kapan saya pengen main juga ke derawan..
Deleteajak akoohh dong mas cum.. pleaseee...
Hihihihihi penuh dengan perahu ketinting ya mbak :D khas banget :D tapi kereeeen siiih :D
ReplyDeleteiyaa.. sebenarnya pengen naik perahunya buat ambil gambar.. sayang waktu terlalu mepet..
Deletetp Alhamdulillah masih bisa menikmatinya..
sepertinya asik juga, perlu mampir kalo lagi lewat sana :)
ReplyDeleteperlu sekali.. bontang kota kecil yang bagus lho..
Deleteartikel yang menarik, terimakasih..
ReplyDeleteterima kasih juga sudah mampir disini
Delete