Suntuk!! Itu selalu merupakan kata yang tepat untuk diucapkan ketika ada teman sekantor yang bertanya mau kemana dan ngapain traveling ke suatu tempat. Kata itu juga yang membuat saya terpacu untuk segera pulang kantor, packing dan langsung mencari bus ke Lampung tanpa berpikir panjang lagi. Teman di Lampung yang saya hubungi juga heran kenapa tiba-tiba saya mau ke tempatnya "Iseng aja, lagi suntuk" jawab saya singkat.
Hari itu bertepatan dengan weekend menjelang hari pertama bulan Ramadhan, tepatnya 28 juni 2014, hanya berselang 1 hari sebelum puasa di mulai. Saya sudah nongkrong di pagi buta di pelabuhan Merak, sambil menunggu kapal yang menuju ke Bakauheni. Dengan petunjuk dari teman, maka sampailah saya di pasar Kalianda, Lampung sekitar pukul 09.00.
"Terserah kemana aja boleh, saya kan baru pertama kali ke Lampung, diajakin nongkrong di pasar juga boleh" jawab saya saat bertemu Yuni yang menanyakan tempat tujuan. Maka meluncurlah kita ke dermaga pantai Boom yang juga merupakan Pusat Pelelangan Ikan di Kalianda. Sayangnya, karena esok hari adalah puasa Ramadhan pertama, PPI pun sepi! "Semuanya lagi siap-siap di rumah, ndah. Yang belanja udah dari tadi pagi". Hmm. Baiklah, foto-foto sejenak disini meski cuma numpang lewat.
|
Dermaga Pantai Boom, Kalianda, Lampung |
Berikutnya menuju ke dermaga Canti yang merupakan tempat penyeberangan menuju ke Krakatau. "Emangnya bisa langsung nyebrang ke Krakatau dari situ?!" tanya saya. "Ya, enggak lah, biasanya pada transit dulu di pulau Sebesi. Kalau yang langsung itu yang udah sewa kapal terlebih dahulu. Biasanya sih ramai, tapi gak tahu deh kalau weekend ini. bertepatan sama puasa hari pertama sih". Demikian penjelasan teman saya. Yasudlah. Kita lihat-lihat dan foto-foto aja deh disana.
|
Dermaga Canti, Kalianda, Lampung |
Sampai di Canti, ternyata memang sepi, saudara-saudara! Warung aja tidak ada yang buka. Sigh! Baru sekitar 5 menit sampai, tiba-tiba muncul wajah seorang cowo di kejauhan yang cukup familiar. Saat mendekat, langsung pada teriak-teriakan "Ngapain kamu disini???. hahahaha" Dodolnya kita.
|
Yuni dan Desta,
Terima kasih ya. |
Ternyata ada teman dari Bandar Lampung bernama Desta yang sedang berusaha menuju ke pulau Sebesi. Hah?! Serius mau ke pulau Sebesi? Bisa ke Krakatau juga? Liat sikon katanya. Dan dalam tempo 5 menit juga saya langsung memutuskan untuk ikut dengan teman cowo yang satu itu. Maaf ya Yuni, tidak jadi menginap di rumahmu. Dia pun melepaskan kepergian kami bertiga dengan pesan, kalau sudah sampai Kalianda lagi sms aja, nanti dijemput. Terima kasih.
|
Jadi, mau kemana kita?? |
|
Kapal menuju ke pulau Sebesi |
|
Laut jernih selalu sukses bikin suntuk ilang |
Setelah bolak-balik ke kapal pengangkut barang, akhirnya kita diperbolehkan untuk ikut menyeberang ke pulau Sebesi. Yeay! Main-main di pulau! *sorak-sorai bergembira* Perjalanan kapal selama 2 jam pun terasa cepat dan sekitar pukul 15.00 kapal pun merapat di dermaga pulau Sebesi. Langsung turun dan menyusuri pantai untuk mencari tempat mendirikan tenda dan makan siang yang kesorean.
Sejenak duduk di pantai pulau Sebesi yang sedang sepi pengunjung ini luar biasa damai. Di pantai sesepi ini, mau guling-guling, koprol, atau teriak-teriak sampai puas juga bisa. Toh, tidak ada yang dengar ini. hehehehe. Dan suntuk pun menguap hilang ditelan deburan ombak. #Eaaa
|
Dermaga pulau Sebesi |
|
Makan siang yang kesorean euy.. |
|
Everbody's was kungfu fighting |
|
Fly me to the mountain |
Menjelang magrib, kita bertiga pun segera menuju ke masjid desa. Ketika tiba disana, saya kaget, mesjid ramai!. "Ini malam pertama tarawih, jadi masyarakat disini melakukan "Megengan" *kalau tidak salah ingat ya*. Megengan ini adalah tradisi tukar menukar makanan di malam pertama Taraweh. Makanan dikumpulkan menjelang sholat magrib dan dibagikan kembali usai sholat isya.
Alhamdulillah, beberapa pengurus mesjid yang tahu kita dari luar pulau, membagikan pula beberapa kantong makanan berisi ketupat dan semur ayam. Bahkan kami dipersilakan menginap di perpustakaan mesjid. Alhamdulillah, rejeki anak suntuk.. ehh.. anak sholehah! Malamnya kami bergabung dengan beberapa anak untuk memukul bedug dan membangunkan sahur.
Ahh.. Puasa Ramadhan kali ini sangat berkesan sekali, bisa mengunjungi pulau Sebesi di saat sedang sepi wisatawan bahkan bercengkerama dengan para penduduknya sambil makan makanan yang dibagikan bersama-sama. Maka, nikmat Allah SWT manalagi yang akan kau dustakan? (EKW)
Memang kalau sedang suntuk obatnya tidak ada lagi yang paling manjur selain traveling. Asik banget dirimu mbak, tanpa direncanakan tahu-tahu jalan ke pulau sebesi. Serunya lagi bisa bercengkerama dengan penduduk lokal dan menikmati makanan mereka ya :)
ReplyDeleteiyaa.. kebetulan lampung memang cukup terjangkau untuk traveling sendirian dan dadakan..
Deletemakanya saya bs kesana tanpa pikir panjang mbak evi.
Lumayan dapat aemur ayam gratisan hahaha
ReplyDeleteyoi mas cum..
Deletealhamdulillah yaa..
Air di dermaga canti emang butek kaya gt ya kak?
ReplyDeletegak juga sih,
Deletekata teman hari itu angin dan arus laut sedang kencang jadi pinggiran pantai jadi agak butek deh..
Keren ya, bisa foto kungfu fighting gitu.
ReplyDeleteitu karena teman saya yang jago foto kok..
Deletejd bisa terlihat keren..
hehehe
wuih, melepas suntuk super keren. Traveling memang obat mujarab ya
ReplyDeleteiyaaa.. traveling memang obatnya suntuk..
Deletepemandangan pantai memang selalu luar biasa..
ReplyDeletemain2 di pantai emang obat mujarab buat menghilangkan suntuk
Deletesungguh pengalaman yang menyenagkan, bisa merasakan salat tarawih pertama disini
ReplyDeleteiyaa.. Alhamdulillah bisa berkesempatan puasa pertama di pulau Sebesi itu menyenangkan sekali dehh..
Delete