Niat mengunjungi objek wisata paling terkenal di Bangkok, Wat Pho dan Grand Palace membuat saya dan teman cuma numpang taruh tas di hostel dan langsung jalan lagi. Kali ini kami bermaksud menggunakan kapal menyusuri sungai Chao Phraya untuk menuju ke kuil Wat Pho. Kebetulan hostel kami yang berada di jalan Surasak, Silom ini dekat dengan dermaga, hanya sekitar 10 menit jalan kaki.
|
Kuning bendera kerajaan Oranye bendera umat Buddha dan bendera negara Thailand |
Kuil Wat Pho terletak di bagian barat sungai Chao Phraya. Buat yang naik kapal, dermaga tujuannya adalah Tha Thien. Kuil Wat Pho punya nama resmi yang cukup panjang, Wat Phra hetuphon Vimolmangklararm *keseleo lidah nih pas mencoba mengucapkannya*. Wat Pho merupakan kuil terbesar sekaligus tertua di Bangkok yang dibangun pada tahun 1688.
Selain karena terkenal karena kemegahannya, Wat Pho juga terkenal karena patung Reclining Buddha, atau Buddha berbaring raksasa yang memiliki panjang 46 meter dan tinggi 15 meter serta berlapis 336 lapisan emas murni 18 karat. Wow! *Hmm.. Harga emas sekarang berapa ya?* Selain itu di bagian kaki Buddha sepanjang 3 meter ini juga berlapis kerang mutiara dan memiliki 108 simbol karakteristik Buddha. Sayang saya tidak bisa mengambil foto di bagian kaki Buddha karena tertutup untuk renovasi.
|
berdoa dalam hening di salah satu sudut Reclining Buddha |
|
Mural di dinding atas kuil Reclining Buddha |
Oh ya, tiket masuk ke Wat Pho adalah 100 baht, sudah termasuk air mineral 500ml. (
kurs Mei 2016 : Rp. 378,-), dan gratis untuk warga Thailand. Kuil ini memiliki 3 pintu masuk, pintu masuk utamanya berada di jalan Thaiwang, tepat di samping kuil tempat Reclining Buddha berada, sedangkan 2 pintu masuk lainnya ada di jalan Chetuphon dan jalan Maharat. Seperti yang saya pernah ceritakan di Random Face, saat saya memasuki wilayah kuil dari arah jalan Chetuphon, mereka mengira saya orang lokal hingga tidak ditarik bayaran. Sedangkan ada rombongan turis India yang persis di belakang saya langsung dicegat untuk membeli tiket. *rejeki anak sholehah* Hehehe.
Etapi karena ketidak tahuan saya soal areal kuil, saya mengira masuk dari pintu tersebut tidak akan bisa melihat kuil tempat Reclining Buddha karena ada renovasi di beberapa tempat. Akibatnya saya keluar lagi dari wilayah kuil lalu masuk di pintu utama yang mencegat semua orang yang masuk, kecuali yang paham bahasa Thailand. Kena deh 100 baht! *gak jadi anak sholehah deh sepertinya saya* wkwkwkwkwk..
|
Bagian Chedi atau stupa Wat Pho yang sepi |
Areal kuil ini sangat luas, mencapai 20 hektar. Kalau mau keliling siapin makanan ringan, air minum dan topi biar tidak kepanasan dan dehidrasi. Karena fokus utama wisatawan lebih banyak berada di areal Reclining Buddha, areal lain Wat Pho seperti Ubosot, dan beberapa Chedi atau stupa menjadi sepi. Enak buat sesi pemotretan sendirian. Hohohohoho. *Narsis mode ON*
Usai berkeliaran di kuil Wat Pho, destinasi berikutnya adalah Grand Palace yang tepat berada di depan pintu masuk utama kuil Wat Pho. Sayangnya meski terletak bersebelahan, pintu masuk Grand Palace justru terletak di arah yang berlawanan. Jalan kaki di siang bolong menyusuri pagar Grand Palace pun menjadi perjalanan penuh peluh dan dahaga. *Lebay mode ON*
Grand Palace atau istana negara ini mulai dibangun pada tahun 1782, pada masa pemerintahan raja Rama I. Istana ini dipakai sebagai tempat tinggal keluarga kerajaan hingga pada tahun 1925. Saat ini Grand Palace hanya dipakai untuk acara-acara kerajaan atau kenegaraan pada waktu-waktu tertentu saja.
Areal Grand Palace terbagi menjadi 3 bagian. Bagian pertama merupakan bagian terluar yang terdiri dari kantor kerajaan, bangunan umum dan kuil tempat Emerald Buddha berada. Bagian kedua merupakan bagian tengah yang terdiri dari tempat tinggal keluarga kerajaan dan kenegaraan. Sedangkan bagian ketiga merupakan kawasan eksklusif tempat tinggal hanya untuk raja, ratu dan selirnya.
Tiket masuk Grand Palace sebesar 500 baht, lebih mahal daripada kuil Wat Pho, namun tiket ini sudah termasuk tiket masuk ke Vimanmek Mansion, dan Dusit Palace yang berlaku selama seminggu sejak hari pembelian. Peraturan masuk di Grand Palace cukup ketat, Tanktop, rok dan celana pendek dilarang masuk, bahkan teman saya yang menggunakan celana panjang legging pun dilarang masuk karena dianggap terlalu ketat, padahal baju atasan yang dia pakai cukup panjang menutupi hingga ke paha. Untungnya saya membawa kain pantai yang cukup panjang sehingga bisa digunakan untuk menutupi legging tersebut.
Objek utama di istana ini adalah kuil tempat patung Buddha yang terbuat dari batu emerald yang punya nama Phra Kaew Morakot yang berasal dari abad ke 15, jauh lebih tua dari istana yang dibangun pada abad ke 18, atau kuil Wat Pho yang dibangun pada abad ke 17. Patung Buddha Emerald ini hanya boleh dipegang oleh sang maha raja Thailand dan memiliki baju musiman yang diganti setiap 3 musim lewat perayaan adat yaitu musim hujan, musim panas dan musim dingin.
|
patung Garuda pelindung di sekitar kuil tempat patung Emerald Buddha |
|
Emerald Buddha dengan pakaian sesuai musimnya. |
Beberapa bagian istana ini ramai oleh pengunjung, terutama rombongan tour dari China yang bisa terdiri dari 20 orang lebih per team nya. Menurut saya, rombongan China memang yang paling heboh terutama saat mengambil gambar. Kadang saya sampai gemas melihatnya ketika mereka berlalu lalang di depan kamera saya tanpa permisi sampai berpuluh-puluh orang. *Manyun sendiri* Makanya seya lebih milih melipir mencari tempat dan sudut-sudut istana yang terlihat sepi, dan ternyata, banyak kok. Disitu saya bisa mengambil gambar sepuasnya sambil nongkrong melihat orang yang lalu lalang dan terkadang mereka kaget melihat saya selonjoran di pojokan tanpa bersuara. Hehehehe.
Saat menjelang tutup, sekitar pukul 15.00 waktu setempat, saya sengaja berlama-lama karena biasanya, rombongan turis yang berkelompok akan memilih untuk cepat-cepat berlalu, jadi ada jeda sekitar 10-20 menit sebelum tutup dimana jalanan dalam istana ini terlihat kosong melompom. Hasilnya. Saya bisa berpose macam-macam di depan istana dan kuil lainnya saat sepi. Hehehe.. *Sabar membawa berkah*
Perjalanan seharian yang cukup melelahkan, dengan durasi di kuil Wat Pho 4 jam dan Grand Palace 3 jam, rasanya kok masih tetap kurang ya?! Saya merasa masih banyak sudut-sudut di 2 tempat ini yang belum saya jelajahi sepenuhnya. Mungkin lain kali, Insya Allah. (EKW)
Tiket masuk wat pho ga naik ternyata masih 100 bath, terakhir kesana 2015. Untuk wisatwan lokal masuk wat pho free ya kalo tidak salah
ReplyDeleteiyaa.. buat orang thailand free, sengaja ditulis dalam bahasa thai biar turis asing gak bs nyelonong masuk macam saya..
Deletehehehe..
wah patungnya serem" yah.. tapi bagus juga pahatannya... wah bangkok indah alamnya juga pasti keceh ya mbak
ReplyDeleteiyaa.. kalo mau liat alamnya sih mending ke phuket atau krabi yang pantai dan alamnya masih asri.
Deletesepi sekali ya, tapi enak banget buat foto-foto, bisa sepuasnya..
ReplyDeleteiya sepi. jadi bisa foto2 dengan berbagai pose deh
DeleteKok itu dekorasinya keren bangeeett.
ReplyDeleteiyaa dekorasinya memang artisitik sekali, mas
Deletepatung Garuda pelindung di sekitar kuil tempat patung Emerald Buddha-nya memukau banget.. makasih infonya mba, bisa jadi salah satu tempat wajib kunjung nih ntar kalo ke tahiland.. *liat post ini aja udah berasa di Thailand* :D
ReplyDeleteiyaaa.. itu deretan patung garudanya emang bagus banget...
Deletealhamdulillah kalau bisa membantu. semoga bisa secepatnya main ke Thailand yaa.. thailand itu seru buat dieksplore lho..