Sepertinya pulang kampung ke Pati tahun ini saya sedikit banyak menjelajah di kota kelahiran saya ini. Mulai dari Waduk Gunungrowo, Kulineran, dan sekarang wisata sejarah. Ternyata, tak jauh dari rumah saya di Rondole, sekitar 1 kilometer ada sebuah situs bersejarah. Awalnya yang niat kesini adik perempuan saya, "Tapi selalu lupa dan kelewatan deh, entah kenapa" keluhnya hari itu.
Kebetulan hari itu, rumah saudara yang hendak kita kunjungi, yang jaraknya cuma 100 meter dari situs sedang bepergian entah kemana. Jadilah kita langsung putar balik dan menuju ke situs tersebut. Situs itu adalah pintu gerbang Majapahit.
Pintu Majapahit ini konon katanya punya cerita dengan riwayat hidup Sunan Muria. Saya tidak tahu pasti seperti apa ceritanya saat berkunjung kesini. Hasil berselancar di dunia maya menghasilkan 2 versi cerita. Versi yang pertama yaitu cerita Raden Bambang Kebo Nyabrang yang sengaja membawa pintu Majapahit Bajang Ratu ke hadapan Sunan Muria untuk membuktikan bahwa ia adalah anak kandungnya.
Versi lain yang bercerita tentang Raden Ronggo, salah satu anak Sunan Muria yang menyukai Roro Pujiwati yang ternyata adalah Bibinya. Jadi, untuk menolak pinangannya, Roro Pujiwati sengaja mengajukan persyaratan untuk membawa Pintu Gerbang Majapahit ke tempatnya di daerah Juwana (sekitar 15 kilometer dari Pati). Mungkin mirip-mirip kisah Lara Jonggrang kali ya.. Tuhh.. cewe dulu mah kalau mau nikah ribet yaa.. minta dibikinin candi lah, minta dibawaan pintu gerbang lah.. Sekarang mah lebih gampang kok, cuma minta tiket promo aja sebulan sekali. #ehh malah curhat. Hahahaha..
Entahlah, cerita mana yang benar, yang jelas pintu gerbang ini punya ukiran-ukiran yang bagus dan indah untuk dinikmati. Mungkin akan lebih indah kalau bisa mendengarkan langsung ceritanya dari si juru kunci yang pas saya kesana sih entah lagi kemana dia. Mungkin sedang main-main ke pintu gerbang Majapahit yang lain. Mungkin (EKW)
Pintu Majapahit ini konon katanya punya cerita dengan riwayat hidup Sunan Muria. Saya tidak tahu pasti seperti apa ceritanya saat berkunjung kesini. Hasil berselancar di dunia maya menghasilkan 2 versi cerita. Versi yang pertama yaitu cerita Raden Bambang Kebo Nyabrang yang sengaja membawa pintu Majapahit Bajang Ratu ke hadapan Sunan Muria untuk membuktikan bahwa ia adalah anak kandungnya.
Versi lain yang bercerita tentang Raden Ronggo, salah satu anak Sunan Muria yang menyukai Roro Pujiwati yang ternyata adalah Bibinya. Jadi, untuk menolak pinangannya, Roro Pujiwati sengaja mengajukan persyaratan untuk membawa Pintu Gerbang Majapahit ke tempatnya di daerah Juwana (sekitar 15 kilometer dari Pati). Mungkin mirip-mirip kisah Lara Jonggrang kali ya.. Tuhh.. cewe dulu mah kalau mau nikah ribet yaa.. minta dibikinin candi lah, minta dibawaan pintu gerbang lah.. Sekarang mah lebih gampang kok, cuma minta tiket promo aja sebulan sekali. #ehh malah curhat. Hahahaha..
terimakasih informasinya, sangat bermanfaat..
ReplyDeleteSama-sama ;)
DeletePasti berat dong angkat2 pintu gerbang gitu. Mana lumayan jauh lagi ya, orang dulu emang kreatif mintanya #halah,apapulaknih..
ReplyDeleteIyaa.. pintu dari kayu jati itu kan berat banget yaa..
Deletekadang suka mikir gitu gotong2nya pake apaan.. hehehe..
orang jaman dulu mah, kl mau apa2 tinggal bim salabim. atau kerahin pasukan jin...kelar deh urusan :)kwkwkw
DeleteKl aja aku punya kesaktian kayak orang jaman dulu....mau tak gotong tuh eifel tower wkwkwk
Deletemungkin si penjaga lagi menuju pintu gerbang yg lain dg membuka pintu yg ada di sana, ya semacam pintu kemana aja nya doraemon, ahaha...
ReplyDeletebtw,, selalu menarik menelusuri jejak2 sejarah seperti ini :)
wahh asyik tuh kalau macam pintu doraemon.. bisa kemana aja..
Deletesaya juga mau.. :)