Kota Singkawang, Kalimantan Barat. Selain terkenal sebagai kota seribu klenteng yang punya perayaan cap Go Meh meriah dan kuliner yang enak, kota ini ternyata juga terkenal dengan industri keramiknya. Tidak tanggung-tanggung, keramik Singkawang sudah ada sejak tahun 1895, jauh lebih tua dari keramik Kasongan di Yogyakarta.
Saya berkesempatan mengunjungi salah satu pengrajin keramik di Singkawang yaitu Keramik Sinar Terang di kelurahan Sedau, Singkawang Selatan. Keramik di Singkawang menggunakan tanah liat bernama Kaolin Disini selain tersedia showroom, saya juga bisa melihat secara langsung proses pembuatan keramik mulai dari pembentukan, pembakaran, hingga pewarnaan dan finishing touch.
Disini saya menyempatkan diri untuk menjajal membuat keramik dengan alat putar manual dengan menggunakan kaki. Jadi, alat putar digerakkan sekencang mungkin, barulah tanah liat ditengahnya mulai dibentuk dengan tangan. Saat membentuk tanah liat menjadi bentuk mangkok sih mudah. Yang sulit ternyata mengangkat hasil jadi dari alat putar yang terus berputar tanpa mengubah bentuknya. Hasil yang saya buat, langsung miring begitu saya angkat dari alat putarnya. Hahahaha. Namanya juga baru belajar. *Ngeles.com*
Proses pembakaran keramik yang telah dibentuk dilakukan dalam tungku pembakaran yang disebut "Tungku Naga". Kenapa disebut naga?! Karena tungku tersebut dibuat memanjang seperti badan naga dan dibagian depannya mengeluarkan api hasil pembakaran. Yahh.. mirip-mirip naga yang sedang menyemburkan api gitu deh. Sayangnya hari itu tungku naga sedang tidak dipakai. Jadi saya tidak bisa melihat proses pembakaran.
Oh ya, saat saya akan beranjak masuk dan melongok ke dalam tungku naga tersebut mendadak langkah kaki saya terhenti karena dicegat sama pengawas disana. "Pamali kalau cewek masuk ke dalam tungku" katanya. Saya yang sejak kecil suka tidak terima kalau dapat jawaban pamali langsung manyun tingkat dewa.
Mungkin melihat saya manyun akhirnya dia pun menjelaskan "Kalau ada perempuan yang masuk ke tungku, nanti hasil pembakaran keramik berikutnya keseluruhan tidak ada yang jadi, yang retak-retaklah, yang rusaklah, yang gosonglah, macam-macam deh pokoknya. Soalnya sudah kejadian beberapa kali seperti itu". Kok bisa?! "Entahlah, dulu saya juga tidak percaya, mbak, tapi setelah mengalami kejadian tersebut beberapa kali ya mau tidak mau percaya juga".
Yasudahlah. Dari pada nanti saya diamuk sama pemiliknya karena hasil pembakaran berikutnya rusak, akhirnya saya memilih untuk tidak masuk ke dalam tungkunya. "Dalamnya juga gak ada apa-apa, ndah, cuma lorong kecil kosong melompom gitu. Nih fotonya" ujar teman cowok saya yang bisa masuk dan memotret bagian dalam tungku. Baiklah. Kekepoan saya terobati setelah lihat foto tersebut. Hehehehe.
Keramik Singkawang dijual mulai harga ratusan ribu hingga puluhan juta, tergantung besar kecil dan kerumitan desain tiap keramik. Dengan dominasi motif naga yang cantik, keramik Singkawang telah diekspor hingga ke beberapa negara. (EKW)
Saya berkesempatan mengunjungi salah satu pengrajin keramik di Singkawang yaitu Keramik Sinar Terang di kelurahan Sedau, Singkawang Selatan. Keramik di Singkawang menggunakan tanah liat bernama Kaolin Disini selain tersedia showroom, saya juga bisa melihat secara langsung proses pembuatan keramik mulai dari pembentukan, pembakaran, hingga pewarnaan dan finishing touch.
Disini saya menyempatkan diri untuk menjajal membuat keramik dengan alat putar manual dengan menggunakan kaki. Jadi, alat putar digerakkan sekencang mungkin, barulah tanah liat ditengahnya mulai dibentuk dengan tangan. Saat membentuk tanah liat menjadi bentuk mangkok sih mudah. Yang sulit ternyata mengangkat hasil jadi dari alat putar yang terus berputar tanpa mengubah bentuknya. Hasil yang saya buat, langsung miring begitu saya angkat dari alat putarnya. Hahahaha. Namanya juga baru belajar. *Ngeles.com*
Oh ya, saat saya akan beranjak masuk dan melongok ke dalam tungku naga tersebut mendadak langkah kaki saya terhenti karena dicegat sama pengawas disana. "Pamali kalau cewek masuk ke dalam tungku" katanya. Saya yang sejak kecil suka tidak terima kalau dapat jawaban pamali langsung manyun tingkat dewa.
Mungkin melihat saya manyun akhirnya dia pun menjelaskan "Kalau ada perempuan yang masuk ke tungku, nanti hasil pembakaran keramik berikutnya keseluruhan tidak ada yang jadi, yang retak-retaklah, yang rusaklah, yang gosonglah, macam-macam deh pokoknya. Soalnya sudah kejadian beberapa kali seperti itu". Kok bisa?! "Entahlah, dulu saya juga tidak percaya, mbak, tapi setelah mengalami kejadian tersebut beberapa kali ya mau tidak mau percaya juga".
Yasudahlah. Dari pada nanti saya diamuk sama pemiliknya karena hasil pembakaran berikutnya rusak, akhirnya saya memilih untuk tidak masuk ke dalam tungkunya. "Dalamnya juga gak ada apa-apa, ndah, cuma lorong kecil kosong melompom gitu. Nih fotonya" ujar teman cowok saya yang bisa masuk dan memotret bagian dalam tungku. Baiklah. Kekepoan saya terobati setelah lihat foto tersebut. Hehehehe.
Keramik Singkawang dijual mulai harga ratusan ribu hingga puluhan juta, tergantung besar kecil dan kerumitan desain tiap keramik. Dengan dominasi motif naga yang cantik, keramik Singkawang telah diekspor hingga ke beberapa negara. (EKW)
Jadi terpikir main ke Singkawang saat imlek. Bakal meriah di sana
ReplyDeletemyfoottrip dot com
Di Singkawang memang perayaan cap gomehnya yang paling terkenal..
Deletekulinernya juga enak2 lhooo..
wahhh kereeen yah bisa nyoba langsung (y)
ReplyDeleteby mydaypack.com
iyaa.. saya diizinkan untuk nyoba karena hari itu disana juga lagi santai kerjaannya.
Deletehehehehe.
sekali2 pengen belajar bikin keramik gitu, seru bangat kayaknya gampang2 susah
ReplyDeletesusah-susah gampang kalau saya..
Deletegampang muternya
susah ngebentuknya
wah. artsitik banget yaa. sama kaya di klaten. tapi bukan khas naga sih. hehe
ReplyDeletesalam kenal yakk
hanif insanwisata(dot)com
Iyaa.. uniknya keramik di Singkawang memang karena motif naganya yang khas Tionghoa
DeleteKeramik hasil buatan mu mana, ndah
ReplyDeletegak ada!
Deletetidak layak untuk ditampilkan disini, tur
hahahaha
Kelihatannya kayak mudah banget bikin nya ya. Tapi gak tau kalau kita coba.
ReplyDeleteiyaa.. saya pikir juga begitu pas ngeliat doang..
Deleteternyataa...
Ini terbuka untuk umum kan mbak? Sukak keder kalau ingin sekedar berkunjung saja tanpa membeli apapun 😂
ReplyDeletesebenarnya terbuka untuk umum sih. tapi tergantung yang punya juga sih..
Delete