Perasaan sih masih belum sempat minta day off usai tugas negara dari Bali, tiba-tiba list tugas negara keluar kota mendadak datang kembali seminggu setelahnya. *bos..bos.. saya lelah bos*. Permintaan untuk tugas negara di areal Jabodetabek pun ditolak dengan alasan "ada yang baru pertama kali liputan project ini, ndah, jadi dia yang di Jabodetabek dulu ya, kamu yang jauhan aja". Beuh. Tahun lalu saya minta yang jauhan, di Sulawesi atau Papua gitu ditolak, suruh yang deketan. *ehh Sumatera deketlah sama pulau Jawa lah ya* Hehehehe. Dan jadilah saya ke Kupang, Nusa Tenggara Timur.
Sebenarnya ini bukan kali pertama kali saya ke NTT. Beberapa tahun yang lalu saya pernah mengunjungi provinsi ini lewat pulau Sumba. (cerita tentang Sumba silakan dibaca disini). Namun memang ini pertama kalinya saya mengunjungi Kupang ya sudahlah ya, nikmati sajalah. Bersama dengan Aci si team leader dan Amin si fotographer, saya pun berangkat menuju Kupang dengan penerbangan paling pagi, pukul 03.30. *Ngantuks sangats kk, belum tidur dari kemarin*
Sampai di bandara Eltari sekitar pukul 09.00 lewat, kami pun langsung dijemput oleh sopir mobil rental yang kami sewa untuk tugas negara selama 6 hari di Kupang. Secara pagi-pagi buta tadi saya sempat ngemil, perut saya masih terasa penuh sehingga belum terlalu ingin untuk makan. Namun team leader meminta untuk segera menuju ke tempat makan.
"Belum makan nih dari semalam, yuks lah kita makan apa gitu yang khas Kupang," ujarnya.
"Bagaimana kalau makan sei aja?!" Supir menawarkan pilihan.
"Sei itu apa ya?!" Aci bertanya
"Semacam makanan dengan banyak lauk seperti nasi rames kalau gak salah" kata saya sotoy.
"Sei itu apa ya?!" Aci bertanya
"Semacam makanan dengan banyak lauk seperti nasi rames kalau gak salah" kata saya sotoy.
"Kan tadi ada artikel di majalah dalam pesawat kan, emang gak dibaca tadi?!" Tanya saya. Padahal mah saya juga lihat artikel itu juga sekilas info.
"Enggak, cuma lihat gambarnya aja. Yasudlah, yuks kita makan sei" kata team leader dengan antusias. Dan dibawalah kita menuju restoran Sei di jalan Cak Doko no 74, Oebobo, Kota Kupang, NTT.
"Enggak, cuma lihat gambarnya aja. Yasudlah, yuks kita makan sei" kata team leader dengan antusias. Dan dibawalah kita menuju restoran Sei di jalan Cak Doko no 74, Oebobo, Kota Kupang, NTT.
Begitu kita masuk team leader dan fotografer pun mencari tempat duduk dan saya sibuk foto-foto. Asyik! Dapat bahan buat nulis blog nih pikirku saat itu. Begitu duduk dan melihat menu, saya tercekat! 80% menu didominasi oleh daging babi. Apaaaa???
Saya sama fotografer saling pandang lalu saya bertanya ke Amin "kamu bisa makan ini?" Dan dia pun menggeleng. Berpaling ke arah team leader yang duduk di samping saya yang masih terlihat antusias milih menu. Ohh mungkin dia memang bisa makan daging babi kali, pikir saya dan tetap membiarkan dia memilih menu. Sambil tetap melihat menu, team leader pun bertanya ke kita berdua "kalian mau makan apa? Gw milih menu paket ini nih" ujarnya. Saya dan Amin cuma menjawab "mesen aqua botol aja, belum lapar, tadi pagi di soetta kan kita sempat makan"
Singkat cerita, menu di pesan dan kita pun sibuk dengan handphone masing-masing. Tiba-tiba handphone team leader berbunyi dan dia pun mengangkat dan berkata "Assalamualaikum mah, Alhamdulillah udah sampai di Kupang nih. Ini lagi mau sarapan dulu.. bla.. bla.. blaa..." Saya langsung kaget. Lhaa.. team leader saya islam juga?? Lhaa.. Lohh.. lhaa.. bagaimana ini??
Bersamaan dengan team leader yang asyik menelepon, pesanannya pun sampai di meja. Begitu Aci menutup telepon dan bersiap menyedok makannya saya langsung mengangkat tangan dan menahannya untuk tidak memakan makanannya. Dia tentu saja kaget tiba-tiba melihat tangan saya membatasinya dengan makanannya.
"Kamu beneran islam?" Tanya saya
"Iya, emang kenapa?" Tanyanya heran
"Menu disini ada daging babinya lho. Emangnya kamu bisa makan babi?"
"Ahh serius lo??" Ujarnya kaget dan langsung meletakkan sendok di piringnya.
"Tapi menu yang saya pilih kan tidak ada tulisannya daging babi tuh"
"Iya, tapi kan dimasaknya pakai wajan dan panci yang sama bahkan mungkin sendok yang sama lho"
"Tuhh logo restorannya juga bergambar babi" Amin menambahkan.
"Trus ini gimana?!" Aci kebingungan.
"Minta bungkus aja, trus kasih ke moses (supir)" kata saya.
"Iya, emang kenapa?" Tanyanya heran
"Menu disini ada daging babinya lho. Emangnya kamu bisa makan babi?"
"Ahh serius lo??" Ujarnya kaget dan langsung meletakkan sendok di piringnya.
"Tapi menu yang saya pilih kan tidak ada tulisannya daging babi tuh"
"Iya, tapi kan dimasaknya pakai wajan dan panci yang sama bahkan mungkin sendok yang sama lho"
"Tuhh logo restorannya juga bergambar babi" Amin menambahkan.
"Trus ini gimana?!" Aci kebingungan.
"Minta bungkus aja, trus kasih ke moses (supir)" kata saya.
Akhirnya makanan itu dibungkus dan kita pun langsung cabut dari restoran itu yang baru saya sadari bahwa logo restoran itu memang memakai siluet babi, seperti kata Amin tadi. Hadeuhh!!!!
Begitu sampai di dalam mobil pun kita bertiga cuma bisa tertawa miris lalu saya berkata kepada Moses (sopir)
"Bang, ternyata kita bertiga tidak bisa makan babi karena kita Islam. Maaf ya, bukan salah kamu juga, salah saya yang sok tahu dan tidak tahu juga kalau si Alvi juga islam. Maklum, kita baru ketemu kurang dari 24 jam sebelum berangkat kesini".
"Bang, ternyata kita bertiga tidak bisa makan babi karena kita Islam. Maaf ya, bukan salah kamu juga, salah saya yang sok tahu dan tidak tahu juga kalau si Alvi juga islam. Maklum, kita baru ketemu kurang dari 24 jam sebelum berangkat kesini".
Moses pun berulang kali minta maaf dan demikianpun saya karena memang sedikit banyak saya juga mensponsori kesalahan itu karena ke sok tahuan saya. Hahahaha.
"Menu makan kita seafood aja ya, ama ayam goreng gitu deh bang, oke?!" Disambut dengan anggukan supir dan dilanjutkan dengan ketawa ngakak sepanjang jalan.
Astaga! Hampir saja saya bikin dosa membiarkan teman makan sei, untung cuma nyaris, bukan beneran makan sei. Beberapa hari kemudian saya baru tahu, sei itu daging yang diasapkan yang kalau di kota Kupang bahan utamanya adalah daging babi. Mungkin mirip atau sama dengan Bacon dalam bahasa inggris. Namun ada pula sei daging sapi. Namun jika cuma disebut sei saja, itu sudah pasti daging babi, kecuali tertulis "sei daging sapi". Itulah makanan sei di Kupang! Jadi buat yang muslim, hindari resto dengan kata sei ya. (EKW)
Hahaha pengalaman menarik. Kalau dulu ada teliti sebelum membeli sekarang ada teliti dulu sebelum masuk restoran ya Mbak
ReplyDeleteiyaa.. karena belum tidur sehari semalam, pas motret logonya aja saya gak ngeh lho.
DeleteParah banget capeknya. wkwkwkwk.
Setahu gue ada juga sei yang halal deh
ReplyDeletememang ada kk catur..
Deletecuma kebanyakan di kupang itu sei ya daging babi.
mereka juga bilang ada yang halal cuma tidak tahu tempatnya.
wuuuh hampir aja ya kak hehehe
ReplyDeletemungkin lain kali harus lebih cermat lagi :3
iyaa.. soalnya waktu itu belum tidur sama sekali jadi otak skip rasanya.
Deletehehehehe..
Makanya, saya selalu berburu warung Jawa hahaha, rata-rata Surabaya, orang Jawa Timur yang saya temui di Kupang. Kan gak setiap saat seafood, ngirit wkwkwk.
ReplyDeletenahhh.. bener tuh..
Deleteselanjutnya saya dan team selalu nyari resto seafood atau warung jawa dan padang tuh..
Hahahaa hampirrr aja. Duh, bs jd catatan nih kalo nemu menu sei. Good info mba :)
ReplyDeleteiyaa hampir saja..
Deletesemoga bermanfaat info tentang sei nya.. :)
heuheuehu beberapa minggu lalu pernah lihat liputan Sei di TV
ReplyDeletetapi yg diliput Sei yg halal, Sei Sapi, yg jualan berkerudung...
iyaa memang ada sei sapi yang halal sih..
Deletekemaren gak sempat beli yang itu