Batu. Batu. Banyak batu di pantai ini. Batu-batu putih dan beberapa warna pastel lainya dengan berbagai ukuran. Saya tidak mengira jika pantai ini 80 persen pantainya tertutupi oleh bebatuan tersebut. Saya hanya tahu nama Kolbano cukup sering terdengar di antara para traveler dan dunia maya sebagai pantai yang eksotis. Kolbano, yang juga merupakan nama desa tempat pantai ini berada terletak di kabupaten Timur Tengah Selatan, provinsi Nusa Tenggara Timur. Jarak dari pusat kota Kupang sekitar 4 jam perjalanan.
Hari itu masih pagi, pukul 08.00 waktu setempat. Hanya kami yang datang hari itu. Mendung yang menyelimuti hingga batas horizon masih menggelayut anggun di udara. Saya beranjak ke sebuah kedai kecil di tepi jalan. "Kopi susunya satu ya bu". Secangkir kopi susu panas pun menghampiriku 10 menit kemudian. "Silakan kalau mau dibawa ke pantai" ujar si ibu dengan guratan tua dan senyum di wajahnya.
Setelah mengucapkan terima kasih, langkah kaki pun beranjak menuju tepian bibir pantai dengan horizon mendung tetap menggelayut di kejauhan.
Saya tak banyak bicara disini. Hanya duduk, menikmati secangkir kopi dan pemandangan laut yang teduh hari itu. Sesekali saya berjalan bertelanjang kaki secara perlahan di bebatuan kolbano, lalu naik ke atas bebatuan besar yang menjulang tinggi di pantai ini, lalu duduk kembali menikmati suasana pagi itu.
Saya tak banyak menggali informasi tentang pantai ini. Hanya tau bahwa pantai ini menjadi tujuan wisata utama para warganya. "Kadang ada juga orang dari luar daerah atau orang bule, tapi jarang sih" Ujar si ibu pemilik warung saat saya mengembalikan cangkir kopi yang telah kosong. Saya memang hanya sepeminuman kopi di pantai batu ini. Namun keindahan dan ketenangan akan selalu membekas di hati. (EKW)
Hari itu masih pagi, pukul 08.00 waktu setempat. Hanya kami yang datang hari itu. Mendung yang menyelimuti hingga batas horizon masih menggelayut anggun di udara. Saya beranjak ke sebuah kedai kecil di tepi jalan. "Kopi susunya satu ya bu". Secangkir kopi susu panas pun menghampiriku 10 menit kemudian. "Silakan kalau mau dibawa ke pantai" ujar si ibu dengan guratan tua dan senyum di wajahnya.
Setelah mengucapkan terima kasih, langkah kaki pun beranjak menuju tepian bibir pantai dengan horizon mendung tetap menggelayut di kejauhan.
Saya tak banyak bicara disini. Hanya duduk, menikmati secangkir kopi dan pemandangan laut yang teduh hari itu. Sesekali saya berjalan bertelanjang kaki secara perlahan di bebatuan kolbano, lalu naik ke atas bebatuan besar yang menjulang tinggi di pantai ini, lalu duduk kembali menikmati suasana pagi itu.
Saya tak banyak menggali informasi tentang pantai ini. Hanya tau bahwa pantai ini menjadi tujuan wisata utama para warganya. "Kadang ada juga orang dari luar daerah atau orang bule, tapi jarang sih" Ujar si ibu pemilik warung saat saya mengembalikan cangkir kopi yang telah kosong. Saya memang hanya sepeminuman kopi di pantai batu ini. Namun keindahan dan ketenangan akan selalu membekas di hati. (EKW)
Dulu kesini awal tahun 2012.. seorang teman yang tahun-tahun sebelumnya beberapa kali kesini bercerita bahwa semakin hari, bebatuan warna-warni di pantai ini semakin berkurang karena diambil dan dijual. :(
ReplyDeleteiyaaa. kalau lihat di kupang batu kolbano in dijual 50ribu per karung klo gak salah..
Deletedi beberapa tempat di pantai ini juga memang ada beberapa spot penambangan batu kolbano
pas! tulisannya juga ga panjang2.. cukup menjelaskan betapa eksotisnya pantai itu hehehe
ReplyDeleteterima kasih..
Deletetapi tulisan sependek ini juga mikirnya lama banget tuh, ampe 6 bulan..
hahaha..
Emamg sensasi ngopi sambil memandang birunya lautan dan deburan ombak tuh gak ada yg ngalahin mba
ReplyDeletebetul..betul.. betul..
DeleteMeski sebenarnya lebih enak kopi asli daripada kopi instan sihh..
tapi nikmati saja apa yang ada lah
Alhamdulillah
Pantai emang tempat paling asyik buat kontemplasi dan menenangkan diri yaa
ReplyDeleteiyaa, mbak. apalagi pantai sepi begini..
Deleteberuntung bisa ke pantai ini pas weekday, jadi asyik deh buat tempat merenung sejenak.
Wah berasa pantai pribadi nih
ReplyDeletebanget mbak. rasanya sampai tidak mau beranjak dari sini.
Deletetapi harus balik ke Kupang lagi karena ingat tugas euy.
hehehe
Pantainya masih sepi ya mba.. Nikmat banget duduk santai di pantai sambil menikmati kopi.. :)
ReplyDeleteiya sepi karena saya kesana pas hari biasa, hari selasa kalau gak salah. dan pagi sekitar jam 8an gitu deh.. jadinya sepi
Deleteserasa pantai milik pribadi mbak.. pantai di ntt ini bagus-bagus yah...
ReplyDeletepantai ntt macam-macam sih, pasir putih, pasir hitam, bebatuan dan lain-lain. pokoknya lengkap deh
DeleteNikmat banget mba, jadi semacam self healing. Pengen juga deh kayak gini :D
ReplyDeleteAlhamdulillah berkesempatan menengok pantai ini di kala sepi.
Deletesemoga bisa main-main ke sana ya. Amin!
KK....singgah gak ke pantai oetune, taus, Bitan, boisae, Kot Olin dan boking..... Semua pantai ini berdekatan dan 1 jalur.. Tapi berbeda karakter nya lho.... N tetap unik
ReplyDeleteWahhh saya nggak sempat singgah kemarin e... mudah-mudahan kalau ada waktu berkunjung ke Kupang lagi saya bisa ke semua pantai di sana ya. Amin!!
Delete