Kalau lihat tiket promo itu memang sering bikin khilaf ya. Apalagi kalau di tabungan masih ada beberapa recehan, langsung booking deh. Begitu pula saat saya sedang di Kuala Lumpur dan melihat promo tiket KL - Siem Reap seharga 85 ringgit. Langsung sikat!! Hohohoho.. *Khilaf mode ON* Dan 2 hari kemudian saya langsung terbang menuju salah satu provinsi di Kamboja itu.
Lalu, mau ngapain saya di Siem Reap? Entah!! Hahahaha.
Hasil ngecek-ngecek beberapa teman di Couchsurfing lokal, saya menemukan komunitas bernama JB Foundation yang membuat sekolah gratis untuk anak-anak di sebuah pedesaan tak jauh dari kota Siem Reap. Sekolah ini mengajarkan bahasa inggris secara cuma-cuma kepada anak-anak desa dan mereka menerima sukarelawan yang mau mengajar disana.
Tiba-tiba saja saya punya ide sableng untuk ikut jadi sukarelawan disana. Kenapa saya bilang ide sableng? Pertama, saya belum pernah punya pengalaman mengajar sekalipun. Kedua, ini mengajar bahasa inggris lho, lhaa bahasa inggris saya aja masih little little I can lhoo.. Wkwkwkwk. Nekads! Tetapi selalu ada waktu untuk pertama kalinya kan. Jadi saya langsung kontak yang punya sekolah bernama Sok Chamrouen.
Hari kedua di Siem Reap saya sudah nangkring di desa Cheasmorn, Meanchey Commune, distrik Brasatbakong, provinsi Siem Reap, Kamboja. Desa ini berjarak sekitar 40 menit dengan menggunakan tuk-tuk. Jalanan utama desa ini tidak beraspal, hanya tanah merah pada dan berdebu di sepanjang jalanannya. Akibatnya, debu merah berterbangan hingga menutupi pepohonan bahkan atap rumah di sepanjang jalan.
JB School Foundation tepat berada di tepi jalan utama desa Chaesmorn dan memiliki 3 ruangan kelas yang terbuka. Kelas setiap hari dimulai dari pukul 3 sore waktu setempat, selama 1 jam per kelas. Setiap ruangan kelas memiliki 3 kali pertemuan dengan siswa yang berbeda. pukul 15.00 - 16.00 untuk anak usia SD, kemudian istrahat selama 1 jam untuk melakukan doa di rumah masing-masing (sepertinya ini wajib setiap hari dilakukan, mungkin semacam misa atau sejenisnya untuk penganut agama di Kamboja), lalu dilanjutkan pukul 17.00 - 18.00 untuk anak SMP dan pukul 18.00 - 19.00 untuk remaja usia SMA.
Hari pertama disini, saya hanya melihat-lihat. Tahap observasi lah, berkenalan dengan beberapa murid dan juga salah satu gurunya, Saruon, yang langsung menawari untuk segera memulai mengajar sore itu juga.
Et dah.. entar dulu yaa. Belum siap mental kakak. Usai dia mengajar, saya menanyakan apakah pernah ada volunteer pengajar dari Indonesia sebelumnya. Saat dia menggeleng, saya langsung bersorak-sorai. Hehehe. jadi rencana 2 hari mengajar, hari pertama untuk memperkenalkan diri dan pekerjaan saya, hari kedua untuk memperkenalkan Indonesia. Baiklah! saya siap!
Lalu, bagaimana rasanya pertama kali mengajar, pakai bahasa inggris, di negara orang pula?? Pokoknya rasanya gado-gado deh. Sulit dijelaskan, tapi kadang suka bikin ketawa geli sendiri kalau mengingatnya kembali. Yang pasti, saya memang sebenarnya belum siap untuk mengajar. Makanya, saya ingin latihan mengajar dulu di Indonesia, baru mungkin bisa dilakukan di negara orang.
Satu hal yang selalu membuat saya terngiang-ngiang dengan murid-murid disana adalah saat saya ditemani bersepeda keliling desa dan mereka kerap bertanya "Teacher, Are you happy??" Deuhh.. murid-muridku tersayang, kenapa kalian begitu peduli dengan kebahagian guru kalian yang sableng satu ini? Jadi terharu, *mewek garuk-garuk tanah*. Apalagi mereka menanyakan hal tersebut berulang-ulang kali. Hanya bisa menjawab "Of course I'm happy, because of you". *big big smile for them*
Ahh. keputusan nekat yang saya ambil last minute itu jadi membuat saya memiliki memori yang menyenangkan selama di Siem Reap, Kamboja. (EKW)
Tambahan cerita:
Hari pertama mengajar, saya mendapat dua pertanyaan lain yang membuat saya suka senyum-senyum sendiri kalau ingat soal itu.
1. Why you wearing full clothes? Mereka nanya kenapa saya pakai baju tertutup padahal kan lagi cuaca lagi panas meski sudah sore. Mau jelasin soal perbedaan agama, kok ya berat buat mereka. Jadi saya cuma bilang bahwa saya muslim dan saya memilih untuk berpakaian seperti ini.
2. Teacher, who is your sweetheart? Dohhh pada kepo aja.. Pada gak tahu apa nih guru sedang jomblo *jodoh mana jodoh*
Thanks to:
Sok Chamrouen
JB School Foundation
Phone : +855 92876907
#043 Cheasmorn Village, Meanchey Commune, Brasatbakong District,
Siem Reap Province, Cambodia
Lalu, mau ngapain saya di Siem Reap? Entah!! Hahahaha.
Hasil ngecek-ngecek beberapa teman di Couchsurfing lokal, saya menemukan komunitas bernama JB Foundation yang membuat sekolah gratis untuk anak-anak di sebuah pedesaan tak jauh dari kota Siem Reap. Sekolah ini mengajarkan bahasa inggris secara cuma-cuma kepada anak-anak desa dan mereka menerima sukarelawan yang mau mengajar disana.
Tiba-tiba saja saya punya ide sableng untuk ikut jadi sukarelawan disana. Kenapa saya bilang ide sableng? Pertama, saya belum pernah punya pengalaman mengajar sekalipun. Kedua, ini mengajar bahasa inggris lho, lhaa bahasa inggris saya aja masih little little I can lhoo.. Wkwkwkwk. Nekads! Tetapi selalu ada waktu untuk pertama kalinya kan. Jadi saya langsung kontak yang punya sekolah bernama Sok Chamrouen.
Hari kedua di Siem Reap saya sudah nangkring di desa Cheasmorn, Meanchey Commune, distrik Brasatbakong, provinsi Siem Reap, Kamboja. Desa ini berjarak sekitar 40 menit dengan menggunakan tuk-tuk. Jalanan utama desa ini tidak beraspal, hanya tanah merah pada dan berdebu di sepanjang jalanannya. Akibatnya, debu merah berterbangan hingga menutupi pepohonan bahkan atap rumah di sepanjang jalan.
JB School Foundation tepat berada di tepi jalan utama desa Chaesmorn dan memiliki 3 ruangan kelas yang terbuka. Kelas setiap hari dimulai dari pukul 3 sore waktu setempat, selama 1 jam per kelas. Setiap ruangan kelas memiliki 3 kali pertemuan dengan siswa yang berbeda. pukul 15.00 - 16.00 untuk anak usia SD, kemudian istrahat selama 1 jam untuk melakukan doa di rumah masing-masing (sepertinya ini wajib setiap hari dilakukan, mungkin semacam misa atau sejenisnya untuk penganut agama di Kamboja), lalu dilanjutkan pukul 17.00 - 18.00 untuk anak SMP dan pukul 18.00 - 19.00 untuk remaja usia SMA.
Hari pertama disini, saya hanya melihat-lihat. Tahap observasi lah, berkenalan dengan beberapa murid dan juga salah satu gurunya, Saruon, yang langsung menawari untuk segera memulai mengajar sore itu juga.
Et dah.. entar dulu yaa. Belum siap mental kakak. Usai dia mengajar, saya menanyakan apakah pernah ada volunteer pengajar dari Indonesia sebelumnya. Saat dia menggeleng, saya langsung bersorak-sorai. Hehehe. jadi rencana 2 hari mengajar, hari pertama untuk memperkenalkan diri dan pekerjaan saya, hari kedua untuk memperkenalkan Indonesia. Baiklah! saya siap!
Satu hal yang selalu membuat saya terngiang-ngiang dengan murid-murid disana adalah saat saya ditemani bersepeda keliling desa dan mereka kerap bertanya "Teacher, Are you happy??" Deuhh.. murid-muridku tersayang, kenapa kalian begitu peduli dengan kebahagian guru kalian yang sableng satu ini? Jadi terharu, *mewek garuk-garuk tanah*. Apalagi mereka menanyakan hal tersebut berulang-ulang kali. Hanya bisa menjawab "Of course I'm happy, because of you". *big big smile for them*
Ahh. keputusan nekat yang saya ambil last minute itu jadi membuat saya memiliki memori yang menyenangkan selama di Siem Reap, Kamboja. (EKW)
Tambahan cerita:
Hari pertama mengajar, saya mendapat dua pertanyaan lain yang membuat saya suka senyum-senyum sendiri kalau ingat soal itu.
1. Why you wearing full clothes? Mereka nanya kenapa saya pakai baju tertutup padahal kan lagi cuaca lagi panas meski sudah sore. Mau jelasin soal perbedaan agama, kok ya berat buat mereka. Jadi saya cuma bilang bahwa saya muslim dan saya memilih untuk berpakaian seperti ini.
2. Teacher, who is your sweetheart? Dohhh pada kepo aja.. Pada gak tahu apa nih guru sedang jomblo *jodoh mana jodoh*
Thanks to:
Sok Chamrouen
JB School Foundation
Phone : +855 92876907
#043 Cheasmorn Village, Meanchey Commune, Brasatbakong District,
Siem Reap Province, Cambodia
Jd kangen ke siamrep. Dulu pas kesana aku jg banyak ketemu ana anak2 kecil bgini, dan mereka itu lincah plus ga malu2 nanya ke turis.. Aku mikirnya apa mrk mau practice bhs inggrisnya ya :D . Tp pd dasarnya mereka pd baij2 dan lucu. Suka bgt difoto pula
ReplyDeleteiyaa mereka emang ramah-ramah dan lucu2.. suka banget tersenyum sumringah kalau diajak selfie
DeleteBahasa inggris mereka juga udah lumayan bagus untuk ukuran ana SD lohh..
Semisal 2 bulan ngajar di Siem Reap dah kayak program KKN tapi beda negara :D
ReplyDeletedeuhh.. lama ajaaa..
Deleteitu 2 hari aja rasanya kelabakan banget mas..
hehehe
Itu ruangan kelas kok remang - remang ya
ReplyDeletecuma di hari aja jadi pengajar disana, ndah?
Iyaa saya cuma ngajar 2 hari disana. Klo yang itu kelas yg malam, jam 18.00
DeleteDisana listrik pake genset jd lampu cuma dijatah 1 tiap kelas.. makanya remang-remang gitu dehh.
Wah seru juga nih bisa jalan-jalan sambil ngajar :)
ReplyDeleteIyaa seru banget..
DeletePengalaman yang luar biasa deh pokoknya..
mau banget ngajar gt.. hiks.. jadi inget kemaren ikut kelas inspirasi.. dan ketagihan.. ahahaha
ReplyDeleteSy juga pernah ikut kelas inspirasi.. tp sebagai fotografer, bukan pengajar.
DeleteMakanya pas pertama kali mengajar ini jadi deg2an banget dehh
Dulu waktu ke Kolkata, aku dan travelmates juga sempat mau jadi sukarelawan di Mother Teresa House, tapi gagal karena perhitungan waktu di perjalanan yang meleset.
ReplyDeleteSemangat untuk berbagi ilmu dan pengalaman juga masih mencuat tiap kali jalan. Dan, tadaaa nemu postingan ini (gegara postingannya inces Raisa KW Super asal Palembang itu hihihi). Semoga kalau ke Siem Reap bisa main ke tempat ini. Amin.
Salam kenal mbak ^_^
Wahh saya sudah blogwalking..
Deletekeren deh ceritanya.. jadi terinspirasi lafi untuk volunteeran ke negara lain.
Salam kenal juga yaa..
Si raisa KW itu dah ah emang kalau posting yee.. hehehe..
Kereeennn... Di siem reap juga ada sekolah yang di atas danau itu mbak, kayaknya nerima buat volunteer juga deh...
ReplyDeleteoh yaa?? wahh mungkin waktu pas main2 lagi ke Siem reap bisa menyambangi sekolah di atas danau itu tuh..
DeleteAsyik banget dapat pengalaman ngajar, jadi membaur dgn penduduk lokal yaa
ReplyDeleteiyaa.. saya senang sekai waktu bisa keliling desa ditemani sama murid-murid SD disana.. Seru!!
DeleteNOOOOO !
ReplyDeleteBhs, inggris teh Linda bot little little.
Teh Linda teh sudah master Bhs. Inggris.
Aku aja sampe kepengen berguru sam ateh Linda :(
PAsti Asik banget ya teh punya pengalaman ngajar di negara orang.
jarang jarang ada orang hebat kayak teh Endah.
Teh Endah panutanqu
Hadeuhh.. saya mah masih belajar jugaa..
Deletedan saya juga bukan urang sunda,, jadi gak paham bahasa sunda euy.. *Roaming*
wkwkwkw
Keren mba Indah. Saya tidak pernah pede untuk mengajar, langsung grogi duluan apalagi kalau pakai bahasa Inggris. Tapi salah satu kengingan saya adalah voluenteer saat travelling.
ReplyDeleteitu juga ngajar groginya setengah mati euyy..
Deleterasanya sampai pengen menenggelamkan diri di sungai terdekat.. buat ngadem..
wkwkwkw
Wah mba pengalaman yang luar biasaaaa >< aku juga senang sekali ngajar dan ikut kegiatan volunteer mbak, aku baru kesempatan ngajar di daerah2 saja (di Indonesia). Kalo boleh tau cara ikut program yang mbak ikuti ini gimana ya? hubungi lngsng ke JB School Foundationnya langsung kah? Oiya untuk travel expenses di cover sama mereka kah? Terima Kasih sebelumnya mba ^^
ReplyDeletehai mba andi..
Deleteini sebenarnya iseng sih.. tidak ada travel expenses yang di cover sama mereka, jadi murni pake duit sendiri. tp karena saya kebetulan kenal dia lewat Couchsurfing jadi penginapan disediakan oleh dia. untuk makan saya masak sendiri karena kamboja banyak daging babi dan alkohol adalah hal awam hingga di pedesaan jadi milih yang aman dengan masak sendiri.
Salut dengan mbak ini. Berani mengajar di negeri orang. Kereeen.
ReplyDeleteduhh itu juga sebenarnya grogi banget tuhhh..
DeleteWah keren banget ini jalan-jalan sekaligus berbagi kebaikan juga kebahagiaan denan anak-anak setempat. Salut Mba!
ReplyDeleteide sableng last minute yang selalu di ingat di hati deh...
DeleteKeren bener pengalamannya mbak, seneng pastinya ya bisa jadi guru di Kamboja
ReplyDeleteterima kasih.. antara senang dan ngeri-ngeri sedap sih..
Deletetapi menantang sih. hehehe
Keren mba berani ambil keputusan ngajar pertama kalinya di negara orang pula. Akan jadi pengalaman yang enggak terlupakan nih...
ReplyDeleteKeputusan nekad yang memang selalu teringat di hati euy..
Deleteapalagi saat ketemu dengan para murid-murid di sana euy.. Jadi kangen dehh..
Saya ikut senyum-senyum membaca pertanyaan anak-anak itu. Memang ya anak-anak di mana-mana tuh polos, tetapi mereka juga masih tulus
ReplyDeletepertanyaan bocah-bocah itu antara polos banget tapi ngeselin juga euy..
Deletehahahaha..
tapi tetap suka dengan tatapan kepo mereka euy. hehehe
Polosnya anak anak... tapi aslinya emang ada sekolah resmi di situ kan yaaaa buat anak anak ini.. jadi sehari hari mereka emang sekolah
ReplyDeleteIyaa memang ada sekolah resminya. jadi dari pagi sampai jam 11an klo gak salah mereka sekolah dulu. saya sempat diajak main ke sekolah resminya sama 2 orang muridnya.
Deletesekolah yang ini lebih fokus sebagai tambahan pelajaran bahasa inggris buat mereka.
Ya ampuuuunn kakak singleeee..
ReplyDeletemau pergi ke mana aja bebaaas. dan emang bener banget. Nikmatilah waktu luang, termasuk pergunakan tiket promo buat hal tak terduga gini. Jago banget ishh traveling ke luar negeri pop up gitu aja plus sendirian pulak. Untung di sana aman-aman, yaa..
Ya Ammpunnnnn kakak nisaaaa...
Deletesaya mah terpaksa pergi kemana-mana biar gak sakit hati mulu liat para pasangan berbahagia.. *malah curcol* wkwkwkwk..
Alhamdulillah selama perjalanan selalu aman dan lancar jaya teruss macam jalan tol. hehehe.
Keren loh mba.. bahasa inggris belum jago tapi udah berani dan pede ngajar. Aku aja belum tentu bisa..
ReplyDeleteDan sendirian.. you're so brave..
Semoga bisa ngajar di Indonesia juga yaa...
Makasih. Semoga secepatnya bisa segera ngajar di Indonesia juga.
Deleteudah pengen banget nih..