Sebagai negara tetangga terdekat, Malaysia memang paling sering dikunjungi wisatawan Indonesia, baik buat yang baru pertama kali ke luar negeri ataupun yang pengen sekedar short escape liburan ke negeri Jiran ini. Saya termasuk yang kadang-kadang main dan melakukan short escape dulu di kala masih kerja kantoran. Paling lama ke Malaysia kala itu hanya 5 hari di kota Kinabalu, Sabah.
Namun tepat di akhir tahun 2016, usai resign dari kantor di bilangan Palmerah, saya mendapatkan kesempatan untuk traveling lebih lama di Malaysia. Tidak tanggung-tanggung, selama 4 bulan kerjaan saya mondar-mandir Jakarta - Kuala Lumpur. Lama tinggal di negera ini membuat saya merasakan sedikit gegar budaya antara Indonesia dan Malaysia, meskipun serumpun. Ini beberapa perbedaan yang sempat bikin saya shock.
1. Bahasa
Serupa tapi tak sama. Itulah wujud bahasa Indonesia versus Melayu. ada beberapa kata yang sama, namun ada beberapa kata pula yang punya arti jauh berbeda dari yang biasa saya kenal. Misalnya kata "Butuh" jangan sekali-kali pakai kata ini di Malaysia karena punya arti *maaf vulgar* "k*nt*l". Demikian pula kata "gampang" yang ternyata di Malaysia merupakan kata makian yang artinya "son of the b*tch"
Sebenarnya masih banyak kata lain cuma 2 kata ini meurut saya punya perbedaan arti paling krusial di antara kata-kata lainnya karena kadang-kadang saya juga tidak sengaja sering mengucapkannya. Teman-teman saya yang orang Malaysia, rata-rata cowok pula, sempat bingung waktu mau menjelaskan arti 2 kata tersebut karena saya perempuan. wkwkwkwk.
Sekarang 2 kata itu sering jadi bahan becandaan saya dan beberapa teman dari Malaysia dan Indonesia tapi hanya karena kita sudah kenal dekat sih. Kalau yang cuma kenalan saja sih sebaiknya jangan dipakai lah ya untuk menghindari kesalahpahaman.
2. Rumah Panggung
Secara serumpun, tentu saja bentuk rumah juga sama lah ya Tapi tidak serta merta semua orang Malaysia juga paham hal tersebut. Saya pernah mendatangi salah satu kota kecil di Malaysia dan salah satu penduduk yang tahu saya dari Indonesia tiba-tiba nyeletuk "ohh Saya pernah ke Indonesia, di Indonesia gak ada nih rumah panggung macam begini kan?!. Ini khas Melayu Malaysia nih" Dari nada bicaranya sih menurut saya agak sedikit sombong ya.
Saya mencoba menjawab, dengan nada yang berusaha sedatar mungkin, orangtua soalnya, "Di daerah pedesaan Indonesia seperti Kalimantan, Sulawesi, Maluku dan Sumatera rumahnya modelnya seperti ini kok pak. Apalagi Sumatera, orang Melayu juga kan disana, kan kita serumpun" sambil pasang senyum paling manis dan orang tersebut cuma melongo melihat saya lalu ngeloyor pergi. Sigh!
3. Pakaian
Sama seperti Indonesia, Malaysia juga mayoritas Islam. Secara saya juga jilbaber, saya paling sering disangka orang lokal saat di Malaysia. Disana rata-rata mayoritas perempuan menggunakan jilbab juga. namun ada satu cara berpakaian yang menurut saya agak unik yaitu, orang disana pakai jilbab dengan kaos lengan pendek, di atas siku lho.
Saya pernah ditanya oleh seorang teman dari Jepang "Endah, kenapa kamu pakai jilbab selalu dengan kaos lengan panjang, sedangkan dia *nunjuk salah satu teman cewek orang Malaysia* bisa pakai jilbab dengan kaos lengan pendek. Apa bedanya? kalian sama-sama islam kan ya?!" Saya? cuma bisa nyengir kuda sambil garuk-garuk kepala. Dohh.. Sampai sekarang saya belum ketemu jawaban untuk cara berpakaian yang satu ini. Ada yang tau?
4. Batik
Ini masalah paling krusial karena pernah jadi trending topic luar biasa beberapa tahun silam antara Indonesia - Malaysia. Tapi percayalah. batik Malaysia dan Indonesia itu punya motif dan paduan warna yang sangat jauh berbeda. Saya sempat was-was juga kalau ingin membahas yang satu ini
Namun, saya sempat bertemu salah satu pengusaha batik di Malaysia dan begitu dia tahu saya orang Indonesia dia langsung bilang "Kamu bisa kan lihat perbedaan antara batik Malaysia dan Indonesia?!" yang saya jawab dengan anggukan kepala yang mantap. "Seharusnya Indonesia tidak perlu khawatir, penyebutan batik itu cuma untuk teknik pembuatannya. Lagipula dunia mengenal Batik Indonesia sebagai yang terbaik di dunia kok" begitu katanya yang tentu saja bikin saya bangga sebagai orang Indonesia.
Pernah juga seorang teman dari Malaysia tiba-tiba nyeletuk "ehh tau gak, batik itu sebenarnya dari India ratusan tahun lalu sebelum masuk ke nusantara lho" dan langsung saya potong "udah deh, tidak usah mulai. Mau debat kusir berapa lama?" Dan ketika berdua ketawa ngakak dan setuju satu hal "some words are better unspoken". Tapi saya tetap kepo sih soal sejarah batik di nusantara. Kalau ada yang punya bukunya kasih tau saya ya.
Pada akhirnya setiap kali menemukan perbedaan antara Indonesia dan Malaysia, saya selalu mengingatkan pada teman-teman saya baik dari Indonesia ataupun Malaysia bahwasanya kita itu satu keluarga yang tinggal di rumah yang berbeda dengan peraturan yang berbeda. Macam adik kakak saja, kalau ketemu berantem mulu, tapi kalau jauh dikangenin mulu. (EKW)
Namun tepat di akhir tahun 2016, usai resign dari kantor di bilangan Palmerah, saya mendapatkan kesempatan untuk traveling lebih lama di Malaysia. Tidak tanggung-tanggung, selama 4 bulan kerjaan saya mondar-mandir Jakarta - Kuala Lumpur. Lama tinggal di negera ini membuat saya merasakan sedikit gegar budaya antara Indonesia dan Malaysia, meskipun serumpun. Ini beberapa perbedaan yang sempat bikin saya shock.
1. Bahasa
Serupa tapi tak sama. Itulah wujud bahasa Indonesia versus Melayu. ada beberapa kata yang sama, namun ada beberapa kata pula yang punya arti jauh berbeda dari yang biasa saya kenal. Misalnya kata "Butuh" jangan sekali-kali pakai kata ini di Malaysia karena punya arti *maaf vulgar* "k*nt*l". Demikian pula kata "gampang" yang ternyata di Malaysia merupakan kata makian yang artinya "son of the b*tch"
Sebenarnya masih banyak kata lain cuma 2 kata ini meurut saya punya perbedaan arti paling krusial di antara kata-kata lainnya karena kadang-kadang saya juga tidak sengaja sering mengucapkannya. Teman-teman saya yang orang Malaysia, rata-rata cowok pula, sempat bingung waktu mau menjelaskan arti 2 kata tersebut karena saya perempuan. wkwkwkwk.
Sekarang 2 kata itu sering jadi bahan becandaan saya dan beberapa teman dari Malaysia dan Indonesia tapi hanya karena kita sudah kenal dekat sih. Kalau yang cuma kenalan saja sih sebaiknya jangan dipakai lah ya untuk menghindari kesalahpahaman.
2. Rumah Panggung
Secara serumpun, tentu saja bentuk rumah juga sama lah ya Tapi tidak serta merta semua orang Malaysia juga paham hal tersebut. Saya pernah mendatangi salah satu kota kecil di Malaysia dan salah satu penduduk yang tahu saya dari Indonesia tiba-tiba nyeletuk "ohh Saya pernah ke Indonesia, di Indonesia gak ada nih rumah panggung macam begini kan?!. Ini khas Melayu Malaysia nih" Dari nada bicaranya sih menurut saya agak sedikit sombong ya.
Rumah Panggung di Bagan Datok, Perak, Malaysia |
3. Pakaian
Sama seperti Indonesia, Malaysia juga mayoritas Islam. Secara saya juga jilbaber, saya paling sering disangka orang lokal saat di Malaysia. Disana rata-rata mayoritas perempuan menggunakan jilbab juga. namun ada satu cara berpakaian yang menurut saya agak unik yaitu, orang disana pakai jilbab dengan kaos lengan pendek, di atas siku lho.
Saya pernah ditanya oleh seorang teman dari Jepang "Endah, kenapa kamu pakai jilbab selalu dengan kaos lengan panjang, sedangkan dia *nunjuk salah satu teman cewek orang Malaysia* bisa pakai jilbab dengan kaos lengan pendek. Apa bedanya? kalian sama-sama islam kan ya?!" Saya? cuma bisa nyengir kuda sambil garuk-garuk kepala. Dohh.. Sampai sekarang saya belum ketemu jawaban untuk cara berpakaian yang satu ini. Ada yang tau?
4. Batik
Ini masalah paling krusial karena pernah jadi trending topic luar biasa beberapa tahun silam antara Indonesia - Malaysia. Tapi percayalah. batik Malaysia dan Indonesia itu punya motif dan paduan warna yang sangat jauh berbeda. Saya sempat was-was juga kalau ingin membahas yang satu ini
Namun, saya sempat bertemu salah satu pengusaha batik di Malaysia dan begitu dia tahu saya orang Indonesia dia langsung bilang "Kamu bisa kan lihat perbedaan antara batik Malaysia dan Indonesia?!" yang saya jawab dengan anggukan kepala yang mantap. "Seharusnya Indonesia tidak perlu khawatir, penyebutan batik itu cuma untuk teknik pembuatannya. Lagipula dunia mengenal Batik Indonesia sebagai yang terbaik di dunia kok" begitu katanya yang tentu saja bikin saya bangga sebagai orang Indonesia.
Pernah juga seorang teman dari Malaysia tiba-tiba nyeletuk "ehh tau gak, batik itu sebenarnya dari India ratusan tahun lalu sebelum masuk ke nusantara lho" dan langsung saya potong "udah deh, tidak usah mulai. Mau debat kusir berapa lama?" Dan ketika berdua ketawa ngakak dan setuju satu hal "some words are better unspoken". Tapi saya tetap kepo sih soal sejarah batik di nusantara. Kalau ada yang punya bukunya kasih tau saya ya.
Pada akhirnya setiap kali menemukan perbedaan antara Indonesia dan Malaysia, saya selalu mengingatkan pada teman-teman saya baik dari Indonesia ataupun Malaysia bahwasanya kita itu satu keluarga yang tinggal di rumah yang berbeda dengan peraturan yang berbeda. Macam adik kakak saja, kalau ketemu berantem mulu, tapi kalau jauh dikangenin mulu. (EKW)
Yang "butuh" paling penting nih ahaha.
ReplyDeleteAnyway,, aku pernah baca tulisanmu di majalah sriwijaya, tentang pulau timor :)
iyaaa.. penting banget itu..
Deletehahaha..
Ahh iyaa. saya pernah kirim beberapa tulisan ke sana soalnya..
wah aku pernah tinggal di sana lagi sd saat ayahku kerja di sana
ReplyDeletedi melaka?? wah asyik tuh..
Deletegimana rasanya SD disana, mbak?
bahasanya, waduuhhh kok bisa beda gitu ya artinya.
ReplyDeletedan rumah panggung, saya dari Sumatra masih banyak lihat rumah panggung
iyaa.. bahasanya bikin sport jantung kadang2.. #ehh
Deleterumah panggung sih asal ke daerah pedesaaan sih masih bisa ketemu lahh
wah wah yang nomor 1 krusial banget.. apalagi kalau orang indonesia kata butuh kan sering banget dipakai..haha
ReplyDeleteiya mbak.. saya juga sempat malu banget pas udah tau artinya..
DeleteIndonesia dan Malaysia itu ibarat satu lobang. eeh... ngomong apa sih :D
ReplyDelete#ehh lobang..
Delete*sepertinya saya tidak paham*
hehehehe
Salam kenal, Mbak Endah:)
ReplyDeleteHahahaha... yang nomor 1 itu lucu banget!
Kalau soal batik, menurut ku kita (orang Indonesia) juga ga bisa klaim sepenuhnya batik itu milik Indonesia, karena nenek moyang kita pun juga cuma mewarisi dari Cina dan India. Tapiiiii, kita boleh bangga deh dengan kemampuan kita yang masih menguasai teknik membatik dengan canting. Bangsa lain mungkin tinggal menguasai bikin batik pakai mesin (print)
salam kenal jugaa..
Deleteiyaaa yg no. 1 kalau diingat2 lagi bisa bikin ketawa ngakak sendiri euy..
nahh klo soal batik saya masih belum banyak baca sih.. makanya lebih milih menghindar pembicaraan mengenai ini
Klo ga salah butuh bukannya punyanya cewe ya mbak?
ReplyDeletebukan mas, saya sudah konfirmasi ke setidaknya 3 teman cwo sih semuanya bilang itu punya cwo kok.
Deletehihihihi..
Wew, aku baru tau ada bahasa yang sama dengan Indonesia tapi artinya beda banget yaaaaa
ReplyDeleteAh, Melaka, kangen banget dengan kota sejarah ini.
iyaaa saya aja sempat sampai malu banget pas tau artinya.. hihihihi..
DeleteTernyata ada yaaa kosakata yang artinya seekstrim itu :D
ReplyDeleteiyaa mba, saat baru tau juga saya jadi tengsin sendiri..
Deletehahaha
Indonesia-Malaysia ini emang satu ibu bapak, tapi banyak politik yang memisahkan keduanya, terutama hasutan dari negara eropa
ReplyDeletebetul..betul..betul..
Deletesayangnya masih banyak yang terpengaruh dengan hasutan tersebut..
Jejak. Terima kasih atas partisipasinya. :)
ReplyDeleteTerima kasih kembali sudah mengunjungi dan mempertimbangkan artikel saya :)
DeleteTerima kasih ya sudah ikutan Blog Competition "Aha Moments" Skyscanner Indonesia. Good luck :)
ReplyDeleteTerima kasih kembali sudah memperhitungkan artikel saya, koh deddy :)
Delete