Salah satu keuntungan menjadi jurnalis adalah saya punya beberapa kesempatan mengunjungi daerah atau desa yang bukan merupakan tujuan wisata. Beberapa desa yang letaknya jauh dari perkotaan dan memang tidak memiliki objek wisata, namun punya kesan tersendiri saat bertamu dan bercengkerama dengan penduduknya.
Saat berkunjung ke Kupang, Nusa Tenggara Timur, saya berkesempatan mengunjungi sebuah desa bernama Oelbiteno. Apa yang menarik dari desa ini? Namanya unik euy. Hehehe. Terus terang kala itu saya butuh waktu agak lama untuk bisa melafalkan nama desa ini dengan benar.
Di desa ini saya bertemu dengan beberapa penduduk untuk melihat bagaimana mereka, terutama anak-anak belajar berkebun dan memanfaatkan air untuk pengairan dengan baik karena wilayah NTT termasuk daerah dengan iklim tropis hampir sepanjang tahun dan tekstur tanah yang kering dan tandus.
Di sela-sela istirahat siang, mereka menyuguhkan ubi rebus dan pisang goreng lengkap dengan sambalnya. Awal mulanya mereka tidak percaya ketika saya bilang saya besar di Papua Barat, jadi saya orang termasuk orang Indonesia Timur, seperti mereka. Namun begitu menerima ubi rebus, pisang goreng dan sambal, saya langsung duduk bersila di tanah lalu mencolek pisang goreng dengan sambalnya, lalu makan dengan lahapnya. langsung deh beberapa orang desa nyeletuk "Wahh, ini dia beneran orang Indonesia Timur nih. Kalau orang Jawa tidak makan seperti ini nih".
Baca juga : Random Face
Maksud mereka, orang Jawa tuh suka bingung kenapa pisang goreng kok dimakan dengan sambal. hehehe. 2 orang teman saya yang orang Jawa Tengah dan Sunda rada bingung melihat cara makan saya. Namun pas dicoba mereka pun bilang, "Ternyata pisang goreng pake sambal itu enak ya". Emang iya!! hahaha.
Begitu selesai dengan camilan dan kerjaan di kebun, kita pun kembali ke rumah salah satu penduduk untuk makan siang. Begitu sampai, Saya langsung disodorkan sepiring makanan. Saya agak bingung pas menerimanya. Bukan karena tidak mau, tapi karena saya tidak tahu jenis makanan ini. "ini bubur kacang merah?" saya pun bertanya. "Bukan mbak, itu namanya jagung bose, makanan khas NTT. Cobain deh" kata yang punya rumah. Ohh, saya taunya kuliner khas NTT tuh se'i yang akhirnya membuat saya bertanya lagi "Ini cuma jagung saja kan?! tidak ada tambahan daging?" Ketika mereka mengiyakan barulah saya melahap perlahan kuliner jagung bose tersebut.
Baca Juga : (Nyaris) Makan Sei di Kupang
Kuliner jagung bose ini memang sekilas mirip kacang merah. Rasanya cukup gurih, tidak manis macam bubur kacang hijau atau kacang merah. Cara masaknya bagaimana? Kata penduduk desa cukup mudah. Cukup rebus jagung yang sudah dipipil dengan air, santan cair dan garam. kalau mau ditambahkan kacang biasa atau kacang merah juga bisa, tapi direndam dulu semalaman supaya mudah lunak saat direbus bersama jagung.
Buat tambahan rasa manis, piring makan saya berisi jagung bose ditambahkan dengan orek tempe kacang. Bukan saya lho yang menambahkan, sesendok makan orek tempe kacang itu langsung ditaruh di atas piring saya sama yang punya rumah. "Biar ada manis-manisnya dikit" katanya. Saya mah mengiyakan saja lalu melahap habis isi piring. Begitu selesai saya pun meminta tambahan 1 piring lagi "Biar tidak kebayang-bayang rasanya nanti kalau sudah pulang ke Jakarta." Hehehe.. Doyan apa lapar, ndah?! Wkwkwkwk.
Begitu selesai menyantap habis 2 piring jagung bose, saya pun beranjak ke bagian dapur dimana kedua teman saya sudah berada disana menyantap menu makan siang yang sudah tersedia.
Teman : "Tidak makan siang, ndah?!"
Saya : "Sudah tadi, makan jagung bose 2 piring"
Teman : "Lahh kan belum makan nasi?"
Saya : "Jagung ama nasi sama aja keleus. sama-sama karbo. Biasanya juga orang sini mah makan jagung sudah cukup. Itu mereka menyediakan nasi karena ada kita tamu dari Jawa yang suka bilang belum makan kalau belum makan nasi"
Teman : "Hahaha.. iya ya?!"
Lalu, mungkin saking nikmatnya nih kuliner jagung bose, saya sampai lupa waktu itu menu makan siang yang disiapkan buat kami tuh apaan ya?! *mendadak amnesia*. Ahh biarlah, yang penting kuliner jagung bose selalu teringat di hati dan di perut. Hehehe. (EKW)
Saat berkunjung ke Kupang, Nusa Tenggara Timur, saya berkesempatan mengunjungi sebuah desa bernama Oelbiteno. Apa yang menarik dari desa ini? Namanya unik euy. Hehehe. Terus terang kala itu saya butuh waktu agak lama untuk bisa melafalkan nama desa ini dengan benar.
Gerbang desa Oelbiteno, Nusa Tenggara Timur |
Belajar berkebun dan menyiram tanaman buat anak-anak di NTT |
Baca juga : Random Face
Maksud mereka, orang Jawa tuh suka bingung kenapa pisang goreng kok dimakan dengan sambal. hehehe. 2 orang teman saya yang orang Jawa Tengah dan Sunda rada bingung melihat cara makan saya. Namun pas dicoba mereka pun bilang, "Ternyata pisang goreng pake sambal itu enak ya". Emang iya!! hahaha.
Begitu selesai dengan camilan dan kerjaan di kebun, kita pun kembali ke rumah salah satu penduduk untuk makan siang. Begitu sampai, Saya langsung disodorkan sepiring makanan. Saya agak bingung pas menerimanya. Bukan karena tidak mau, tapi karena saya tidak tahu jenis makanan ini. "ini bubur kacang merah?" saya pun bertanya. "Bukan mbak, itu namanya jagung bose, makanan khas NTT. Cobain deh" kata yang punya rumah. Ohh, saya taunya kuliner khas NTT tuh se'i yang akhirnya membuat saya bertanya lagi "Ini cuma jagung saja kan?! tidak ada tambahan daging?" Ketika mereka mengiyakan barulah saya melahap perlahan kuliner jagung bose tersebut.
Baca Juga : (Nyaris) Makan Sei di Kupang
Kuliner jagung bose ini memang sekilas mirip kacang merah. Rasanya cukup gurih, tidak manis macam bubur kacang hijau atau kacang merah. Cara masaknya bagaimana? Kata penduduk desa cukup mudah. Cukup rebus jagung yang sudah dipipil dengan air, santan cair dan garam. kalau mau ditambahkan kacang biasa atau kacang merah juga bisa, tapi direndam dulu semalaman supaya mudah lunak saat direbus bersama jagung.
Kuliner jagung bose, kuliner khas NTT |
Begitu selesai menyantap habis 2 piring jagung bose, saya pun beranjak ke bagian dapur dimana kedua teman saya sudah berada disana menyantap menu makan siang yang sudah tersedia.
Teman : "Tidak makan siang, ndah?!"
Saya : "Sudah tadi, makan jagung bose 2 piring"
Teman : "Lahh kan belum makan nasi?"
Saya : "Jagung ama nasi sama aja keleus. sama-sama karbo. Biasanya juga orang sini mah makan jagung sudah cukup. Itu mereka menyediakan nasi karena ada kita tamu dari Jawa yang suka bilang belum makan kalau belum makan nasi"
Teman : "Hahaha.. iya ya?!"
Lalu, mungkin saking nikmatnya nih kuliner jagung bose, saya sampai lupa waktu itu menu makan siang yang disiapkan buat kami tuh apaan ya?! *mendadak amnesia*. Ahh biarlah, yang penting kuliner jagung bose selalu teringat di hati dan di perut. Hehehe. (EKW)
Unik juga ya Jagung Bose-nya.. Jadi pengen..
ReplyDeleteSemoga keunikan makanan pokok di setiap daerah kembali dialami oleh bangsa ini.. Di mana jagung/sagu/ketela itu setara dengan nasi..
Kan sekarang kebanyakan orang-orang menganggapnya makanan pokok yang lebih rendah dari nasi.. hoho
juga bikin sendiri mas. itu warnanya agak merah karena ada campuran kacang merahnya dikit.
DeleteSebagai yang pernah tinggal lama di wilayah Indonesia Timur, saya kalau makan gak perlu ketemu nasi kok. yang penting makan! hehehe.
sejak kecil memang sudah dibiasakan makan singkong, ubi jalar, kentang dan keladi atau talas air. soalnya beras agak mahal euy. klo singkong ama ubi kan tinggal ngegali di halaman samping. hehehe.
Di daerahku ada makanan dari jagung yang namanya KAMBOSE ��
ReplyDeletekuliner dari daerah mana tuh, mbak?
Deletesama gak dengan kuliner jagung bose dari NTT ini?
waktu aku ke Manado jg gitu mba pisang goreng pake sambel ku kaget mengapa disuguhin sambel padahal pisang gorengnya aja uda enak ternyata khas sana begitu
ReplyDeletebtw nama daerahnya unik y mb baru tau pas baca inj malah hehehe
sulawesi kan masuk areal Indonesia Timur mbak
Deleteenak kan pisang goreng dengan sambal?? pasti nagih. hehehe..
nama daerah di Indonesia timur itu memang unik-unik deh
wkkwkkw iya ini... orang sini pun juga mbak klo belom makan nasi belom makan katanya pdhal jagung juga uda bkin kenyang ��
ReplyDeleteiyaa.. saya mah makan jagung 2 juga udah kenyang banget euy.. paling nambah sup sayuran atau ayam/ikan goreng tuh. hehehe
DeleteUniknya suatu perjalanan ketika bisa mengunjungi tempat2 penduduk khas yg ramah dan memperkenalkan makanan khas mereka :D
ReplyDeleteiya. selalu senang mengunjungi daerah dan diperkenalkan kuliner khas mereka yang kalau di kota belum tentu ada yang jual euy..
DeleteKuliner Indonesia memang unik unik ya. . Selagi mau dikembangkan mebjadi makanan yng enak dan bisa go internasional ya. .
ReplyDeleteiyaa.. kita punya ribuan makanan khas yang enak-enak bangets..
DeleteAku salah satu "wong jowo" yang belum merasa kenyang kalau belum makan nasi, hehe.. ya minimal 1x sehari lah harus ketemu nasi. Kalau nggak bisa masuk angin dan jadi cranky.
ReplyDeleteTapi lidah ku lumayan timur, kok. Suka juga makan pisang goreng dicolek sambal roa, doyan juga binthe bilahuta. Yang mana mama ku aja nggak kenal makanan itu.
Seru nih baca cerita tentang jagung bose, jadi pengen nyobain langsung di NTT.
duhh yang belum kenyang makan nasi. padaha udah makan bakso, mpek2, ketoprak dan rujak.
Deletehehehe..
pisang goreng sambel roa emang yahud ya mbak. hehehe
Ah jadi penasaraaaan. Pengeeen.
ReplyDeletesok atuh coba dibikin.. gampang kok resepnyaa.
DeleteJagung NTT beda ya warnanya sama jagung yang sering kita temukan di ibukota.. warna beda mungkin rasa juga berbeda.. ngecess pengem cobain ugak deh
ReplyDeleteiyalah beda.. tanahnya aja beda. hehehe..
Deletekuliner menarik nih jagung bose. Di Sulawesi ada binte yang pakai jagung pipil. Yup, ga selalu harus makan nasi, kan.
ReplyDeletehmm saya belum pernah nyobain binte sih.. jadi penasaran juga deh..
Deletenamanya unik yah penasaran deh sama rasanya, aku jadi kepingin coba.
ReplyDeleterasanya gurih gitu sih..mudah kok buatnya..dicoba aja mbak.
DeleteWah, serunya bisa lebih dekat sama penduduk setempat
ReplyDeleteyup. selalu menyenangkan bercengkerama bersama penduduk setempat dimanapun
DeleteOrang jawa walau makan sebanyak apapun jika belum ketemu nasi akan bilang belum makan.
ReplyDeleteSaya lebih suka, singkong rebus dengan sambal. Kalau pisang goreng, lebih senangnya pakai saos sambal.
saya mah emang doyan sambal. makan bakwan aja doyan tuh pake sambel. hehehe...
Deletedan yang penting makan. mo nasi kek, mo jagung kek, mo ubi kek. yang penting judulnya makanan yowes saya kenyang. hehehe
Jagung disana mirip kacang ya mba. Penasaran pengen icip langsung. Oiya, anak2 pelosok/kampung emang udah terbiasa berkebun di waktu kecil, akupun dulu sering bnget diajak bercocok tanam dari mulai jagung sampai kacang2an yg lain. Serunya pas waktu panen, wuuuih, speechles deh
ReplyDeleteiya. jagung disana memang lebih besar dan tidak sekuning jagung pada umumnya.
Deleteberkebun memang paling menyenangkan saat panen. rasanya perjuangan waktu merawat tanamannya itu terasa banget tidak sia-sia ya.
Eh iya mirip kacang merah penampilannya. Tapi sbrnya kacang merahnya cuma campuran ya mabk? Penasaran eui rasanya kyk apa :D
ReplyDeleteiya kan. makanya saya sempat salah kira itu bubur kacang merah. hehehe.
Deleterasanya lebih gurih dari bubur kacang pada umumnya, karena gak pake gula.
Pas di Ambon juga aku makan pisang goreng pakai sambal. Dan enak banget bikin ketagihan loh. Senangnya jadi tahu soal keunikan suatu daerah soal kuliner
ReplyDeleteiya. pokokonya kalau jalan ke daerah itu suka banget nyicip-nyicip makanan deh. rasanya unik-unik.
Deleteya ampun, penasaran sama jagung yang ditambah orek tempe itu. kaya apa ya rasanya. masih belum kebayang gimana rasanya itu mba. hihihii
ReplyDeletenahh itu dia. lucu kan ya bubur jagung campur orek tempe. tapi enak-enak aja sih menurut saya. hehehe
Deleteselalu penasaran dengan keindahan dan kuliner dari timur
ReplyDeleteindonesia timur itu memang punya banyak keindahan dan kuliner yang bisa dieksplore ya.
DeleteUnik euy kulinernya. Dan kelihatan nikmat.
ReplyDeleteItu aku baca nama desanyaberulang-ulang, dan kayanya masih blom bisa nyebutnya. ahahahahaha
iyaa kulinernya enak dan unik.
Deletenama daerahnya susah kan disebutnya. hahahaha
Kalau pisang goreng dengan sambal, saya sedikit heran. Tapi kalau pisang rebus dimakan dengan sambal, itu hal yang biasa bagi kami
ReplyDeletekalau di daerah Indonesia timur kebanyakan gorengan emang pakai sambel sih.. jarang yang pakai cabe utuh gitu.
Deletedemikian pula yang rebusan.
Cara masaknya gimana itu mba? Biar aku cobain di rumah
ReplyDeletecara masak, menurut informasi dari penduduknya.
DeleteCukup rebus jagung yang sudah dipipil dengan air, santan cair dan garam. kalau mau ditambahkan kacang biasa atau kacang merah juga bisa, tapi direndam dulu semalaman supaya mudah lunak saat direbus bersama jagung.
mudah kan?!
Enak tuh pisang goreng pake sambal. Umummnya di wilayah timur seperti di kampung saya di sulawesi makan pisang goreng harus pake sambal
ReplyDeleteiyaa.. saya juga sebagai orang timur juga selalu makan pisang goreng pakai sambel. pas pindah ke jawa aja orang-orang pada heran lihat cara saya makan.
Deletehehehe
rasanay seperti apa ya , penasaran
ReplyDeletelebih ke rasa gurih ketimbang manis sih mbak. bubur jagung gurih gitu.
DeleteWah ... pengin nyobain jagung bose. Bubur jagung, diberi tempe orek. Sepertiny arasanya unik. Tapi harus ke NTT dulu ya? Jauh ...
ReplyDeletebikin sendiri aja mbak. gampang kok buatnya.
Deletetapi rasanya mungkin sedikit berbeda karena jagungnya rada beda juga sih
waktu pindah ke bogor & jakarta, saya juga suka nemuin teman yang bingung dan merasa aneh kalau liat saya makan pisang goreng pakai sambal.
ReplyDeleteiya ya mbak, padahal pisang goreng pakai sambel itu nikmatnya tiada duanya ya. hehehe
DeleteLgs penasaran ama rasanya :). Kuliner indonesia timur yg aku blm banyak coba. Kalo pisang ama sambel udh srg krn di jkt kan banyak resto menadobyg menyediakan pisang goreng ama sambal. Tp kuliner2 unik indonesia timur lain, aku cm tau nama, tanpa tau rasanya :D. Nth kapan lah ini bisa ke daerah timur :)
ReplyDeletesaya yang pernah tinggal di Indonesia timur aja banyak kok belum mencicipi kulinernya. soalnya Indonesia timur itu luas dan banyak pulau-pulaunya yang belum terjamah nih. Yukss eksplore Indonesia timur.
Delete