Pernah bekerja sebagai jurnalis beberapa tahun, dunia tulis menulis menjadi makanan sehari-hari dimanapun. Lalu setelah bekerja beberapa tahun pun
akhirnya saya memutuskan untuk membuat sebuah blog. Lhoo kenapa?? Memangnya tidak capek menulis setiap saat? Sebegitu suka kah dengan dunia tulis menulis? Ahh tidak juga kok. Kadang kalau lagi suntuk atau mentok sih bisa aja tuh tidak menulis berhari-hari bahkan berminggu-minggu kok.
Lalu kenapa jurnalis seperti saya ngeblog sih? Ini nih alasannya saya menulis blog.
1. Karena saya Textrovert
Beberapa teman dekat saya pasti paham terkadang saya kesulitan menyampaikan isi kepala saya kepada mereka. Terutama ketika ditanya pengalaman saat sedang traveling. Di otak mikirnya mangga, di mulutnya keluarnya Jambu. Kadang saya sudah menjelaskan panjang lebar tapi maksud yang tersampaikan berbeda. Hadeuhhh..
Nahh menulis dan ngeblog membuat saya lebih terarah untuk menyampaikan hal tersebut. Saya baru mendapatkan kata yang tepat untuk orang dengan tipikal seperti saya ini yaitu Textrovert, orang yang lebih nyaman berbicara dengan bahasa tulisan. Jadi isi hati dan pikiran jadi lebih mudah tersampaikan. Bahkan ada beberapa teman saya yang bisa ketawa ngakak kalau baca pesan saya di WA. Lahh mereka bilang saya jago ngelawak dengan kata-ngakak
2. Merawat Ingatan
Setiap hari otak kita itu menerima begitu banyak informasi, entah yang baru maupun info lama. Apalagi kalau traveling ke tempat yang baru. Nama desa, jalan, orang hingga nama makanan yang belum pernah kita dengar pasti banyak kan. Itu bisa diingat semua?? Kalau masih 1 atau 2 hari sih mungkin iya, namun apakabarnya kalau sudah seminggu, sebulan, setahun, bertahun-tahun kemudian?? Masih bisa ingat semuanya?? Tentu saja tidak!
Baca Juga : Mengenal Sejarah Kesultanan Siak Sri Indrapura
Dengan menulis, saya mampu merawat ingatan saya tentang hal-hal yang saya temui setiap hari di setiap perjalanan. Bagaimana sejarah kota Siak Sri Indrapura di Riau, orang-orang Marapu yang saya temui di pulau Sumba, anak-anak sekolah di Siem Reap, Kamboja, semuanya bisa saya ingat kembali dengan jelas lewat tulisan di blog.
3. Refreshing.
Pekerjaan saya sebagai jurnalis membuat saya banyak menulis mulai dari tulisan ilmiah saat kerja di majalah pertanian hingga tulisan politik, ekonomi, sosial di sebuah media TV penyedia konten. Suntuk?? Hampir setiap hari bahkan ada beberapa kali momen saya sampai sempat muak nulis berita karena baru saja kelar riset mendalam soal korban G30S di tahun 1965. Saya sampai tidak mau melihat berita kriminal apapun terutama yang menyangkut korban jiwa.
Nah dengan menulis blog saya bisa refreshing dari tulisan-tulisan baku bin serius itu. Menulis betapa cantiknya air terjun Oehala di NTT yang tidak sengaja saya datangi, indahnya bentang alam kebun bawang di Majalengka, dan enaknya menikmati kuliner Soto Banjar di pinggiran sungai Martapura sambil menikmati alunan musik tradisional, atau sekedar duduk bengong menikmati malam di Jam Gadang, Bukittinggi. Benar-benar ngeblog itu membuat saya merefresh otak plus merefresh kembali tulisan-tulisan saya, baik yang baku maupun yang santai seperti ini.
Baca Juga : Duduk Diam di Jam Gadang, Bukittinggi
4. Nambah Teman
Kok bisa? Iya lah. Setiap saya habis menulis tentang suatu hal atau suatu tempat, biasanya saya akan cari-cari artikel tentang hal atau tempat tersebut di blog lain karena saya ingin melihat sudut pandang dari orang lain. Awal-awalnya sekedar komentar untuk meninggalkan jejak, lalu saling follow media sosial dan berinteraksi, lalu pada akhirnya ngajak ketemuan deh kalau kebetulan lagi berada di kota yang sama.
Beberapa teman akrab pun bisa saya dapatkan dari ngeblog ini. Ejie Belula si hitchhiker perempuan indonesia, Dede Ruslan si Catatan Ruslan, Raisa KW dari Palembang a.k.a Astari Ratnadya, Rahma Yulianti si Jilbab Backpacker yang ternyata jurnalis juga adalah beberapa blogger yang paling sering saya kontak. Bahkan ada beberapa yang saya belum pernah kopdar sekalipun tapi sering interaksi di media sosial seperti Alm. Mas Cumi Lebay, Haryadi Yansyah si Omnduut, dan masih banyak lagi yang lainnya. Jadi makin senang ngeblog deh.
5. Melihat dari sudut pandang yang lain.
Saya memang banyak melakukan dinas luar kota untuk kegiatan liputan dengan tema-tema yang sudah ditentukan. Namun ada beberapa hal di perjalanan yang rasanya tidak bisa ditulis dalam berita yang harus saya setor ke atasan namun tetap menarik untuk diceritakan kembali. Soalnya namanya dinas luar kota, itu jadwalnya padat merayap macam jalanan Jakarta di kala office hour. Bikin stress berat.
Baca Juga : Playlist Melintas Jalur Lintas Sumatera
Contohnya tulisan saat saya meliput ke Kupang, NTT dan nyaris membuat team leader yang beragama islam hampir makan daging sei yang ternyata terbuat dari daging babi, atau pas lagi liputan lintas jalur Sumatera yang bikin suntuk setengah mati lalu mendadak dapat inspirasi curhatan lewat lagu-lagu yang saya dengarkan sepanjang perjalanan, atau saat-saat lucu berinteraksi dengan salah satu pegawai Pemerintah Daerah Papua di Jayapura ketika minta password wi-fi. Nah semua cerita itu bisa tertuang dalam blog dan saya bisa membacanya kembali untuk mengenang dan melihat sudut pandang lain dinas luar kota tidak semata hanya tugas yang bikin stress belaka.
Baca Juga : (Nyaris) Makan Sei di Kupang
6. Mendapatkan pengetahuan dan pengalaman baru.
Dengan menulis blog, saya mendapatkan beberapa pengalaman baru diluar tugas saya sebagai jurnalis. Contohnya mendapatkan tiket pesawat gratis karena lomba menulis tentang travel tahun lalu atau saat saya diundang menghadiri blogger trip di Perak, Malaysia bersama belasan blogger dan social influencer lainnya tahun 2017 atau dikontak salah satu penerbit untuk menerbitkan buku. Duhh rasanya menyenangkan sekali kan. Semuanya saya dapatkan dari menulis blog ini
Meski demikian kadang rasa suntuk itu memang tetap ada kok. Jenuh dan mentok saal menulis blog juga sering terjadi. Tapi saya selalu berusaha untuk tetap tetap konsisten menulis blog. Dunia blogging saat ini semakin berkembang dan saya bukanlah satu-satunya jurnalis yang ngeblog lho. Mungkin jurnalis yang beralih menjadi blogger paling terkenal adalah Marischka Prudence dan saya yakin masih banyak lagi yang lainnya. Harapannya dengan menulis blog, kami bisa ikut menyemarakkan perbedaharaan kata-kata di dunia blogging sehingga makin berwarna, meski perbendaharaan kata-kata saya juga tidak banyak kok. Hehehe.
Nah kalau kami, apa sih profesimu dan kenapa sih ikut ngeblog juga?? (EKW)
Tugas saya sebagai seorang video jurnalis |
1. Karena saya Textrovert
Beberapa teman dekat saya pasti paham terkadang saya kesulitan menyampaikan isi kepala saya kepada mereka. Terutama ketika ditanya pengalaman saat sedang traveling. Di otak mikirnya mangga, di mulutnya keluarnya Jambu. Kadang saya sudah menjelaskan panjang lebar tapi maksud yang tersampaikan berbeda. Hadeuhhh..
Setiap hari jurnalis dan blogger sama-sama menulis kan ya. |
2. Merawat Ingatan
Setiap hari otak kita itu menerima begitu banyak informasi, entah yang baru maupun info lama. Apalagi kalau traveling ke tempat yang baru. Nama desa, jalan, orang hingga nama makanan yang belum pernah kita dengar pasti banyak kan. Itu bisa diingat semua?? Kalau masih 1 atau 2 hari sih mungkin iya, namun apakabarnya kalau sudah seminggu, sebulan, setahun, bertahun-tahun kemudian?? Masih bisa ingat semuanya?? Tentu saja tidak!
Baca Juga : Mengenal Sejarah Kesultanan Siak Sri Indrapura
Dengan menulis, saya mampu merawat ingatan saya tentang hal-hal yang saya temui setiap hari di setiap perjalanan. Bagaimana sejarah kota Siak Sri Indrapura di Riau, orang-orang Marapu yang saya temui di pulau Sumba, anak-anak sekolah di Siem Reap, Kamboja, semuanya bisa saya ingat kembali dengan jelas lewat tulisan di blog.
3. Refreshing.
Pekerjaan saya sebagai jurnalis membuat saya banyak menulis mulai dari tulisan ilmiah saat kerja di majalah pertanian hingga tulisan politik, ekonomi, sosial di sebuah media TV penyedia konten. Suntuk?? Hampir setiap hari bahkan ada beberapa kali momen saya sampai sempat muak nulis berita karena baru saja kelar riset mendalam soal korban G30S di tahun 1965. Saya sampai tidak mau melihat berita kriminal apapun terutama yang menyangkut korban jiwa.
Nah dengan menulis blog saya bisa refreshing dari tulisan-tulisan baku bin serius itu. Menulis betapa cantiknya air terjun Oehala di NTT yang tidak sengaja saya datangi, indahnya bentang alam kebun bawang di Majalengka, dan enaknya menikmati kuliner Soto Banjar di pinggiran sungai Martapura sambil menikmati alunan musik tradisional, atau sekedar duduk bengong menikmati malam di Jam Gadang, Bukittinggi. Benar-benar ngeblog itu membuat saya merefresh otak plus merefresh kembali tulisan-tulisan saya, baik yang baku maupun yang santai seperti ini.
Baca Juga : Duduk Diam di Jam Gadang, Bukittinggi
4. Nambah Teman
Kok bisa? Iya lah. Setiap saya habis menulis tentang suatu hal atau suatu tempat, biasanya saya akan cari-cari artikel tentang hal atau tempat tersebut di blog lain karena saya ingin melihat sudut pandang dari orang lain. Awal-awalnya sekedar komentar untuk meninggalkan jejak, lalu saling follow media sosial dan berinteraksi, lalu pada akhirnya ngajak ketemuan deh kalau kebetulan lagi berada di kota yang sama.
Beberapa teman akrab pun bisa saya dapatkan dari ngeblog ini. Ejie Belula si hitchhiker perempuan indonesia, Dede Ruslan si Catatan Ruslan, Raisa KW dari Palembang a.k.a Astari Ratnadya, Rahma Yulianti si Jilbab Backpacker yang ternyata jurnalis juga adalah beberapa blogger yang paling sering saya kontak. Bahkan ada beberapa yang saya belum pernah kopdar sekalipun tapi sering interaksi di media sosial seperti Alm. Mas Cumi Lebay, Haryadi Yansyah si Omnduut, dan masih banyak lagi yang lainnya. Jadi makin senang ngeblog deh.
5. Melihat dari sudut pandang yang lain.
Saya memang banyak melakukan dinas luar kota untuk kegiatan liputan dengan tema-tema yang sudah ditentukan. Namun ada beberapa hal di perjalanan yang rasanya tidak bisa ditulis dalam berita yang harus saya setor ke atasan namun tetap menarik untuk diceritakan kembali. Soalnya namanya dinas luar kota, itu jadwalnya padat merayap macam jalanan Jakarta di kala office hour. Bikin stress berat.
Baca Juga : Playlist Melintas Jalur Lintas Sumatera
Contohnya tulisan saat saya meliput ke Kupang, NTT dan nyaris membuat team leader yang beragama islam hampir makan daging sei yang ternyata terbuat dari daging babi, atau pas lagi liputan lintas jalur Sumatera yang bikin suntuk setengah mati lalu mendadak dapat inspirasi curhatan lewat lagu-lagu yang saya dengarkan sepanjang perjalanan, atau saat-saat lucu berinteraksi dengan salah satu pegawai Pemerintah Daerah Papua di Jayapura ketika minta password wi-fi. Nah semua cerita itu bisa tertuang dalam blog dan saya bisa membacanya kembali untuk mengenang dan melihat sudut pandang lain dinas luar kota tidak semata hanya tugas yang bikin stress belaka.
Baca Juga : (Nyaris) Makan Sei di Kupang
Saat bertugas ke Jayapura |
Dengan menulis blog, saya mendapatkan beberapa pengalaman baru diluar tugas saya sebagai jurnalis. Contohnya mendapatkan tiket pesawat gratis karena lomba menulis tentang travel tahun lalu atau saat saya diundang menghadiri blogger trip di Perak, Malaysia bersama belasan blogger dan social influencer lainnya tahun 2017 atau dikontak salah satu penerbit untuk menerbitkan buku. Duhh rasanya menyenangkan sekali kan. Semuanya saya dapatkan dari menulis blog ini
Ikutan Social Influencer Fest di Perak, Malaysia 2017 |
Menerbitkan buku perdana, 50 Best of Sumatera |
Nah kalau kami, apa sih profesimu dan kenapa sih ikut ngeblog juga?? (EKW)
Ah ada namakuu di situ ����
ReplyDeletepartner in action harus disebut namanya lah.. bahaya kalau didiemin aja.
Deletewkwkwkwk
Saya masih nganggur, jadi ngeblog hanya untuk sekedar hiburan saja. Saya juga punya kendala saat berbicara, dengan menulis saya melatih memilih kata-kata yang tepat dan enak. Beda dengan berbicara yang kadang asal, sehingga mudah menyakiti lawan bicara.
ReplyDeletebetul tuh mas. dengan bahasa tulisan rasanya pilihan kata jadi lebih terkontrol ketimbang berbicara langsung.
Deletesaya kerja nyambi ngeblog juga buat hiburan kok biar gak suntuk. hehehe
merawat ingatan salah satu yg penting biar kita ga lupa bahwa dulu kita jg pernah kesana dan kesini hehehe
ReplyDeleteiyaa.. soalnya saya suka amnesia mendadak, kadang-kadang sih. hehehe
Deletekalau ngeblog kan jadi ada jejak rekam perjalanan deh.
Baru lulus kuliah dan masih jadi blogger sekarang ini. Aku juga setuju buat merawat ingatan. Kadang kalo lagi mood nggak jelas, bisa flashback dan baca ulang tulisan2 yg dulu..
ReplyDeleteiya. saya suka flashback semua cerita dengan membaca ulang, lalu mungkin menambahkan info yang tiba-tiba teringat saat itu.
DeleteSaiyah emak rempong di rumah dengan bocah tiga yg alhamdulillah aktif kesana kemari. Bikin emak eeerrrggghhhh hehe..saya suka baca, suka nulis. Seneng banget kali tulisan saya ada yg baca kemudian mereka mendapat manfaat dari yang saya tulis. Bahagia itu begitu sederhana kan. Tulisan dibaca orang lain aja udah seneng...
ReplyDeletewahh luar biasa, emak-emak rempong yang masih bisa ngeblog. Saya selalu salut sama para mom blogger lho. kerjaan mereka di rumah tuh udah 24 jam, masih sempet-sempetnya ngeblog juga. Hebat.
DeleteAku programmer dan aku ngeblog untuk mengejar target 1.000 tulisan.
ReplyDeleteKalau sudah mencapai target 1.000 tulisan ya sudah. Tetap ngeblog tapi bisa jadi nggak serutin biasanya. Banyak hal yang bisa dilakukan selain ngeblog.
wehh punya target tulisan toh. saya tidak pernah target seperti itu sih, yang penting bisa konsisten menghasilkan tulisan saja sudah senang banget euy.
DeleteIye bener banget kak banyak pengalaman dan pelajaran baru yg kita dapatkan yess kak hehe
ReplyDeleteiyaa.. meski sama-sama di dunia tulis menulis tapi banyak pengalaman yang berbeda. dan saya suka semuanya.
DeleteGokiiill mbaaa
ReplyDeleteTetep jadi jurnalis dan blogger yang inspiring ya
kindly visit my blog bukanbocahbiasa(dot)com
Insya Allah semoga bisa terus konsisten ngeblog hingga akhir hayat.
Deletedoakan saya ya. :)
Kalo saya alasannya ngeblog karena senang dengan tulis menulis sih rasanya gak nulis sehari aja ada yang kurang
ReplyDeletewahhh tiap hari nulis?? hebat!
DeleteSaya tiap hari cuma update status aja
wkwkwkwk.
Ahh ini bener banget. Daku menyesal dulu pas jadi jurnalis ga nulis blog. Padahal ya banyak ke luar kota buat liputan, tapi karena ga ditulis akhirnya lupa, dan ga terdokumentasi dengan baik.
ReplyDeletekalau datang belakangan memang namanya penyesalan mas, kalau datang duluan mah pendaftaran tuh. hehehe.
Deletetapi pelan-pelan bisa dimulai diingat-ingat kembali lewat foto-foto yang ada. Saya juga biasanya mudah ingat kembali kalau lihat-lihat lagi foto-foto waktu liputan tuh
Wah udah tinggi nih jam terbangnya. Inspiratif kak. Hm, barangkali suatu hari kita bisa berteman pula? Salam, dari Padang.
ReplyDeletebelum tinggi-tinggi amat kok. soalnya takut jatuh, sakit ntar! hehehehe.
Deleteberteman sekarang juga bisa kok. Salam dari kota Jakarta dan Pati. :)
Aku baru tau istilahnya textrovert :). Berarti aku jg seperti itu. Dulu ya mba, pas masih pacaran ama suami, kami berdua itu beda sifat. Dia luwes dan pinter ngomong, smntara aku susah bangt kalo mau nyampein sesuatu. Hra dlm tulisan :p. Jd kdg kalo berantem , aku lbh srg diem, dan kmudian bakal email suami kasih tau yg jd penyebab aku marah hahahaha.. Lbh lancar jelasinnya di situ.
ReplyDeleteAlasan utk membantu menyimpan semua informasi ttf traveling dan kuliner yg pernah aku coba, itu jg jd alasan knpa ngeblog. Aku pelupa soalnya. Jd semua hrs ditulis biar ga lupa :)
Pekerjaanku sndiri berkaitan dgn operational dan service di bank sih. Tp kalo kubilang, apapun pekerjaanny, kalo memang hobi nulis, pasti biasa nulis blog
Istilah Textrovert itu juga saya ketemuanya di salah satu media sosial, cuma lupa yang mana. tapi kata tersebut selalu teringat karena memang sesuai dengan keadaan saya sih. hehehe
Deletenulis blog memang bisa dilakukan siapa saja kok. yang penting mau nulis.
poin terakhir menurutku bagus. Melihat sudut pandang yang lain...
ReplyDeletemelihat sudut pandang lain dengan melihat dan mendapatkan pengalaman baru. Mantul deh!
Deletengeblog itu menyenangkan sih ya mbak.
ReplyDeletegapapa jurnalis ngeblog, karena kadang ada banyak informasi yang sebenarnya ingin diumbar tapi terbatas media. hihi
ishh tahu aja sih dunia jurnalis. kode etik memang harus selalu dipegang teguh, jadi kalau mau nulis meski untuk blog juga ya diseleksi juga sih. hehehe
DeleteSetuju kak, untuk refreshing! Jadi seneng gitu kalo udah nulis..
ReplyDeleteiya kan, jadi lebih senang dan happy deh kalau sudah nulis, karena sudah tidak perlu diingat-ingat lagi. kalau mau diingat lagi ya tinggal dibaca aja lagi. hehehe
Deletemba kamu hebat banget deh... gapapa lah jurnalis ngeblog jadi bisa lebih banyak yang disampaikan mba. Gak ada guidance tulisan yang mengekang kreativitas penulis
ReplyDeleteIni juga ngeblog bisa bisa milih bahasa suka-suka lah. kadan serius, becanda, puitis, atau malah gak nyambung sekalian. Bebas lah pokoknya. hehehe
DeleteSetuju banget mbak. Aku jadi salut sama mbak. Jurnalis yang kreatif kalo menurutku. Akupun mungkin masih jauh mbak dari apa yg dimaksud. Masih tahap pemula dan belajar
ReplyDeleteterima kasih banyak, senang deh dibilang kreatif. hehehe
Deletesaya juga masih dalam proses belajar kok. makanya kadang mungkin masih ada artikel yang salah, dan segera saya perbaiki. Trial and Error lah.
Menarik juga ya.. Jurnalis juga bisa nge blog.. Tulisannya semakin menarik tuh
ReplyDeletebiasa aja sih mas, ngeblog mah buat mencari suasana baru dalam tulis menulis. jadi bisa keluar jalur sedikit dari tulisan kaku bin baku di kantor. hehehe
DeleteHai, mbak, salam kenal yaaaaa. Aku juga jurnalis, tapi emang baru merintis di dunia Blog. Aku harus banyak belajar nih dari mbak
ReplyDeletesalam kenal juga, yukss kita sama-sama belajar ngeblog. saya juga masih butuh banyak belajar soal blog dan perintilan lainya nih.
DeleteSaya juga kata orang dan di kartu tanda pengenal katanya jurnalis. Tapi saya sendiri malah ga merasa jadi jurnalis. Apalagi di kampung saya, wartawan itu identik dengan tukang palak duit ke instansi2. Jadi saya malah justru menyembunyikan identitas jurnalis saya dan lebih bangga dengan selatan blogger kampung blogger gunung. Hehehe
ReplyDeletesaya kalau lagi tugas aja bawa kartu pers. kalau jalan-jalan kemanapun sih kartu pers tinggalin aja di rumah deh. hehehe.
Deletetapi saya sudah resign sejak Desember 2016 sih, sekarang lebih ke freelance aja.
wartawan itu identik dengan tukang palak duit ke instansi2?? itu mah wartawan bodrex kali.
Wah sangat menginspirasi. Saya ingin banget jadi jurnali. Menurut saya menulis review event di blog sendiri hampir mirip dengan jurnalis. Cuma kan gaya bahasa jurnalistik sama blog beda. Terimakasih mengeshare kisahnya
ReplyDeletemeski sama-sama menulis, sebenarnya jurnalis dan blogger agak beda sih. di dunia jurnalis ada quality control. cek and ricek sumber berita hingga semua info yang masuk dan masih banyak lagi yang lain.
DeleteTapi soal kebebasan menulis dan memilih tema sih blogger bisa dapat semuanya tuh.
Berasa bangeeeettt. Sukaaa banget sama gaya bercerita mba. Perkenalkan, namaku Acha. Aku bekerja sebagai Copywriter, biang nulis apapun yang berbau iklan, seenggaknya sampai tahun lalu. Sekarang masih tapi udah nggak ngantor alias remote.
ReplyDeleteBagiku menulis blog itu, refreshing, sama seperti mba. Mengisahkan segala apa yang jauh dari pekerjaanku soal mengiklankan dan mencitrakan produk maupun jasa.
Ngeblog itu, jadi sebenar-benarnya diri sendiri.
Terima kasih atas apresiasinya, mbak.
Deletenahh benarkan refreshing nulis dari kerjaan nulis juga. hehehe..
bebas jadi diri sendiri dan bebas mau pakai bahasa tulisan yang seperti apa kalau di blog sendiri.
salam kenal juga ya mbak acha.
Betul tuh mba, menulis itu bikin banyak temen, bisa mengingat dan juga mengeluarkan perasaan yang susah di ungkapkan dengan menulis
ReplyDeleteiyaa.. saya punya banyak teman bercerita dan teman yang menginspirasi saat melakukan BW atau ketemua langsung dengan para blogger lainnya. seru deh pokoknya.
DeleteWah iya sama saya nulis karena hal2 di atas. Skrg malah nemu passion di dunia menulis yaitu menulis kisah traveling.. Ternyata bagi saya jauh lebih menyenangkan. Makanya bikin blog khusus traveling idajourneys hehe..
ReplyDeleteiyaa.. saya juga dari dulu passionnya di traveling makanya senang nulis aja soal traveling. jadi keterusan deh sampai sekarang.
DeletePengalamannya sangat menarik kalau jadi jurnalis ya, salam kenal kakak jurnalis :)
ReplyDeleteTerima kasih sudah membaca.
Deletesalam kenal juga
Keren, Teh. Dan memang gitu, saya juga setuju selain merawat tulsian dengan ngeblog juga bisa dapet teman, dari yang biasanya cuma berkabar lewat tulisan dan bisa ketemu itu hal yang sangat menyenangkan.
ReplyDeleteiyaa. paling senang memang kalau ketemu sesama blogger. rasanya jadi lebih seru cerita-ceritanya macam sudah kenal lama gitu ya. padahal baru ketemu. hehehe
DeleteDaku tutor bimbel dan suka ngeblog sebagai latihan berbahasa Indonesia yang baik dan benar, hehehe..
ReplyDeleteiyaa.. saya juga masih harus rajin menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar nih. kadang suka kelepasan pakai bahasa gado-gado. hehehe
DeleteKeren banget kamu kakak, emang ngeblog banyak tujuan nya yah kalau aku sih salah satunya bisa curhat di dalam tulisan.
ReplyDeleteHai kak sadewi. kamu juga keren kok.
Deleteberani curhat di blog. saya mah cuma nulis pengalaman pribadi aja sih. Ehh sama aja ya?! hehehe
Keceh kak! Melihat sudut pandang lain. Masak pandang dia terus. eeaaa. Good luck ya
ReplyDelete#eaa ada yang mendadak baper. hehehe Puk. puk.. puk..
Deletegoodluck juga buat kamu.
Saya suka istilah textrovert-nya,Mbak :)
ReplyDeletenemu isitlah itu di medsos mbak. hehehe
DeleteKalau kebalikan dari texttrovert itu apa ya? Kadang saya suka gitu tuh. Ilmu jurnalis ditetapin ke blog pasti kepake banget ya, apalagi kalau ada deadline ritme waktunya sudah biasa.
ReplyDeletewahh saya kurang tahu kalau kebalikannya. ini sitilah textrovert juga masih terbilang baru tampaknya. soal deadline sih ritmenya beda-beda sih jadi ya tingkat stressnya juga beda-beda deh.
DeleteBaru tau deh mbak istilah textrovert.. sama nih, kayanya emang lebih enak nulis daripada ngomong hihihi
ReplyDeleteistilah ini sepertinya masih baru juga sih. saya nemu baru beberapa bulan lalu kok. karena merasa cocok sama diri sendiri ya kata tersebut jadi selalu teringat deh.
DeleteAku mengalami hal yang sama, Mbak, kadang sukar mengeluarkan kalimat yang terstruktur baik seperti halnya tulisan. Menulis di blog juga caraku melatih ingatan :)
ReplyDeleteiya mbak. sepertinya nulis itu bikin kita bisa merangkai kata-kata jadi lebih rapih deh. mungkin karena bisa dibaca bolak-balik lalu ditambahkan lagi di sela-sela kalimatnya jadi bisa lebih terarah deh maksudnya.
DeleteMantep dong mba, keren deh
ReplyDeletemakasih ceu lis. kamu juga keren banget..
DeleteAku ngeblog sebagai outlet untuk menulis. Dulunya nulis di FB notes tapi lebih ke sastra, terus beralih ke blog karena lebih nyaman dan bisa lebih puas berekspresi lewat tulisan. Aku juga masih kesulitan dalam menulis kalimat yang baik dan benar kak, bahasanya acak-acakan banget. Tetapi kembali lagi karena wadahnya blog jadi kayanya masih dimaafkan deh. Hehehe. Sukses terus kak dengan blognya!
ReplyDeletewahh nulisnya lebih ke sastra. Keren ihh..
Deletekubelum sanggup kalau nulis yang nyeni dan sastra begitu.
blog emang enak karena bisa jadi wadah apapun ya. bebas berekspresi deh.
Jurnasli dan blogger kan sama-sama menulis dan sharing if=nformasi mantap banget kalao bisa dua2nya kan mbak
ReplyDeletemantap banget mbak. apalagi kalau dua-duanya pas deadline. duhh langsung mendadak ingin bisa membelah diri. hahaha
DeleteAku profesi content writer, tapi di sela-sela waktu ngeblog juga. Emang suka nulis soalnya :D
ReplyDeletewahh suka nulis juga ya mbak. memang nulis itu seru ya.
DeleteNgeblog juga bisa ngurangin tekanan.
ReplyDeletenahh betul tuhh.. kadang bisa ngurangin stress juga kalau nulis.
DeleteJurnalis sekligus blogger itu keren mbak. Semoga istiqomah ya mbak. Semangat ngeblognya.
ReplyDeletesebenarnya saya sudah resign dari media tempat saya kerja, sekarang lebih memilih freelancer saja dari rumah menemani orangtua.
DeletePadahal menulis juga termasuk terapi yang bagus ya mbak, aku semenjak tidak bekerja lagi memilih ngeblog karena terus mengasah otak dengan berbagai macam berita dan tulisan.
ReplyDeleteMenulis memang bisa menjadi terapi yang baik buat para introvert dan textrovert. jadi ada media untuk menyalurkan kata-kata, sekaligus mengasah otak dan ingatan.
DeleteWah saya belum kenalan ini. Salam kenal ya mba
ReplyDeletesalam kenal juga mbak diah..
Deletehehehe
Banyak temanku yang jurnalis jg ngeblog, bahkan ada yg resign dan mutusin jd fulltime blogger. Emang menulis tu candu ya mbak :D
ReplyDeleteiyaa kalau sudah senang menulis jadi gimana gitu sih kalau diam aja
Deleteaku setuju, nulis di blog bisa merawat ingatan karna gak semua kejadian bisa kita ingat semua dan merefresh pikiran, karna itupula yang ku rasakan :)
ReplyDeleteiyaa.. saya senag membaca kembali semua tulisan saya di blog sambil mengingat kembali semua perjalanan yang saya lakukan.
DeleteKayanya saya baru pertama kali mampir, tapi lihat foto-fotonya kayanya gak asing serasa pernah bertemu.
ReplyDeletemasa sih?! mungkin memang muka saya kelewat pasaran kali ya. ehehe
DeleteApa di BPJ 3 atau Kak ninuk gitu
Deleteahhh.. BPJ rupanya.. saya sering noongkrong bareng sama dwi, mula, mas adie, derus dan noviar kang. hehehe..
Deletemenulis untuk merawat ingatan, aq banget itu yang point nomor 2
ReplyDeleteiyaa.. buat orang tipikal pelupa seperti saya, nulis itu jadi keharusan dehh..
Delete