Suara mesin jahit listrik terdengar bergerak mulus di atas sehelai kain batik berwarna biru laut. sesekali jemari lentik bergerak untuk mengendalikan arah laju kain yang tertembus jarum dan benang. Hari ini Ditta Rahmawati sedang menyelesaikan pesanan tote bag kain lipat pesanan seorang costumer sekaligus teman dari kota Pati, Jawa Tengah.
Sejak bulan Juni 2016, pilihan hati Ditta jatuh pada keindahan batik Bali. Pilihan ini menarik karena pada saat itu, batik Bali belum mendapatkan sorotan sebanyak itu di dalam tanah air, malah justru menjadi favorit di kalangan seniman kerajinan dari luar negeri.
Di mata Ditta, batik Bali membawa sejuta pesona melalui corak, motif, dan warna yang begitu beragam. Warna-warna yang dipilih seringkali memancarkan kecerahan, kombinasi yang memukau, serta gradasi yang menawan. Batik Bali mempersembahkan sesuatu yang tidak lazim, dengan motif-motif yang dihasilkan oleh para pengrajin batiknya.
Inilah alasan yang mendasari kehadiran Neira Pockets, yang seperti sebuah "jembatan" yang menghubungkan dan membawa keindahan batik Bali kepada masyarakat luas. Ini adalah langkah yang dilakukan dengan tujuan mulia, untuk mengenalkan kekayaan warisan budaya batik Bali kepada mata dan jiwa yang lebih luas, sekaligus memberikan penghargaan kepada keunikan dan keberagaman yang dimiliki oleh batik Bali.
Ditta Rahmawaty, Pemilik Neira Pockets (Sumber foto: IG Neira Pockets) |
Neira Pockets adalah salah satu contoh Pahlawan UMKM Kriya Batik Bali. Masih banyak pahlawan UMKM lainnya di Bali dan di seluruh tanah air yang menjadi pejuang untuk melestarikan warisan budaya Indonesia.
Untuk itu, BRI, bersama Pegadaian dan PNM, membentuk fondasi utama bagi ekosistem bisnis ultra mikro, seperti sekelompok penataan mahakarya yang mewujudkan pemberdayaan. Dengan tekad bulat, mereka terus menjalankan misi membangkitkan semangat di segmen ultra mikro dan UMKM di Indonesia.
Dengan melibatkan lebih dari 35 juta nasabah yang sebelumnya dianggap tak memiliki jejak perbankan, para pahlawan UMKM ini mengalami transformasi menjadi bagian dari pertumbuhan yang terus berkembang. Ini adalah perjalanan yang menciptakan peluang, di mana BRI dan mitra-mitra seiring mengukir jejak cerita penuh inspirasi bagi segmen bisnis yang mungkin sebelumnya terabaikan.
Sejarah Berdirinya BRI
Pada senja tahun 1895, di tengah hembusan angin sejarah yang memeluk Purwokerto, sebuah lembaga keuangan lahir dengan nama yang panjang, De Poerwokertosche Hulp en Spaarbank der Inlandsche Bestuurs Ambtenaren. Dalam bahasa yang lebih sederhana, itu adalah Bank Bantuan dan Simpanan Pegawai Pemerintah Hindia Belanda di Purwokerto.
Selama perjalanan waktu yang tak terhitung di bawah penguasaan Jepang selama Perang Dunia II pada tahun 1942, bank itu berganti wajah menjadi Shokumin Ginko. Lalu, datanglah momen perubahan besar ketika gemuruh kemerdekaan menggema di tanah air Indonesia pada tahun 1945. Bank itu pun berganti nama, menjadi Bank Rakyat Indonesia (BRI), mencerminkan semangat baru yang ditanamkan oleh pemerintah merdeka.
Pada tahun 1950, awan nasionalisasi pun merayap, dan BRI diambil alih oleh Pemerintah Indonesia yang lalu mengubahnya menjadi bank milik negara. Seiring waktu berjalan, BRI tidak hanya menjadi saksi, tetapi juga pionir dalam memahami dan mendukung ekonomi masyarakat kecil. Fokusnya yang terarah pada pelayanan perbankan untuk segmen ini menjadi batu pijakan penting dalam perjalanan panjangnya.
Digitalisasi BRI melayani dengan setulus hati (Sumber foto: Merdeka.com) |
Terowongan waktu membawa kita ke tahun 2003, ketika BRI memutuskan untuk berbagi potongan kisahnya dengan dunia. Melalui penawaran saham perdana, bank ini membuka peluang bagi masyarakat untuk memiliki sebagian kecil dari perjalanan dan misi besar yang diemban BRI.
Inovasi Digitalisasi BRI
BRI pun membawa deretan inovasi digital yang melibatkan beragam produk dan layanan, menciptakan gelombang kemudahan yang dapat disentuh oleh setiap jari. Beberapa di antaranya adalah BRImo, Mocash, Brizzi, BRIAPI, BRIMOLA, dan serangkaian Digitalisasi BRI lainnya yang menyelami lautan kebutuhan digital. Semua itu dihadirkan untuk mempersembahkan akses instan dan tanpa batas, memanfaatkan kemudahan gawai sebagai gerbang utama.
Setiap produk dari BRI ini, seperti halnya sekumpulan bintang yang bersinar di langit digital, menyajikan kepraktisan yang hanya sejauh genggaman tangan. Di dalam dunia maya, layanan ini menjadi pilihan yang tangkas dan gesit untuk menjawab keperluan pasar yang terus berubah.
Pandangan ke masa depan ekonomi digital Indonesia yang dipaparkan oleh Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menciptakan bayangan gemilang. Nilai pertumbuhan yang diproyeksikan mencapai Rp 1.775 triliun pada tahun 2025, menjadi sinar pelangi yang memandu langkah-langkah strategis BRI.
Bank ini bukan sekadar menyusuri arus digital, tetapi lebih sebagai seorang pelaut yang lihai dalam menyesuaikan layarnya untuk mencapai tujuan. Sebab itu, BRI terus menyelami dunia digital, memastikan agar setiap nasabahnya, yang tak lain adalah warga Indonesia, dapat merasakan kenyamanan dan keamanan dalam setiap transaksi di era digital yang semakin canggih ini.
Langkah BRI Untuk UMKM
Bukan tanpa alasan BRI mengusung tagline BRI untuk Indonesia karena ini bukanlah sekadar impian melainkan manifestasi nyata dalam aksi pelayanan yang berdenyut dari lubuk hati untuk seluruh masyarakat Indonesia. BRI mengukir komitmen penuh, menggelorakan semangat untuk mengangkat tingkat kesejahteraan finansial rakyat, khususnya para pelaku UMKM di tanah air.
Melangkah setapak demi setapak, BRI berperan sebagai pembuka pintu kemudahan, mulai dari penyediaan modal, pelatihan, hingga bimbingan untuk para pelaku UMKM. Program Kredit Usaha Rakyat (KUR) mikro atau perorangan menjadi alat yang berkilau di tangan BRI, membawa sinar pencerahan bagi para pelaku UMKM yang tengah merintis usahanya. Dalam program ini, pintu dana segar untuk modal kerja terbuka lebar, dengan plafon yang dapat mencapai 50 juta per debitur dan masa pinjaman maksimum selama 3 tahun. Suku bunga efektifnya yang hanya sebesar 6% per tahun bak pelita dalam gelapnya tantangan.
Persyaratan administratif yang dipersiapkan oleh BRI pun sejelas langit yang biru. Hanya dengan identitas sederhana berupa KTP, Kartu Keluarga (KK), dan Surat Izin Usaha (SIUP), pelaku UMKM dapat memasuki gerbang kemudahan ini.
Dengan segala wujud keserbagunaan dan kemudahan ini, BRI membawa semangat dan bantuan kepada mereka yang berjuang membangun mimpi di panggung usaha kecil.
BRILIANPRENEUR
Bank Rakyat Indonesia (BRI) telah menjadi tuan rumah pameran beberapa kali, dan tahun ini merupakan pameran kelima yang dihelatnya. Momentum ini bukan sekadar peristiwa rutin. Sebaliknya, ini merupakan babak baru dalam perjalanan BRI untuk mengangkat kelas Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Indonesia ke panggung internasional. Dengan tekad kuat, BRI berusaha mendorong pertumbuhan UMKM, memberikan jalan menuju eksistensi global melalui pameran dengan tema megah yang diusung tahun ini: “Crafting Global Connection” atau “Merakit Koneksi Global.”
Pentingnya langkah ini disampaikan dengan jelas oleh pihak BRI, yang mengungkapkan bahwa UMKM di Indonesia telah mencapai kesuksesan di tingkat nasional. Namun, ambisi mereka tidak berhenti di situ. UMKM harus melangkah lebih jauh, menembus batas-batas yang telah ada, dan meraih peluang ekspor yang lebih besar.
Pameran tahun ini, dengan tema yang ambisius, menjadi wadah bagi UMKM untuk membangun konektivitas global, melalui program-program yang dirancang khusus oleh BRI. Dengan begitu, UMKM Indonesia tidak hanya naik kelas di tingkat nasional, tetapi juga menempuh perjalanan luar biasa menuju panggung internasional yang lebih luas. Tema "Merakit Koneksi Global" menjadi simbol harapan dan kesempatan baru yang meresapi setiap aspek pameran yang diselenggarakan oleh BRI.
Kini, dengan jaringan cabang yang meluas dan berbagai produk perbankan yang disajikan, BRI tetap menjadi garda terdepan dalam mendukung pertumbuhan sektor-sektor ekonomi mikro dan kecil di Indonesia.
Cerita Bank Rakyat Indonesia terus mengalir, merangkai harapan dan keberlanjutan di setiap lembaran sejarahnya. Layaknya Neira Pockets, demikian pula dengan BRI, pahlawan UMKM yang dibuat dengan cinta, dipakai dan digunakan dengan bahagia (EKW)
Aku memang bukan nasabah bri, tapi karena papaku pengusaha bakery, dulu itu awalnya papa mengajukan pinjaman ke BRI utk awal2 usaha. Alhamdulillah lancar dan survive sampai Skr. Malah cabang bakery di Medan sudah ada sekitar 10. Jadi memang harus diakuin BRI ini bank ramah utk para UMKM dan pelaku usaha dalam mendapatkan pinjaman. 👍
ReplyDeleteIya, BRI memang pahlawan UMKM sih. Hampir semua teman-temanku yang merintis usahanya bilang memang BRI yg paling mudah untuk pengajuan pinjaman dana usaha.
Deletesemohga UMKM di Indonesia makin maju dan semakin berkualitas ya..