Karena hanya bisa Menyapa Puncak Tertinggi Vietnam dari balkon homestay, akhirnya saya, Rahma, Andini dan Aris memutuskan untuk main-main ke salah satu desa tradisional di Sapa bernama Cat Cat Village atau desa Cat Cat.
Selayang Pandang Desa Cat Cat
Desa Cat Cat terletak di Komune San Sa Ho, Distrik Sa Pa, Provinsi Lao Cai, Vietnam. Desa ini ditemukan pada pertengahan abad ke-19 oleh sebuah etnis lokal bernama H'Mong.
Ketika Perancis masuk ke Vietnam pada awal abad ke-20, mereka menemukan desa ini dan langsung jatuh cinta dengan keindahannya. Mereka melihat potensi besar di desa ini, dan mulai mengembangkannya sebagai tempat liburan yang eksotis.
Tak lama setelah kedatangan Perancis, mereka menemukan keajaiban alam yang ada di desa ini. Air terjun yang menawan, indah, dan segar mengalir begitu deras dari pegunungan, Orang Perancis memberinya nama yang khas, "CatScat." Mungkin mereka merasa bahwa kata itu bisa mencerminkan indahnya aliran air terjun ini.
Namun, di tengah budaya dan bahasa yang berbeda, nama "CatScat" kurang begitu dipahami oleh penduduk setempat. Oleh karena itu, penduduk setempat lebih suka menggunakan penyebutan yang lebih sederhana, yakni "Cat Cat," yang lebih mudah diucapkan dan diingat oleh lidah mereka. Nama ini dengan cepat menyebar di kalangan masyarakat, dan menjadi identitas yang kuat untuk desa mereka.
Cara Menuju ke Desa Cat Cat
Desa Cat Cat terletak sekitar 2-3 kilometer dari pusat kota Sapa, jadi untuk menuju ke desa ini cukup mudah dan banyak aksesnya. Beberapa cara untuk menuju kesana antara lain:
1. Jalan Kaki
Cara yang pertama tentu saja jalan kaki, apalagi kalau bersama teman-teman, percayalah 3 kilometer itu tidak akan terasa. Apalagi sepanjang perjalanan disuguhkan dengan pemandangan gunung Fansipan yang megah. Pasti banyak berhenti buat foto-foto deh di sepanjang jalan.
salah satu pemandangan di pinggiran jalan menuju ke desa Cat-Cat, Sapa, Vietnam |
Lagi pula jalanan menuju ke Desa Cat Cat adalah jalan raya beraspal yang menurun, sehingga tentu saja lebih mudah dan tidak akan lelah berjalan menuju ke gerbang masuk desa Cat Cat.
2. Naik Motor
Buat yang malas jalan, di sepanjang jalan kota Sapa banyak tukang ojek yang menawarkan jasanya untuk menuju ke Desa Cat Cat dan destinasi wisata lainnya di sekitar kota Sapa. Harga ojek berkisar 20.000 sampai 50.000 VND, silakan nego harganya dengan tukang ojeknya ya.
3. Naik Taksi
Kalau malas panas-panasan naik motor, ya bisa lah naik taksi berargo hingga ke gerbang masuk desa Cat Cat. Kisaran harganya sekitar 100.000 sampai 150.000 VND.
Untuk memasuki desa Cat Cat, pengunjung diharuskan membeli tiket masuk seharga 90.000 VND per orang dan 50.000 VND untuk anak-anak dengan tinggi 1 - 1,3 m. Anak dengan tinggi di bawah 1 meter gratis. (Harga bulan November 2022).
5 Hal Menarik di Cat Cat Village
1. Sewa Baju Tradisional
Sebelum memasuki desa Cat Cat, di sepanjang jalan menuju gerbang masuk kita akan melewati banyak toko baju. Awalnya saya pikir baju-baju itu hanya dijual saja. Ternyata, baju-baju tersebut bisa disewa oleh para turis yang dengan variasi harga mulai dari 100k - 200k Dong, tergantung jenis bahan bajunya.
Jadi, sudah barang tentu saya dan teman-teman tidak melewatkan kesempatan untuk mengenakan baju tradisional suku H'Mong ini. Buat yang tidak berhijab, kalian juga bisa minta rambut kalian dihias, diikat atau dikepang seperti gadis-gadis suku H'Mong lho.
2. Menyusuri Jalanan Desa Tradisional
Setelah pengecekan tiket di gerbang masuk, kita pun akan dibawa memasuki jalanan tangga desa yang terus menurun. Harap mahfum, desa Cat Cat terletak di tepi sungai yang berada di kawasan lembah gunung Fansipan.
Di sepanjang jalan menuju ke pusat desa Cat Cat, akan ada banyak rumah-rumah penduduk yang menjajakan berbagai macam souvenir khas suku H'Mong. Ada pula
3. Mencicipi Makanan Khas
Di sepanjang jalanan desa Cat-Cat, bisa ditemui beberapa cafe dan rumah makan yang menyajikan makanan tradisional khas suku H'mong. Beberapa makanan tradisionalnya antara lain Thang Co, yaitu sup daging. Biasanya isiannya bisa daging sapi, kambing dan babi). Untuk yang muslin sudah barang tentu ini tidak bisa dimakan.
Buat traveler muslim yang ingin mencicipi makanan khas suku H'mong bisa mencoba ikan sungai bakar atau bebek bakar.
4. Melihat Pengrajin Tenun
Suku H'mong juga memiliki kerajinan kain tenun yang indah. Hal ini bisa terlihat di warna-warni pakaian para penduduk lokal yang biasa terlihat di jalanan kota Sapa. Selain pakaian, ada pula tas, gelang topi dan beberapa aksesoris lainnya.
Di desa Cat-Cat, ada beberapa penenun yang sedang mengerjakan proses penggulungan benang, pewarnaan hingga proses penenunan kain secara tradisional. Di sini kalian juga bisa membeli beberapa kain hasil tenun para pengrajinnya.
5. Menonton Pertunjukan Tari
Di desa Cat Cat tidak hanya menawarkan keindahan alamnya saja, namun juga pertunjukkan seni dan budayanya. Di sebuah aula khusus di depan air terjun Cat-Cat, beberapa penari dan pemain musik melakukan pertunjukan seni tari tradisional suku H'mong. Jam pertunjukkan tertera di depan gedungnya sehingga pengunjung yang ingin menonton bisa menyesuaikan jam pertunjukkannya.
Waktu pentas setiap pertunjukkan sekitar 15-20 menit, biasanya terdiri dari 3-4 pentas. Pada pentas terakhir, biasanya pengunjung juga akan diajak untuk menari bersama-sama dengan penarinya lho.
Meski secara visual desa Cat Cat ini memang khusus untuk turis sehingga terasa kurang autentik, tapi setidaknya kita bisa mendapat sedikit gambaran seperti apa kehidupan suku Hmong di Vietnam.
Selain desa Cat-Cat, ada juga desa Sin Chai, desa Ta Van dan desa Y Linh Ho yang juga berlokasi di lembah Muong Hoa dan merupakan beberapa desa tempat suku H'mong lainnya bermukim. Di desa-desa ini lebih less touristy buat kalian yang lebih suka destinasi yang tidak terlalu ramai dan lebih autentik.
Nah, apakah kamu berminat untuk traveling ke Cat Cat Village di Sapa, Vietnam? (EKW)
Kirain dinamakan Cat Cat karena banyak cat (kucing) di sana, ternyata enggak ya. Kalau udaranya sejuk ya gak kerasa lelah jalan kaki di Cat Cat. Lalu sewa baju dan foto2, berasa habis main film wkwkkw.
ReplyDeletePertama kali dengar namanya kukira juga begitu, kak. Hehehe. Tapi tetap senang dong soalnya desanya cantik banget.
DeletePengeeeeen. Sbnrnya sapa yg udh lama ada dlm bucket listku mba. Tp blm sempet aja. .
ReplyDeleteKirain td desa cat cat bakal banyak kucing 🤣. Ternyata penamaan yg lebih mudah buat lidah mereka yaaa.
Kalo jadi ke sapa, pengen nya tuh agak lamaan, dan Des. Supaya bertepatan Ama libur anak kan. Moga bisa THN 2024 akhir nanti. Apalagi Vietnam lumayan murah biaya di sananya, palingan tiket doang pinter2 cari promo 😁
Yukss mbak, saya juga ada rencana pengen balik ke Sapa lagi akhir tahun ini karena masih penasaran dengan Gunung Fansipan.. mungkin bisa barengan kita..
DeleteNamanya unik desa cat cat kayak kucing-kucing dan emang indah banget ya pemandangannya. Di lihat dari foto juga berasal healing beneran hehe
ReplyDeleteiya kak, desa ini cukup terkenal sebagai salah satu desa wisata di Vietnam. Vibe desa pegunungannya berasa banget sejak memasuki gerbang desanya.
DeleteWahhh suasanya enak banget disana, apalagi banyak pemandangan klasik yang bisa dikunjungin. Dari segi penamaan tempatnya juga unik dan beda dari yang lain.
ReplyDeleteMemang enak banget suasana di desanya, sampai merasa agak menyesal kenapa gak cari penginapan di sekitar desanya dan nambah semalam gitu di sana, pasti jadi pengalaman yang berkesan.
DeleteTravelling dan bisa berinteraksi langsung dengan penduduk setempat ini keren banget, ka. Rasanya gak hanya jalan-jalan, tetapi juga merasakan experience serunya.
ReplyDeleteKalau ikutan nari bareng di Cat Cat Village, gerakannya asal ajakah?
Atau meniru sang penari aslinya?
Kalau menari biasanya ikutan yang memang diajak sama penarinya dan biasanya gerakannya sederhana dan mudah untuk ditiru..
Deletewah itu yang naik tangga itu mau ke mana mbak? pasti indah banget ya desanya ini sampai perancis aja terpesona dan dijadikan objek wisata
ReplyDeleteItu sebenarnya lagi turun tangga menuju ke tengah desanya karena lokasinya berada di lembah gunung dan ada sungai yang melintasi desanya.
DeleteDesanya memang indah makanya Perancis aja langsung jatuh cinta.
Wah penulisan di blog nya menarik banget, nyaman dibaca juga, dan sangat membantu. Aku jadi pengen ke Hanoi dan Sa pa. Budgetnya besar tidak ya untuk ke sana? Oh iya, boleh minta saran mesan penginapannya di mana? Btw sukses terus ya~
ReplyDeleteSebenarnya Vietnam tergolong murah dan ramah untuk backpacker, jadi budget pun tidak terlalu besar. Untuk Sapa dan Hanoi 6 hari, perkiraan pengeluaraan saya saat itu sekitar 3-5 juta, tidak termasuk tiket pesawat.
DeleteMba kmrn main di cat cat berapa lama? Enak nya kesana jam berapa?
ReplyDeleteKemarin saya setengah hari keliling Cat Cat.. enaknya sih siang ya, jadi pas balik ke Sapa udh sore dan gak panas.
DeleteKak menarik tulisannya. Btw kalo kunjungan ke CatCat Village, baiknya berapa lama ya? Apakah 2 jam cukup? Trmkasih
ReplyDeleteKalau cuma sekedar mau lihat-lihat saja sih 2-3 jam cukup sih. Yg perlu dihitung tuh naik turun tangganya..
Deletekak kalo dari Cat Cat Village kembali ke Sapa Center ada taksi ga?
ReplyDeleteKalau dari dalam Cat-Catnya gak ada taksi, tapi pas di pertengahan desa yg ada jalan raya, ada beberapa tukang ojek atau penduduk lokal yg menawarkan jasa ojek untuk kembali ke Sapa Center. Bisa langsung nego harga dengan mereka. Kalau gak salah ingat waktu itu mereka menawarkan 50.000 dong per orang
Deletekemarin sampai di desanya jam berapa kak
ReplyDeleteSekitar jam 11an siang kak.
Deletekak, saya rencana mau ke vietnam, ada yg tawarin paket tour ke sapa 2 hari 1 malam, di jemput di hanoi $148/org, saya bertiga dengan anak usia 14 thn. kira2 lebih baik saya ikut tour atau saya backpacker ya, mau cari yg irit kak. tournya ke cat cat village dan fasipan, makan 3x jemput di hanoi, di anter lagi pulang ke hanoi pakai sleeper bus
ReplyDeleteKalau mau irit bisa pakai cara backpackeran aja kak. Apalagi anak usia 14 tahun sudah bisa diajak jalan jauh. Transportasi umumnya juga nyaman kok buat anak usia segitu.
DeleteHallo mbak, maaf mau tanya..saat kembali dari Cat Cat Village, apakah kita harus menaiki tangga yang tadi dilalui saat masuk, ataukah ada jalan lain ? Tks
ReplyDeleteSaat hendak kembali ke atas, saya menggunakan tangga. Tapi di pertengahan desa nanti ada jalanan yang bisa dilalui motor dan di sini suka ada beberapa ojek yang menawarkan untuk kembali ke atas dengan harga 50ribu Dong per orang.
Delete