Selama 3 hari 2 malam saya, Rahma dan Andini traveling ke kota tua Hoi An, kota ini memang terasa lebih hidup di malam hari. Namun bukan berarti di siang hari tidak menarik. Banyak hal yang bisa kalian lihat dan jelajahi di siang hari dengan melakukan walking tour sehari di Hoi An.
Berikut ini beberapa tempat yang kami kunjungi dan bisa menjadi rekomendasi tempat wisata yang bisa dikunjungi di Hoi An, Vietnam dengan melakukan walking tour mandiri.
Kuil Chùa Pháp Bảo
Kuil Phap Bao atau dalam bahasa Vietnam disebut Chùa Pháp Bảo (Chùa berarti kuil) adalah salah satu kuil Buddha yang penting di Hoi An, Vietnam. Kuil ini dikenal dengan arsitektur tradisional Vietnam yang khas dan suasana yang tenang.
Kebetulan saat mengunjungi kuil ini gerimis sedang turun, hingga terasa syahdu. Tempat ini populer bagi wisatawan dan penduduk lokal yang mencari kedamaian dan spiritualitas.
Berikut beberapa informasi mengenai kuil Phap Bao:
- Lokasi
Kuil Phap Bao terletak di pusat kota Hoi An, membuatnya mudah diakses oleh wisatawan yang menjelajahi kota tua yang terkenal dengan bangunan bersejarah dan warisan budayanya.
- Sejarah
Kuil Phap Bao dibangun pada awal abad ke-19. Kuil ini telah mengalami beberapa renovasi dan pemeliharaan untuk menjaga keaslian dan keindahannya.
- Arsitektur
Arsitektur kuil ini mencerminkan gaya tradisional Vietnam dengan pengaruh dari arsitektur Cina. Kuil ini memiliki pintu gerbang besar, taman yang indah, dan ruang utama yang dihiasi dengan patung-patung Buddha serta ornamen-ornamen religius.
- Fungsi
Jika kalian mengunjungi Hoi An, maka Chùa Pháp Bảo adalah salah satu tempat yang patut kalian kunjungi untuk merasakan kedamaian dan keindahan budaya Vietnam.
Chùa Cầu
Chùa Cầu, juga dikenal sebagai Japanese Covered Bridge, alias jembatan ini adalah salah satu ikon paling terkenal di kota tua Hoi An, Vietnam. Dibangun pada awal abad ke-17 oleh komunitas pedagang Jepang yang tinggal di kota tersebut, jembatan ini tidak hanya berfungsi sebagai sarana transportasi tetapi juga sebagai simbol persahabatan antara komunitas Jepang, Cina, dan Vietnam di Hoi An.
Struktur jembatannya mencerminkan perpaduan arsitektur Jepang dengan elemen-elemen lokal, yang membuatnya unik dan menarik. Jembatan ini memiliki panjang sekitar 18 meter dan dibangun dari kayu dengan atap genting yang melindungi para pejalan kaki dari panas matahari dan hujan. Atapnya yang melengkung dan dekorasi yang rumit menunjukkan keahlian tukang kayu Jepang pada masa itu.
Di bagian tengah jembatan, terdapat sebuah kuil kecil yang didedikasikan untuk Tran Vo Bac De, dewa pelindung yang diyakini melindungi jembatan dan para pelancong yang melintas.
Chùa Cầu tidak hanya berfungsi sebagai jembatan tetapi juga sebagai tempat ibadah dan refleksi spiritual. Keberadaan kuil di tengah jembatan menambah dimensi religius dan budaya pada struktur ini. Meskipun ukurannya kecil, kuil ini sering dikunjungi oleh penduduk setempat yang datang untuk berdoa dan memohon perlindungan.
Jembatan ini juga merupakan saksi bisu dari banyak peristiwa sejarah yang terjadi di Hoi An, menjadikannya situs bersejarah yang penting. Karena jembatan ini terletak di bagian kota tua yang telah diakui sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO, banyak wisatawan datang untuk melihat arsitekturnya yang indah, menikmati pemandangan sekitar, dan memahami sejarah dari kota tua Hoi An.
Jalan Nguyễn Thị Minh Kha dan Red Seal Ship Model
Usai dari Jembatan Jepang, saya meneruskan perjalanan menuju ke Jalan Nguyễn Thị Minh Kha. Di jalanan ini merupakan area walking and cycling town alias cuma bolah dimasuki dengan berjalan kaki atau bersepeda. Jadi motor dan becak pun tidak diizinkan lewat di sini. Di jalanan ini banyak terdapat deretan toko penjual souvenir, pakaian, hingga lukisan.
Selain itu ada pula Red Seal Ship Model atau model kapal Red Seal (Shuinsen). Model kapal ini adalah representasi dari kapal perdagangan Jepang yang digunakan pada periode Edo, sekitar abad ke-17. Kapal-kapal ini mendapatkan namanya dari segel merah yang diberikan oleh pemerintah Jepang, yang berfungsi sebagai izin resmi untuk berlayar dan berdagang dengan negara-negara lain.
Pada awal abad ke-17, Jepang membuka diri untuk perdagangan internasional dan mengeluarkan izin resmi berupa segel merah kepada para pedagang yang ingin berdagang dengan negara-negara lain, termasuk Vietnam. Hoi An, sebagai salah satu pelabuhan perdagangan utama di Asia Tenggara, menjadi tujuan penting bagi pedagang Jepang. Kapal-kapal Red Seal ini memainkan peran signifikan dalam mempererat hubungan perdagangan dan budaya antara Jepang dan Vietnam.
Model kapal Red Seal dibuat dengan perhatian detail yang tinggi, menggambarkan struktur dan desain asli kapal-kapal tersebut. Ini termasuk lambung kapal yang lebar, layar yang besar, dan dekorasi khas Jepang. Model kapal ini tidak hanya berfungsi sebagai objek pameran tetapi juga sebagai alat pendidikan yang membantu pengunjung memahami teknologi maritim dan perdagangan pada masa itu.
Central Market (Pasar Pusat) Hoi An.
Central Market (Pasar Pusat) Hoi An adalah jantung kehidupan perdagangan di kota ini, baik dari segi skala maupun jumlah pengunjung yang datang dari segala penjuru, baik lokal maupun mancanegara. Pasar ini menawarkan pengalaman lokal Vietnam yang menarik, penuh warna dan tidak pernah membosankan bagian kalian yang memang menikmati pengalaman hidup masyarakat lokalnya.
Jadi, buat kalian yang sedang mencari persediaan perbekalan seperti kami yang mencari beberapa sayur dan telur untuk dimasak di homestay atau hanya ingin berburu oleh-oleh, Central Market Hoi An adalah tempat yang wajib kalian kunjungi.
Lokasi dan Jam Buka Central Market Hoi An
Lokasi central market Hoi An berada di sudut Jalan Hoang Dieu dan Tran Phu. Bangunan kuno berwarna kuning yang megah dengan nama 'Cho Hoi An' dapat terlihat dan mudah dikenali. Inilah pusat dari Pasar Pusat Hoi An, sebuah bangunan tua yang ramai dengan deretan kios dan perdagangan khas Vietnam.
Ada juga pintu masuk belakang dari Jalan Bach Dang yang menuju ke pasar buah dan sayur segar. Awalnya saat memasuki pasar ini, saya dan kedua teman hanya ingin melihat-lihat dan menelusuri pasar tradisionalnya. Namun begitu sampai di bagian buah dan sayuran ini, kami pun langsung berinisiatif membeli beberapa butir telur dan sayur untuk bisa dimasak di homestay.
Meskipun beberapa pedagang bisa membuka dagangan atau kiosnya lebih awal dan tutup lebih lama, jam buka resmi Pasar Pusat Hoi An adalah dari pukul 9 pagi hingga 6 sore. Aula bagian makanan biasanya buka dari pukul 7 pagi hingga 8.30 malam, sedangkan pasar buah & sayuran buka dari pukul 6 pagi hingga 8 malam.
Apa Saja yang Bisa Ditemukan di Central Market Hoi An?
Di Central Market Hoi An, kalian bisa menemukan hampir semua kebutuhan rumah tangga seperti di pasar-pasar tradisional pada umumnya. Mulai dari oleh-oleh khas Vietnam, peralatan dapur dari bambu, sepatu kulit buatan tangan, pakaian, tas, perhiasan, koper, kain, hidangan lokal, hingga jasa penjahit baju.
Di sini, kalian akan menemukan beragam suvenir seperti topi kerucut Vietnam, kaos, sumpit, lentera sutra, kipas, dan pernak-pernik rumah tangga lainnya. Lebih jauh ke dalam, ada bagian koper dan tas. Barangkali kalian butuh tas tambahan setelah khilaf belanja di sini. Hehehe.
Ada pula bagian pasar yang berisi penjaja makanan lokal. Buat kalian yang ingin mencicipi makanan autentik ala penduduk lokal Vietnam, di tempat ini kalian bisa membelinya. Sayangnya bagi kami para traveler muslim, karena kebanyakan menu tradisional Vietnam menggunakan daging dan kaldu babi, maka aula bagian makanan ini terpaksa kami skip.
Dengan berjalan kaki seharian ternyata banyak tempat yang bisa dijelajahi di Hoi An. Sebenarnya masih banyak rekomendasi tempat wisata di Hoi An yang saya datangi selama seharian walking tour mandiri di Hoi An. Tapi, matahari sudah mulai turun di peraduan. Malamnya kami kembali menikmati gemerlapnya lampion di tepian sungai Thu Bon. Kenangan traveling ke Vietnam pun menjadi semakin berkesan (EKW)
Enaknya kalo nginep di homestay adalah bisa masak sendiri yaa dan lebih aman pastinya. Vietnam eksotis sekali ya dan banyak yg bisa dilihat plus dinikmati di sana.
ReplyDeleteIya mbak. Ada beberapa homestay yang menyediakan dapur untuk masak. Buat kita para traveler muslim dapur ini penting soalnya agak susah mencari makanan halal di Vietnam.
DeleteSenang dapat referensi kayak gini jadi dapat pengalaman secara tidak langsung. Ditunggu info lainnya di Vietnam mbak.
ReplyDeleteSiap mbak. Sedang digodok tulisan selanjutnya tentang Vietnam. Ditunggu ya...
DeleteSerunya kalau bisa mengekspor sebuah kota jadinya bisa menemukan hidden gem di Kota tersebut
ReplyDeleteIya kak. Makanya saya suka blusukan masuk gang-gang dan jalan kaki seharian biar bisa menikmati kota ala orang lokal dan syukur-syukur bisa menemukan hidden gem yang unik.
DeleteKota tua Hoi An ini terlihat sangat familiar yaa..
ReplyDeleteAgak mirip Bali gak sii, ka?
Seneng jalan-jalan ke kota yang memiliki nilai historis bagi Vietnam.
Agak beda dari Bali sih. Hoi An itu lebih ke wisata kota tuanya dengan warna-warna bangunannya yang cenderung menggunakan warna cerah seperti kuning dan merah.
DeleteCantik sekali ya nginep di Homestay di Vietnam ini karena suasananya jauh berbeda dan membuat kita mengalami pengalaman budaya yang unik. Termasuk pengalaman mencari makanan halal karena di sana cukup sulit didapatkan
ReplyDeleteIya kak. Menginap di Homestay di Vietnam bisa jadi pengalaman traveling dan budaya yang menyenangkan. Makanan halal di Vietnam memang rada sulit tapi bisa diakalin dengan membawa bekal atau ke restoran vegan yang lebih mudah ditemui.
Delete