Menelusuri Tempat Wisata Sejarah di Kota Palopo

Setelah blusukan di Kabupaten Luwu Utara demi bisa berendam di tempat pemandian air panas Pincara, kini saatnya kembali ke tengah kota dan menikmati destinasi wisata sejarah yang ada di kota dengan julukan kota Idaman (Indah, Damai dan Nyaman) ini. 

tempat wisata di kota Palopo, Sulawesi Selatan

Tentang Kota Palopo

Kota Palopo adalah sebuah kota yang terletak di Provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia. Sebagai salah satu kota tertua di wilayah tersebut, Palopo memiliki sejarah yang kaya dan beragam budaya. Kota ini dulunya adalah ibu kota dari Kerajaan Luwu, yang merupakan salah satu kerajaan besar di Sulawesi Selatan sebelum masa penjajahan.

Palopo sebelumnya berstatus daerah administratif sejak 1986 dan merupakan bagian dari Kabupaten Luwu. Pada tahun 2002, wilayah ini kemudian berubah menjadi kotamadya. Kota Palopo memiliki luas wilayah 247,52 kilometer persegi atau sama dengan 0,39% dari luas wilayah provinsi Sulawesi Selatan. Jumlah penduduknya mencapai 184.681 jiwa.

Secara geografis, Palopo berada di pesisir timur Sulawesi dan memiliki akses langsung ke Teluk Bone. Hal ini membuat kota ini memiliki pemandangan pantai yang indah serta menjadi pusat perdagangan dan pelabuhan penting di kawasan tersebut. Dengan populasi yang cukup beragam, Palopo juga dikenal dengan keramahtamahan penduduknya serta keanekaragaman budaya dan tradisi yang masih dijaga hingga kini.

Cara Menuju Ke Kota Palopo dari Makassar

Buat kalian yang berada di luar provinsi Sulawesi Selatan, maka kalian harus terlebih dahulu traveling menuju ke Kota Makassar. Setelah itu, untuk menuju Kota Palopo dari Makassar, ada beberapa pilihan transportasi yang bisa kalian gunakan:

  • Menggunakan Kendaraan Pribadi atau Sewa Mobil

Rute paling umum adalah dengan melalui Jalan Trans-Sulawesi. Perjalanan ini memakan waktu sekitar 7-9 jam tergantung kondisi lalu lintas dan kecepatan kendaraan.

Dari Makassar, kalian akan melewati beberapa kota seperti Maros, Pangkajene, Barru, Parepare, dan Pinrang sebelum sampai di Palopo.

  • Menggunakan Bus

Ada beberapa perusahaan bus yang melayani rute Makassar-Palopo. Kalian bisa naik bus dari Terminal Daya di Makassar. Perjalanan Bus biasanya memakan waktu sekitar 9-10 jam untuk sampai ke Palopo.

Jadwal keberangkatan bus bisa berbeda-beda, jadi disarankan untuk memeriksa jadwal terlebih dahulu.

  • Menggunakan Pesawat

Meskipun Palopo tidak memiliki bandara komersial sendiri, kalian bisa terbang ke Bandara Lagaligo di Bua, Kabupaten Luwu, yang berjarak sekitar 30 km dari Kota Palopo.

Dari Bandara Sultan Hasanuddin di Maros, kalian bisa naik pesawat ke Bandara Lagaligo. Perjalanan udara dengan pesawat ini akan memakan waktu sekitar 1 jam.

Bandara di provinsi Sulawesi Selatan
Bandara Lagaligo Bua di Kabupaten Luwu, sekitar 30 km dari Kota Palopo

Setelah tiba di Bandara Lagaligo, kalian bisa melanjutkan perjalanan ke Palopo dengan taksi atau kendaraan sewaan, yang memakan waktu sekitar 1 jam.

  • Menggunakan Travel atau Shuttle

Ada juga layanan travel atau shuttle yang melayani rute Makassar-Palopo. Layanan ini biasanya lebih cepat dan nyaman dibandingkan bus. Perjalanan dengan travel atau shuttle biasanya memakan waktu sekitar 8-9 jam.

Kalian bisa memesan layanan travel ini lewat travel agen perjalanan atau memesannya secara online.

Pastikan untuk mempersiapkan perjalanan dengan baik, termasuk membawa bekal makanan dan minuman, serta memastikan kondisi kendaraan dalam keadaan baik jika kalian menggunakan kendaraan pribadi.

Rekomendasi Tempat Wisata Sejarah di Kota Palopo

Ini dia beberapa rekomendasi tempat wisata sejarah di Kota Palopo

1. Masjid Jami Tua Palopo

Masjid Jami Tua Palopo adalah salah satu masjid tertua dan paling bersejarah di provinsi Sulawesi Selatan. Dibangun pada tahun 1604 oleh Datu Luwu XVI, Pati Pasaung Toampanangi Sultan Abdullah Matinroe, masjid ini menjadi saksi bisu dari sejarah panjang penyebaran Islam di wilayah Luwu dan sekitarnya. 

Arsitektur Masjid Jami Tua Palopo mencerminkan perpaduan gaya tradisional Bugis dan pengaruh arsitektur Islam klasik, dengan atap bertingkat tiga dan ornamen-ornamen khas yang menghiasi setiap sudut bangunan. Meskipun sudah berusia lebih dari empat abad, masjid ini masih berdiri kokoh dan tetap digunakan sebagai tempat ibadah serta pusat kegiatan keagamaan oleh masyarakat setempat.

Selain nilai sejarah dan arsitekturnya yang unik, Masjid Jami Tua Palopo juga memiliki nilai budaya yang tinggi. Di masjid ini, pengunjung bisa melihat berbagai peninggalan bersejarah seperti mimbar kayu yang dipahat dengan indah, serta beberapa manuskrip kuno yang masih terjaga dengan baik. 

Masjid ini juga sering menjadi tujuan wisata religi bagi wisatawan yang ingin mengetahui lebih dalam tentang sejarah Islam di Sulawesi Selatan. Keberadaan Masjid Jami Tua Palopo tidak hanya menjadi simbol keagamaan, tetapi juga menjadi bukti kekayaan budaya dan sejarah yang dimiliki oleh Kota Palopo.

2. Istana Datu Luwu

Museum Istana Datu Luwu atau Istana Langkanae Luwu  terletak di jalan Landau No. 18, Batupasi, Kota Palopo. Istana Datu Luwu ini juga biasa disebut dengan Istana Raja Luwu. Istana Datu luwu didirikan pada tahun 1922 oleh Andi Jemma, Datu ke XXXIII, Raja Luwu terakhir. Istana ini merupakan kediaman resmi dari Datu Luwu, penguasa Kerajaan Luwu yang merupakan salah satu kerajaan tertua dan paling berpengaruh di provinsi Sulawesi Selatan. 

tempat wisata di Palopo, Sulawesi Selatan

Istana Datu Luwu mencerminkan arsitektur tradisional Bugis-Makassar dengan tiang-tiang kayu besar dan atap berbentuk limas. Selama berabad-abad, istana ini telah menjadi pusat pemerintahan, kebudayaan, dan kegiatan keagamaan di wilayah Luwu.

Selain sebagai tempat tinggal kerajaan, Istana Datu Luwu juga menyimpan banyak peninggalan bersejarah seperti senjata tradisional, pakaian adat, dan artefak-artefak lain yang memiliki nilai budaya tinggi. Istana ini sering dikunjungi oleh wisatawan yang tertarik dengan sejarah dan budaya lokal, serta oleh para peneliti yang ingin mempelajari lebih dalam tentang Kerajaan Luwu. 

Di sekitar istana, terdapat juga berbagai bangunan pendukung yang menunjukkan tata kehidupan dan pemerintahan kerajaan di masa lalu. Keberadaan Istana Datu Luwu tidak hanya penting dari segi sejarah, tetapi juga menjadi simbol identitas dan kebanggaan masyarakat Palopo dan Sulawesi Selatan secara umum.

3. Gereja Pniel 

Gereja PNIEL Palopo terletak di Jalan Opu To Sappaile, Kelurahan Boting, Kecamatan Wara, Kota Palopo. Gereja ini berdiri di tengah-tengah kota. Gereja PNIEL didirikan pada masa kolonial Belanda tahun 1920, awalnya dibawa oleh misionaris Zending yaitu sebuah organisasi yang bergerak dalam penyebaran ajaran kristen Protestan.

tempat wisata di Palopo, Sulawesi Selatan

Bangunan Gereja Pniel dulunya memiliki atap sirap yang terbuat dari kayu, namun karena sudah usang dan lapuk, pihak majelis gereja pun memutuskan untuk menggantinya. Meskipun atapnya telah diperbarui, keaslian bangunan gereja masih terlihat kokoh dengan pondasi batu kali dan dinding yang sebagian besar juga terbuat dari batu kali. Hal ini menunjukkan kekuatan dan ketahanan struktur bangunan yang telah berdiri lama.

Gereja Pniel terdiri atas tiga ruang utama. Di bagian barat terdapat konsistory, tempat persiapan pelayanan gereja. Ruang umat yang terletak di tengah mencakup mimbar, bangku jemaat, dan lampu kristal yang menggantung di tengah ruangan. Selain itu, terdapat balkon yang juga berfungsi sebagai menara, berisi lonceng di sebelah timur. Struktur ruangan ini menunjukkan perencanaan yang matang dalam mendukung berbagai aktivitas gereja dan menciptakan lingkungan yang khusyuk untuk ibadah.

Ketiga tempat wisata sejarah di Palopo ini menjadi andalan pariwisata sejarah dan budaya di Kota berjuluk Kota Idaman (Indah, Daman dan Nyaman) ini. Berikutnya saya akan menikmati keindahan alam Air Terjun Latuppa di Kota Palopo. (EKW)


Comments

  1. pengen bisa explore kota-kota di Sulawesi Selatan, masalahnya cutinya yang agak susah.
    Ternyata jarak makasar ke Palopo lumayan juga ya kalau ditempuh jalan darat.
    aku penasaran sama museum BJ Habibie, duh ini di kota apa dah lupa aku. Tiap kota di Sulawesi Selatan punya keunikan wisata budaya masing-masing, jadi pengen tau secara langsung

    ReplyDelete

Post a Comment